Benarkah Kerja Keras Tanpa Istirahat Jadi Satu-Satunya Faktor Kesuksesan?
Hustle culture adalah budaya yang membuat seseorang bekerja terlalu keras tanpa meluangkan sedikit waktu untuk beristirahat dan cenderung menjadikannya sebagai gaya hidup.
Hustle culture adalah budaya yang membuat seseorang bekerja terlalu keras tanpa meluangkan sedikit waktu untuk beristirahat dan cenderung menjadikannya sebagai gaya hidup.
Budaya kerja manipulatif (hustle culture) akhir-akhir ini dinilai sebagai tolak ukur kinerja atau produktivitas generasi muda. Sebab, saat ini pemikirinnya yaitu kesuksesan hanya dapat diperoleh dengan kerja keras.
Dilansir dari akun Youtube Hujan Tanda Tanya, Jumat (6/10), hustle culture sering disamakan dengan istilah over-work. Sayangnya, masih banyak orang-orang yang mengglorifikasi over-work, meski tahu dampak negatif yang didapat dari budaya kerja ini.
Merdeka.com
Beberapa perusahaan mempekerjakan karyawan dengan sangat keras karena ada target yang harus dicapai. Tidak sedikit perusahaan yang menuntut pekerjanya untuk tetap bekerja di hari libur dan membuat karyawannya tak memiliki waktu istirahat. Dalam kondisi ini, seseorang biasanya terpaksa melakukan hustle culture.
Sebenarnya, keinginan untuk meraih kesuksesan dengan bekerja keras tidak sepenuhnya salah. Namun, yang salah adalah pemahaman untuk melakukan pekerjaan tanpa istirahat dengan mengesampingkan aspek kehidupan lainnya, terutama kesehatan.
Dilihat dari dampaknya, hustle culture ini perlu dihindari. Seseorang harus mampu memperhatikan ritme dan durasi kerja yang seimbang agar tak terjebak dalam budaya kerja ini. Pemerintah juga harus bisa menindak tegas perusahaan yang melanggar hukum dan mempekerjakan karyawan secara berlebihan.
"Konsisten dan tekun. Dengan ini, sekecil apapun karya kita, kalau kita menghargai itu, tidak menutup kemungkinan karya itu akan jadi besar," ucap Agus.
Baca SelengkapnyaBanyak orang yang belum tahu apa yang harus dilakukan saat memulai bisnis.
Baca SelengkapnyaBerkat ketekunan Faris, dia berhasil mendapatkan banyak tawaran kerja meski dengan keterbatasan fisik.
Baca SelengkapnyaMenurut Erwin, 18 ton ayam potong per hari bukan jumlah yang besar untuk bisnis ini, tapi dia mengaku tetap bersyukur.
Baca SelengkapnyaSebelum menjalankan usaha kuliner hanya dari rumah, Dita pernah berjualan jilbab dan memiliki usaha marmer bersama suaminya.
Baca SelengkapnyaSelain untuk mencapai kebebasan finansial, membangun bisnis dapat menjamin pemasukan secara tetap ketika proyek hiburan semakin sepi.
Baca SelengkapnyaGojek menghadirkan layanan untuk membantu perusahaan menghadapi berbagai tantangan usaha.
Baca SelengkapnyaBerkat riset dan inovasi, Dinova Store masih terus bertahan hingga saat ini. Bahkan, Sri masih mampu menyediakan lapangan pekerjaan bagi anak muda.
Baca SelengkapnyaSimak perjalanan hidup Menteri Sosial Tri Rismaharini.
Baca Selengkapnya