Holding BUMN maritim jadi obat ampuh tekan biaya logistik
Merdeka.com - Pembentukan BUMN maritim dinilai perlu diwujudkan, guna menekan tingginya biaya logistik Indonesia. Nantinya, dalam holding tersebut akan mengatur antar pelabuhan, perkapalan dan kawasan industri.
Direktur PT Pelindo II (Persero), Elvyn G Masassya mengatakan saat ini holding BUMN maritim masih dalam proses.
"Kita tentu belum bisa menyampaikan konkritnya karena masih dievaluasi langkah-langkah untuk holding maritim. Sedang didiskusikan lebih detail," ujar Elvyn di Menara Bidakara, Jakarta, Rabu (9/11).
Menurutnya, dengan cara penggabungan BUMN maritim dapat meningkatkan daya saing Indonesia dengan negara lain, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
"Dengan cara ini diharapkan ongkos bisa murah terjadi efisiensi. Saat ini bagaimana mengembangkan infrastruktur darat, karena cost logistik tidak hanya aspek laut tapi darat juga," ungkapnya.
Elvyn menjelaskan, harus ada sistem yang terintegrasi agar biaya logistik turun. Salah satunya, dengan menurunkan titik dalam supply chain. Sehingga nantinya setiap bagian harus saling terhubung port integrated, misalnya dari shipping line, aktivitas di pelabuhan, warehouse dan transportasi harus terbangun.
"Salah satunya aspek pelabuhan, dimana titik supplay chain itu tidak bisa sendiri-sendiri tapi harus linked," ungkapnya.
Sebagai informasi, hingga akhir 2016, Kementerian BUMN menargetkan 7 holding BUMN yang dapat direalisasikan, ada dua tambangan holding sejenis yaitu holding BUMN pangan dan holding BUMN maritim.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Siapkan Armada Darat Hingga Laut, Patra Logistik Distribukan BBM Satu Harga ke Wilayah 3T Krayan
“Kami telah memiliki pengelolaan armada darat, laut dan udara yang siap medukung distibusi BBM diseluruh penjuru wilayah Indonesia."
Baca SelengkapnyaIndonesia Kembali Impor Beras di 2024, Jumlahnya 2 Juta Ton
Upaya Bulog untuk mendatangkan impor beras kali ini akan jauh lebih mudah dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca SelengkapnyaMeski Berhubungan Baik, Indonesia Tak Pernah Impor BBM dari Iran, Ini Alasannya
Pemerintah akui memiliki hubungan baik dengan Iran tapi tak pernah impor BBM dari negara Timur Tengah tersebut.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Berkaca dari China, Nasib Indonesia Jadi Negara Maju atau Tidak Ditentukan 2 Pilpres Selanjutnya
Adapun perhitungan ini didapatnya setelah berkaca dari China, yang butuh waktu 40 tahun untuk jadi negara dengan kekuatan ekonomi besar dunia.
Baca SelengkapnyaFenomena Baru, Banyak Pengusaha Indonesia Pilih Terjun ke Bisnis Kuliner Ketimbang Garap Sumber Daya Alam
Padahal, banyak jenis usaha atau bisnis yang bisa dikembangkan karena memiliki sumber daya yang luar biasa.
Baca SelengkapnyaWNI di Jepang Ceritakan Detik-Detik Terjadinya Gempa Dahsyat Magnitudo 7,4
Seorang WNI di Jepang menceritakan usai guncangan gempa, transportasi umum dihentikan
Baca SelengkapnyaPengembangan Ekonomi Hijau di Indonesia Belum Menggiurkan Buat Investor
Ekonomi hijau dinilai sebagai solusi dari sistem ekonomi eksploitatif yang selama ini cenderung merusak lingkungan.
Baca SelengkapnyaKisah Nasabah PNM Mekaar, Ambil Kredit Rp5 Juta Kini Bisa Ekspor Produk Hingga ke Malaysia dan Brunei Darussalam
Jokowi menegaskan, pembukaan akses tersebut yang perlu didorong pada UMKM. Sehingga menciptakan peluang-peluang pasar baru bagi produknya.
Baca SelengkapnyaBawa Industri Berkibar ke Kancah Internasional, Begini Harapan Pengusaha Logistik ke Presiden Selanjutnya
Menurut Akbar Djohan, pembenahan SDM (Sumber Daya Manusia) dalam industri logistik menjadi fokus penting.
Baca Selengkapnya