10 Peneliti Negara OKI Belajar Teknologi Pembuatan Vaksin ke Biofarma
10 peneliti tersebut akan melakukan pelatihan sejak 18 September hingga 2 Oktober 2023 di Laboratorium Sentral Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Kabupaten Sumedang.
10 peneliti tersebut akan melakukan pelatihan sejak 18 September hingga 2 Oktober 2023 di Laboratorium Sentral Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Kabupaten Sumedang.
Bio Farma bersama Universitas Padjadjaran (Unpad) menerima 10 peneliti dari delapan negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) atau Organisation of Islamic Cooperation (OIC) untuk belajar mengenai teknologi pembuatan vaksin.
“Pelatihan ini adalah serangkaian yang diselenggarakan oleh kita untuk membawa negara-negara OKI agar mereka mempunyai kemampuan atau kapasitas dalam memproduksi vaksin,” kata Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan, Lucia Rizka dikutip dari Antara, Rabu (20/9).
Adapun peserta yang mengikuti kegiatan tersebut berasal dari negara anggota OKI. Mereka terdiri atas satu orang asal Iran, satu orang asal Malaysia, tiga orang Pakistan, satu orang dari Uganda, satu orang dari Kazakhstan, satu orang dari Bangladesh, satu orang dari Mesir, dan satu orang dari Yordania.
Lucia menjelaskan, melalui program COMSTECH OIC Fellowship Programme Center of Excellence for Halal Vaccine and Biotechnology, peserta magang dari berbagai negara tersebut akan diberikan ilmu mengenai pembuatan vaksin.
Menurut dia, 10 peneliti tersebut akan melakukan pelatihan sejak 18 September hingga 2 Oktober 2023 di Laboratorium Sentral Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Kabupaten Sumedang.
Direktur Medis dan Hubungan Kelembagaan PT Bio Farma, Sri Harsi Teteki mengatakan sebelum mengikuti pelatihan di Unpad, ke-10 peneliti tersebut telah mengikuti terlebih dahulu pelatihan mengenai pembuatan vaksin di Laboratorium Bio Farma selama dua pekan.
Sri mengatakan, dalam kurun waktu dua pekan tersebut, ke-10 telah diberi pembelajaran mengenai beberapa materi di antaranya, penelitian Virologi, pengembangan virus, perkembangan Biotechnology produk, pembuatan vaksin halal, pemanfaatan Internet of Things (IoT) untuk distribusi vaksin dan membuat vaksin terbaru dengan platform teknologi mRNA.
"Jadi pesertanya kalau di Biofarma belajar mengenai teknologi vaksin mulai dari awal pembuatan, produksi, pengujian mutu (Quality Control), jaminan mutu (Quality Assurance) sampai ke teknologi baru mRNA. Karena sebagian besar peserta itu basic nya memang dari dunia vaksin," kata Sri.
Pihaknya berharap pelatihan yang diberikan oleh Biofarma maupun Unpad di masa mendatang para peniliti tersebut bisa mempunyai pabrik vaksin di negara mereka masing-masing.
“Diharapkan sebetulnya tujuan akhirnya untuk negara-negara tersebut di masa mendatang akan mempunyai pabrik vaksin juga,” kata Sri Harsi Teteki.
Menurut Wamen, kolaborasi antara petani dan off taker perlu ditingkatkan untuk memastikan penyerapan kelapa berjalan dengan baik.
Baca SelengkapnyaKhusus nyamuk dari Salatiga, disebar atau diuji coba di Bandung dan Bontang.
Baca SelengkapnyaPenggugat menilai batas usia pensiun 60 tahun sekaligus sebagai bentuk penghargaan negara atas pengabdian yang telah dilakukan oleh prajurit TNI.
Baca SelengkapnyaPendidikan tiga Bacapres Indonesia perlu diketahui sebagai bahan pertimbangan untuk Pilpres 2024 mendatang.
Baca SelengkapnyaMahfud menegaskan keberpihakannya kepada lembaga pendidikan pondok pesantren.
Baca SelengkapnyaKorban diketahui mahasiswi Prodi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik. Dia merupakan pendatang yang berasal dari Padang Utara, Padang, Sumatera Barat.
Baca SelengkapnyaKemandirian energi masyarakat Ciptagelar sepatutnya bisa jadi contoh bagi desa-desa lain.
Baca SelengkapnyaLG Indonesia menyasar korporasi dan pendidikan dari produk baru yang diluncurkan dengan beragam teknologi layar terkini.
Baca SelengkapnyaNetralitas Polri terus diragukan berbagai pihak jelang Pemilu 2024. Wacana pembentukan Panitia Kerja (Panja) pengawasan netralitas TNI-Polri pun digulirkan.
Baca Selengkapnya