Mendag Enggar nilai tarif impor Trump tidak berdampak besar ke ekonomi RI
Merdeka.com - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan kebijakan pengenaan bea masuk baja dan aluminium oleh pemerintah Amerika Serikat (AS) tidak akan berdampak signifikan terhadap perekonomian Indonesia.
"Itu sebenarnya dampaknya secara langsung tidak terlalu besar, karena impor kita besar dari China," ungkapnya di sela-sela acara Jakarta Food Security Summit 4, di JCC, Jakarta, Jumat (9/3).
Menurutnya yang lebih penting dilakukan adalah mendorong industri hilir baja dalam negeri agar semakin berkembang. "Persoalan kita adu cepat untuk industri hilirnya kita dorong," imbuhnya.
Selain itu, pengetatan pengawasan barang yang masuk mesti harus terus ditingkatkan. Dengan sistem pemeriksaan post border tentu pengawasan harus lebih baik lagi. "Kedua adalah arus barang masuk apalagi pemeriksaannya post border, sakit kepala kita," tandas dia.
Seperti diketahui, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump resmi menandatangani aturan bea masuk 25 persen untuk baja dan 10 persen untuk aluminium. Aturan ini efektif berlaku dalam 15 hari ke depan.
Dilansir dari CNBC, Jumat (9/3), penandatanganan yang dilakukan di Roosevelt Room Gedung Putih ini mengecualikan Kanada dan Meksiko. Sebab, kedua negara ini dalam proses negosiasi NAFTA dengan AS.
"Industri baja dan aluminium sangat vital untuk Amerika. Tanpa baja, tidak ada Amerika," ujarnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beras Impor 500.000 Ton Masuk Indonesia Mulai Januari 2024, Asalnya dari Thailand dan Pakistan
Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi memaparkan, proses importasi beras ini masih berasal dari negara-negara langganan Indonesia.
Baca SelengkapnyaJokowi soal Harga Beras Naik: Bukan Cuma di Negara Kita, Negara Lain juga Mengalami
Jokowi mengaku sudah memerintahkan Direktur Utama Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk mencari beras dengan harga murah.
Baca SelengkapnyaJokowi: Harga Beras Turun Saya Dimarahi Petani, Kalau Naik Dimarahi Ibu-ibu
Jokowi mengaku tak mudah bagi pemerintah mengelola pangan untuk masyarakat Indonesia yang jumlah penduduknya mebcapai 270 juta orang.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global
Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaLusa, Presiden Jokowi Resmikan Pabrik Bahan Peledak di Kalimantan Timur
Pabrik ini mampu memproduksi sekitar 75 ribu ton bahan peledak setiap tahunnya.
Baca SelengkapnyaJokowi Akui Banyak Pelaku Bisnis Khawatir Politik Indonesia Panas Jelang Pemilu 2024
Jokowi bersyukur karena pelaksanaan pemilihan umum 2024 berjalan lancar. Jokowi menargetkan arus modal masuk dan investasi kembali masuk ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaPemerintah Izinkan Lagi Bulog Impor Beras 1,6 Juta Ton di 2024, Ini Alasan Kemendag
Tambahan kuota impor ini jadi pelengkap izin impor sebanyak 2 juta ton yang sudah diproses lebih dahulu.
Baca SelengkapnyaKunjungi Fasilitas Pengolahan Sampah Jadi Bahan Bakar Pertama di Indonesia, Jokowi: Bisa Ganti Batu Bara 60 Ton per Hari
Selain pemanfaatan bahan bakar alternatif dari sampah perkotaan, SBI juga menerapkan ekonomi sirkular bagi masyarakat.
Baca SelengkapnyaTerungkap, Ini Alasan Pemerintah Setop Impor Jagung untuk Pakan Ternak
Arief menekankan bahwa prioritas utama pemerintah adalah mengutamakan produksi dalam negeri, terutama menjelang panen raya jagung.
Baca Selengkapnya