Pendiri Bank di Indonesia ini Punya Cucu Kini Jadi Capres, Dulu Pernah Berjuang Lawan Belanda dari Segi Ekonomi
Kisah pendiri bank sentral pertama di Indonesia yang merupakan kakek dari salah satu capres di Pemilu 2024.
Kisah pendiri bank sentral pertama di Indonesia yang merupakan kakek dari salah satu capres di Pemilu 2024.
Bagi sebagian orang mungkin masih asing ketika mendengar nama Margono Djojohadikoesoemo.
Dia adalah pendiri dari Bank Negara Indonesia (BNI). Margono dulu menginisiasi pendirian bank sentral pertama di Indonesia untuk melawan Belanda dari penjajahan ekonomi.
Margono adalah kakek dari salah satu calon presiden (capres) untuk Pemilu 2024 mendatang, yakni Prabowo Subianto.
Simak ulasan selengkapnya:
Raden Mas Margono Djojohadikoesoemo memiliki tiga orang anak laki-laki. Salah satu anaknya yang bernama Soemitro Djojohadikoesoemo merupakan ayah dari Prabowo Subianto.
Pada saat itu, Margono selaku Ketua Dewan Pertimbangan Agung berpendapat jika Indonesia perlu mendirikan bank sentral sendiri bukan hasil warisan dari bank asing.
Namun, Margono getol memperjuangkan gagasannya untuk mendirikan bank milik pemerintah sendiri.
Pemikiran tersebut didasarkan dengan kembalinya Belanda ke Indonesia yang disebut akan kembali menghidupkan De Javasche Bank (DJB) buatan negeri kincir angin tersebut.
Terlebih, pada saat itu DJB disebut hendak mencetak dan mengedarkan uang buatan Belanda untuk mengacaukan ekonomi Indonesia.
Karena wacana tersebut, Margono pun bergerak cepat dan meminta restu dari Presiden Soekarno dan wakilnya, Mohammad Hatta.
Tak perlu menunggu lama, berkat gagasan kakek dari Prabowo itu, pemerintah resmi mendirikan Bank Negara Indonesia (BNI) sebagai bank sentral berdasarkan Perpu No.2 tahun 1946.
Di masa awal berdiri, BNI harus bertempur melawan Belanda dari segi ekonomi karena adanya ekspansi DJB.
Pada saat itu, bisa dibilang jika BNI difungsikan sebagai ujung tombak pertempuran Indonesia dan Belanda di sektor ekonomi.
Modal awal dari pendirian BNI sendiri disebut berasal dari patungan rakyat. Margono pun ditunjuk sebagai Direktur Utama BNI.
Bank ini juga memiliki kantor di Kota New York, London, Seoul, Tokyo, Hong Kong, Singapura, Osaka, dan Amsterdam.
Margono Djojohadikusomo meninggal dunia pada tanggal 25 Juli 1978 di Jakarta. Jasadnya kemudian dikebumikan di pemakaman keluarga di Dawuhan, Banyumas, Jawa Tengah.
Banyak yang percaya kalau Bung Karno punya simpanan emas batangan dan rekening di Bank Swiss. Benarkah itu?
Baca SelengkapnyaIni menjadi salah satu poin yang dia sampaikan saat bertemu delegasi Asia Tenggara dalam KTT ASEAN di Jakarta.
Baca SelengkapnyaWakil Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Armand Hartono dikenal karena statusnya sebagai anak orang terkaya nomor 1 di Indonesia.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia buka lowongan kerja. Perhatikan jurusan yang dicari bank sentral.
Baca SelengkapnyaZuhri mengalami kecelakaan usai menghadiri kegiatan Bank Indonesia bersama Gubernur Riau Syamsuar
Baca SelengkapnyaMemilih pemimpin negara menjadi penting karena menjadi penentu masa depan bangsa dan negara.
Baca SelengkapnyaGubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memastikan, transaksi usaha mikro (UMI) di bawah Rp100.000 tidak akan kena biaya layanan QRIS.
Baca SelengkapnyaPresiden Bank Dunia Ajay Banga memulai kunjungan ke Indonesia selama 4 hari.
Baca SelengkapnyaDi tengah gejolak perekonomian dunia, ekonomi Indonesia mampu bertahan dengan didukung inflasi yang terkendali.
Baca Selengkapnya