Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pemerintah Kompak Tolak Permintaan China Jadikan APBN Jaminan Utang Kereta Cepat

Pemerintah Kompak Tolak Permintaan China Jadikan APBN Jaminan Utang Kereta Cepat Jokowi tinjau Kereta Cepat Jakarta-Bandung di Stasiun Tegalluar. ©Liputan6.com/Herman Zakharia

Merdeka.com - China bersikeras meminta Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) menjadi penjamin pinjaman utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB). Mengingat Pemerintah RI dan China sepakat menambah cost overrun sebesar USD1,2 miliar atau sekitar Rp18 triliun untuk proyek kereta cepat tersebut.

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Kementerian Keuangan, Suminto mengatakan Kementerian Keuangan akan mengikuti arahan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan. Mengingat koordinasi terkait proyek kereta cepat berada dibawah kendali Luhut.

"Lead negotiator-nya Kemenko Marinves," kata Suminto kepada merdeka.com, Jakarta, Jumat (14/4).

Orang lain juga bertanya?

Dia mengatakan, pihaknya bersama kementerian lain akan terus berkoordinasi terkait permintaan tersebut. Mereka adalah Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi dan Kementerian BUMN.

"Tentunya pandangan Kemenko Marinves, Kemenkeu, dan Kementerian BUMN telah sejalan karena kami terus berkoordinasi bersama," kata dia.

Belum Dikabulkan

Sejauh ini, permintaan China belum juga dikabulkan Pemerintah RI. Beberapa waktu lalu Luhut menegaskan APBN tidak bisa menjadi penjamin proyek kereta cepat yang dikerjakan China.

"Memang masih ada masalah psikologis ya, jadi mereka (China) maunya (penjaminnya) dari APBN," kata Luhut dikutip Rabu, (12/4).

Sebaliknya, Luhut menyarankan agar penjaminan dilakukan oleh PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII) sebagai Badan Layanan Umum (BLU) pemerintah.

"Kami dorong melalui PT PII karena ini struktur yang baru dibuat pemerintah Indonesia sejak 2018," kata Luhut.

Jaga Kesehatan APBN

Direktur Eksekutif Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menegaskan APBN harus dijauhkan dari hal tersebut demi menjaga kesehatannya. 

"Harusnya APBN itu dijauhkan dari agunan pinjaman kereta cepat karena APBN ini entitas terpisah," kata Bhima saat dihubungi merdeka.com, Jakarta, Kamis (13/4). 

Bhima menjelaskan penggunaan APBN  sebagai penjaminan utang sangat rentan dan sulit dilakukan. Ada banyak instrumen dalam APBN mulai dari penerimaan pajak, pengelolaan defisit dan sebagainya. Tak hanya itu, penjaminan yang dilakukan APBN juga harus mendapatkan restu dari DPR-RI. 

"APBN ini ada banyak kaitannya dan harus mendapatkan persetujuan DPR," kata dia.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sempat Ditolak, Kini Pemerintah Jadikan APBN Sebagai Jaminan Utang Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Sempat Ditolak, Kini Pemerintah Jadikan APBN Sebagai Jaminan Utang Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Komite Kereta Cepat Jakarta-Bandung tetap meminta Kementerian BUMN untuk membuat skema pengawasan keuangan di tubuh PT KAI.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Jelaskan APBN Jadi Jaminan Proyek Kereta Cepat: Cara Pembiayaan Kreatif
Pemerintah Jelaskan APBN Jadi Jaminan Proyek Kereta Cepat: Cara Pembiayaan Kreatif

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) meminta masyarakat tidak khawatir APBN jadi jaminan untuk proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Baca Selengkapnya
Muncul Isu Penyetopan Utang Kereta Cepat Jika Indonesia Tak Beli KRL dari China, KAI Beri Penjelasan Begini
Muncul Isu Penyetopan Utang Kereta Cepat Jika Indonesia Tak Beli KRL dari China, KAI Beri Penjelasan Begini

Proses pengadaan impor tiga rangkaian KRL baru asal China tersebut dilakukan sesuai aturan yang berlaku tanpa ada tekanan dari pihak manapun.

Baca Selengkapnya
Pakai Dana APBN, PT PII Siap Jamin Utang Kereta Cepat Whoosh
Pakai Dana APBN, PT PII Siap Jamin Utang Kereta Cepat Whoosh

Besaran penjaminan akan disesuaikan dengan kemampuan keuangan PT PII.

Baca Selengkapnya
Alasan Pemprov DKI Tak Akusisi PT KCI
Alasan Pemprov DKI Tak Akusisi PT KCI

Pihaknya sudah mendapatkan tiga kajian untuk mengakuisisi KCI.

Baca Selengkapnya
Daftar 20 BUMN yang Dapat Suntikan Modal Tunai dan Non Tunai
Daftar 20 BUMN yang Dapat Suntikan Modal Tunai dan Non Tunai

Penyertaan modal negara ini akan melibatkan BPK untuk memastikan akuntabel kinerja BUMN.

Baca Selengkapnya
Telat Bangun Akses Jalan Kereta Cepat, Erick Thohir: Yang bikin Karawang, Tegalluar, Saha?
Telat Bangun Akses Jalan Kereta Cepat, Erick Thohir: Yang bikin Karawang, Tegalluar, Saha?

Menteri BUMN Erick Thohir menekankan, tahap awal operasional Kereta Cepat Jakarta Bandung hanya melayani tiga stasiun saja.

Baca Selengkapnya
KAI Dapat Suntikan Modal Rp2 Triliun tapi DPR Minta Ini
KAI Dapat Suntikan Modal Rp2 Triliun tapi DPR Minta Ini

Pemerintah perlu menyampaikan roadmap perkeretaapian Indonesia tentang kebutuhan transportasi penduduk.

Baca Selengkapnya
Kereta Cepat Jakarta-Bandung Dituding Rugikan WIKA hingga Rp7,2 Triliun, Begini Penjelasan KCIC
Kereta Cepat Jakarta-Bandung Dituding Rugikan WIKA hingga Rp7,2 Triliun, Begini Penjelasan KCIC

PT KCIC membantah proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung membuat PT Wika merugi hingga Rp7,2 triliun.

Baca Selengkapnya
Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Dicoret dari PSN, Ini Alasannya
Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Dicoret dari PSN, Ini Alasannya

Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya dicoret dari PSN. Salah satunya karena belum memperoleh pembiayaan yang jelas.

Baca Selengkapnya
Penyelesaiaan Restrukturisasi BUMN Karya hingga Kereta Cepat jadi Prioritas Wamen Rosan Roeslani
Penyelesaiaan Restrukturisasi BUMN Karya hingga Kereta Cepat jadi Prioritas Wamen Rosan Roeslani

Rosan ingin menyelesaikan program restrukturisasi BUMN Karya hingga proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB).

Baca Selengkapnya
Erick Thohir Bakal Terbang ke China, Cari Investor Kereta Cepat Jakarta-Surabaya
Erick Thohir Bakal Terbang ke China, Cari Investor Kereta Cepat Jakarta-Surabaya

Pemerintah berencana membangun kereta cepat Jakarta-Surabaya.

Baca Selengkapnya