Menyelami Keagungan Al-Qur`an Al-Akbar, Mushaf Terbesar di Dunia

Merdeka.com - Lembaran mushaf tersusun rapi setinggi 15 meter, hampir mencapai atap bangunan. Warna ukirannya begitu menawan, seluruh ruangan bernuansa cokelat kemasan. Al-Qur'an Al-Akbar menjadi wisata religi ternama dan menjadi ikon Kota Palembang. Al-Qur'an megah ini menjadi koleksi Pondok Pesantren Al Ihsaniyah. Lokasinya berada di Jalan Moh. Amin, Gandus, Kecamatan Gandus, Kota Palembang, Sumatera Selatan.
Sesuai namanya Al-Akbar yang berarti besar, ukuran Al-Qur'an ini begitu besar. Tulisan ayat suci ini tertuang dalam media papan kayu. Tiap lembar memiliki ketinggian 177 centimeter, lebar 140 centimeter, dan tebal kayu 2.5 centimeter. Jika digabungkan ketebalan mushaf Al-Akbar mencapai 9 meter, menyamai lebar sebuah rumah. Tak heran Museum Rekor Indonesia (MURI) menobatkannya sebagai Al-Qur'an terbesar dan terberat di dunia.
Baca juga: Allahu Akbar Artinya Allah Maha Besar Pahami Manfaat Dan Waktu
Desain dan kemegahannya begitu mengagungkan sebagai media menuangkan kalam ilahi. Ikon kota tertua di Indonesia ini begitu ramai dikunjungi sebagai sarana wisata religi.
Al-Qur`an Al-Akbar©2021 Merdeka.com/Hafiz Juliansyah
Selain berfoto, wisatawan lebih tenang dan merasa kagum. Menyelami keagungan mushaf terbesar di dunia yang ada di Palembang ini. Keindahan dengan nuansa warna keemasan begitu menawan. Keseluruhan bangunan ini memiliki nama resmi Bayt Al-Qur'an Al-Akbar dalam bahasa Indonesia berarti Rumah Al-Qur'an yang Besar.
Tak heran, Al-Qur'an Al-Akbar sering dijuluki Al-Qur'an raksasa. Total papan mushaf Al-Akbar berjumlah 630 halaman. Setiap lembar memiliki 2 muka halaman yang tersusun rapi pada rangka penyangga besi. Menjulang ke atas bak sebuah dinding raksasa dengan keindahannya.
Uniknya, tiap lembar yang terpasang pada rangka dapat diputar dan dibalik posisinya. Tujuannya untuk melihat bait ayat suci yang ada di sisi sebelah.
Al-Qur`an Al-Akbar©2021 Merdeka.com/Hafiz Juliansyah
Tiap huruf dan ayatnya juga dilengkapi dengan tajwid dan tanda baca. Saat membacanya benar-benar serupa dengan mushaf dari kertas yang biasa dipakai sehari-hari. Namun ukurannya lebih besar ratusan kali lipat dari mushaf pada umumnya.
Dimulai dari Surat Al-Fatihah dan terakhir Surat An-Naas lengkap dengan doa khataman. Jika ingin melihat urutannya, siapkan kaki yang kuat untuk menyusuri tiap bilik ruangan Bayt Al-Qur'an Al-Akbar. Total keseluruhan 30 juz terusun rapi memenuhi tiap bilik bangunan.
Warna keemasan dipilih karena menjadi warna khas Palembang. Terdapat nomor halaman yang memudahkan untuk mengurutkan tiap halaman. Pada ayat tiap halaman dibingkai dengan corak motif ukiran daun berwarna emas yang menawan.
Al-Qur`an Al-Akbar©2021 Merdeka.com/Hafiz Juliansyah
Ratusan lembar papan kayu Al-Qur'an Al-Akbar terbuat dari kayu tembesu. Terkenal dengan kayu yang kuat dan tahan lama. Tiap huruf dan ayatnya terukir dengan rapi di atas papan tembesu. Mushaf Al-Qur'an Al-Akbar begitu istimewa, pembuatannya sendiri memakan waktu 7 tahun.
Wisatawan dapat menyusuri ruangan 5.520 meter persegi dengan susunan halaman Al-Qur'an utama setinggi 15 meter. Tak heran, objek wisata religi ini mampu menampung hingga 7.750 wisatawan. Lembaran mushaf ditempatkan pada bangunan membentuk blok-blok ruangan.
Al-Qur`an Al-Akbar©2021 Merdeka.com/Hafiz Juliansyah
Perawatan kerap dilakukan untuk menjaga susunan Al-Qur'an Al-Akbar berdiri kokoh. Tiap lembaran juga kerap dibersihkan berkala dari debu dan kotoran yang menempel. Tak hanya sekedar untuk wisatawan, Bayt Al-Qur'an Al-Akbar juga menjadi pusat kegiatan keagamaan seperti tadarus, ceramah, hingga salat tarawih dan buka bersama ketika Bulan Ramadan.
Tiket masuknya begitu terjangkau, hanya dengan membayar Rp 20 ribu saja. Wisatawan dapat menyusuri kemegahan Bayt Al-Qur'an Al-Akbar. Fasilitas bioskop dengan film tema islami juga disediakan. Pengelola mengakui uang hasil tiket digunakan untuk kegiatan sosial pondok pesantren dan perawatan bangunan Bayt Al-Qur'an Al-Akbar.
(mdk/Ibr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya


Para Arkeolog Takut Membongkar Makam Kaisar China Berusia 2.200 Tahun, Ini Alasannya
Para arkeolog takut membongkar makam kaisar pertama China, Qin Shi Huang yang berumur 2.200 tahun.
Baca Selengkapnya


Ingin Cepat Diberi Keturunan, Begini Potret Kedekatan Angga Wijaya dengan 2 Putri Sambungnya
Angga Wijaya berharap cepat diberi keturunan dari pernikahannya dengan Nurul Kamaria atau akrab disapa Anna, meski sang istri sudah memiliki dua anak.
Baca Selengkapnya


Momen Ariel Peluk Alleia di Atas Panggung, Sang Anak 'Basah Banget'
Alleia sempat protes lantaran tubuh sang papa dipenuhi keringat.
Baca Selengkapnya


Peneliti Dibikin Bingung, Mayat Pria Ini Tiba-Tiba Berubah Jadi Mumi Hanya dalam 16 Hari
Mumifikasi alami adalah proses yang memerlukan waktu dan biasanya memakan waktu beberapa minggu hingga 6-12 bulan.
Baca Selengkapnya


Ilmuwan Temukan 1.700 Lempengan Kuno Berisi Kalimat Kutukan yang Mirip dengan Kitab Wahyu, Begini Bunyinya
Temuan ini merupakan hasil proyek penelitian Universitas Johannes Gutenbreg Mainz (JGU) di Jerman.
Baca Selengkapnya

Mengenal Tradisi Miyos Gongso Keraton Yogyakarta, 2 Gamelan Pusaka Keluar dari Ruang Penyimpanan
Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat atau Keraton Yogyakarta menggelar rangkaian hajad dalem Sekaten.
Baca Selengkapnya

Keunikan Kertas Daluang, Dulu Jadi Media Tulis Masyarakat Yogyakarta
Pemanfaatan kertas ini sudah berkembang di era pra-Islam
Baca Selengkapnya

CEK FAKTA: Hoaks Video Yogyakarta Dihantam Tsunami
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan.
Baca Selengkapnya

Ganjar Pranowo Ngaku Pernah Ditolak Perempuan di Tempat Paling Romantis saat Kuliah
Hanya Siti Atiqoh Supriyanti yang mau menerima Ganjar dan bersedia menjadi istrinya.
Baca Selengkapnya

Gelap Mata Pemuda Cabul di Palembang Begal Payudara Nenek-Nenek, Modusnya Tanya Alamat
Pelaku lantas berhenti dan pura-pura menanyakan sebuah alamat. Begitu korban menjawab, pelaku meremas payudaranya lalu tarik gas.
Baca Selengkapnya

Ditetapkan Jadi Warisan Budaya UNESCO, Ini Makna dan Sejarah di Balik Sumbu Filosofi Jogja
Sumbu Filosofi Jogja pertama kali dicetuskan oleh Pangeran Mangkubumi, sang pendiri Kota Jogja.
Baca Selengkapnya

Menikmati Lezatnya Nasi Minyak, Makanan Khas Palembang Mirip Kuliner Timur Tengah
Makanan ini biasa dihidangkan saat acara penyambutan tamu-tamu besar yang berkunjung ke Kesultanan Palembang Darussalam.
Baca Selengkapnya