Survei OJK: Dari 100 Orang Baru 38 yang Paham Produk Jasa Keuangan
Merdeka.com - Hasil survei yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan soal inklusi dan literasi keuangan menemukan bahwa dari 100 orang Indonesia baru 38 yang benar-benar memahami produk jasa industri keuangan.
"Indeks literasi keuangan baru 38 persen dan indeks inklusi keuangan mencapai 76 persen pada 2019," kata Kepala OJK Sumbar Misran Pasaribu dikutip dari Antara Padang, Senin (2/11).
Menurut dia, saat ini dari 100 orang Indonesia sebanyak 76 telah menggunakan produk layanan jasa keuangan mulai dari tabungan, deposito, pernah beli saham, punya asuransi dan lainnya. Angka indeks literasi dan inklusi keuangan di Indonesia mengalami peningkatan dibandingkan 2016 yang ketika itu untuk literasi baru 29 persen dan inklusi 67 persen.
Dia mengakui kondisi ini memang belum optimal sehingga OJK senantiasa meningkatkan upaya sosialisasi dan edukasi soal produk jasa industri keuangan agar literasi meningkat.
Misran menilai peningkatan inklusi keuangan akan efektif membantu pemulihan ekonomi nasional karena semakin banyak orang menggunakan produk jasa layangan keuangan dengan teknologi yang ada.
Salah satu yang digelar OJK adalah bulan inklusi keuangan yang merupakan kampanye masif soal produk layanan keuangan hingga sosialisasi tabungan untuk pelajar, katanya.
Tahun yang Berat
Dia mengakui tahun ini merupakan tahun yang berat bagi bangsa Indonesia akibat pandemi Covid-19. OJK dan industri keuangan tetap berupaya meningkatkan inklusi dan mendorong pemanfaatan jasa keuangan masyarakat.
Pada kesempatan itu OJK juga menyerahkan bantuan senilai Rp1,4 miliar untuk penanggulangan Covid-19 di Sumbar yang diserahkan kepada Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Unand diterima langsung secara simbolis oleh Rektor Unand Prof Yuliandri.
Sementara Gubernur Sumbar Irwan Prayitno menyampaikan pihaknya telah mengeluarkan edaran terkait sosialisasi inklusi keuangan di kalangan pelajar untuk menabung.
"Targetnya satu pelajar satu rekening, terutama untuk siswa SMA," kata dia.
Gubernur menilai kebiasaan menabung perlu dipupuk sejak kecil sehingga menjadi solusi biaya pendidikan hingga kesehatan di masa depan.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan mencapai angka peningkatan indeks literasi keuangan yaitu 65 persen dan inklusi keuangan 93 persen pada 2027.
Baca SelengkapnyaIni sebagai upaya OJK memperkuat upaya pelindungan konsumen di sektor jasa keuangan.
Baca SelengkapnyaJumlah pengaduan konsumen terkait sektor jasa keuangan yang diterima YLKI mencapai 38,20 persen pada 2023.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ogi menuturkan, pengawasan khusus dilakukan dengan tujuan agar perusahaan dapat memperbaiki kondisi keuangannya untuk kepentingan pemegang polis.
Baca SelengkapnyaOptimistis tersebut juga ditopang dengan dukungan dari sisi permodalan bank yang kuat.
Baca SelengkapnyaAsosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) merilis hasil survey internet Indonesia 2024.
Baca SelengkapnyaSalah satunya kondisi suku bunga yang masih di level tinggi, walaupun di proyeksikan tidak akan naik lagi.
Baca SelengkapnyaPer Februari 2024 aset industri Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun (PPDP) mencapai Rp 1.130,05 triliun atau naik 2,08 persen secara tahunan (yoy).
Baca SelengkapnyaOtoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan syariah.
Baca Selengkapnya