Israel Jadi Biang Kerok Serangan Siber GPS Pesawat yang Masuk Wilayah Timur Tengah
Ternyata diduga Israel yang "menyadap" GPS pesawat komersial yang lewat di Timur Tengah.

Ternyata diduga Israel yang "menyadap" GPS pesawat komersial yang lewat di Timur Tengah.

Israel Jadi Biang Kerok Serangan Siber GPS Pesawat yang Masuk Wilayah Timur Tengah
Di Timur Tengah tercatat terjadi peningkatan serangan yang mengkhawatirkan terhadap sistem GPS, terutama bagi penerbangan komersial dan jet di wilayah Irak-Iran.
Serangan siber ini telah mencapai titik di mana avionik pesawat terpengaruh, mengganggu semua sistem elektronik di pesawat.

Dampaknya, sejumlah pesawat yang melintas di wilayah tersebut mengalami kegagalan sistem navigasi secara menyeluruh. Bahkan, dalam kasus yang paling parah, sebuah pesawat hampir masuk ke wilayah udara Iran tanpa izin.
Salah satunya adalah peneliti dari University of Texas, Austin, Amerika Serikat.
Hasil penyelidikan mereka menunjukkan bahwa pesawat yang terkena sinyal spoofing sepenuhnya ‘tertangkap” oleh data GPS yang korup.
Data korup ini berhasil merusak sistem navigasi inersial (INS) cadangan pada pesawat-pesawat tersebut.
Direktur laboratorium radionavigasi UT Austin, Todd E. Humphreys, menggunakan data dari satelit orbit rendah Bumi (LEO) untuk mencari asal-muasal sinyal ini. Hasilnya, berdasarkan berbagai pengukuran satelit perangkat spoofing terdeteksi berada di pinggiran timur kota Tehran, Iran.

Penelitian lebih lanjut mengindikasikan adanya sumber baru dari GPS spoofing yang berasal dari Israel. Tim Humphreys menemukan sinyal "chirp jammer", sebuah perangkat yang berupaya mengganggu atau memblokir sinyal GPS dan navigasi lainnya.
Diduga, aktivitas ini berasal dari Israel Defense Forces (IDF) dengan tujuan menghambat penggunaan misil dan roket presisi oleh Hizbullah, organisasi dari Lebanon.

Dampak serangan spoofing ini sangat serius, menyebabkan kebingungan pada pesawat yang terpengaruh. Pilot kehilangan orientasi dan terpaksa bergantung pada arahan langkah demi langkah dari kontrol lalu lintas udara.
Serangan siber berhasil mengakali sistem navigasi pesawat, menyebabkan informasi posisi yang salah pada autopilot, perhitungan bahan bakar, jarak, dan sistem visi sintetis.

Oleh karena itu, pengembangan sistem pesawat harus memasukkan pertimbangan terhadap potensi serangan, termasuk taktik cerdik dari penyerang spoofing.
Sementara itu, para pemimpin industri penerbangan berencana untuk mengadakan pertemuan pada bulan Januari 2024 mendatang guna membahas masalah serius ini dalam upaya mencari solusi yang tepat.