Ilmuwan Wanita Ini Jadi ‘Korban’ Penelitiannya Sendiri Demi Selamatkan Umat Manusia
Dia punya peran penting kala perang dunia pertama berlangsung.
Dia punya peran penting kala perang dunia pertama berlangsung.
Sejak 1901 hingga 2022, tercatat sebanyak 61 kali wanita mendapatkan penghargaan Nobel Prize dan Sveriges Riksbank Prize dalam Ilmu Ekonomi. Penghargaan bergengsi ini ditujukan untuk mengenang Alfred Nobel. Dari banyak penghargaan Nobel Prize yang diberikan kepada wanita, hanya satu perempuan yang dianugerahi dua kali. Dia adalah Marie Curie. Marie Curie dihadiahkan nobel ini untuk kategori fisika. Nobel fisika pertamanya didapatkan pada 1903 dan kedua adalah Nobel Fisika 1903 in Chemistry 1911.
Marie Curie adalah seorang ahli fisika dan kimia yang menjadi wanita pertama memenangkan hadiah Nobel. Bersama suaminya Pierre, dia menemukan dua elemen: polonium dan radium. Dia juga melakukan penelitian perintis ke dalam radioaktif.
Maria lahir di Warsawa pada 7 November 1867. Kemudian ia pindah ke Paris pada tahun 1891 untuk belajar fisika, kimia, dan matematika di Universitas Paris. Di kampus ini, ia memperoleh dua gelar dan menjadi pengajar pada malam hari. Di sana dia bertemu Pierre Curie, yang bekerja satu kampus. Mereka saling jatuh cinta dan akhirnya menikah pada 1895.
Begitu cintanya pada ilmu fisika, pasangan itu mendirikan laboratorium bersama di ruang bawah tanah, membangun peralatan mereka sendiri untuk eksperimennya.
Singkat cerita pada Juli itu, Marie dan Pierre mengumumkan penemuan unsur polonium. Tapi itu masih belum menjelaskan semua radiasi yang terlihat di bijih-bijih uranium. Kemudian, pada 26 Desember, mereka mengumumkan penemuan unsur baru kedua yakni radium. Marie membutuhkan waktu 12 tahun lagi sebelum dia dapat mengisolasi radium logam murni dari bijih-bijih uranium dan secara definitif membuktikan keberadaannya.
Karya pasangan itu tentang radioaktif membuatnya mendapat bagian dari hadiah Nobel dalam fisika pada tahun 1903. Setelah kematian Pierre pada tahun 1906 dalam suatu kecelakaan, Marie melanjutkan pekerjaannya di kampus, sambil membesarkan kedua putrinya.
Selama perang dunia pertama, dia menciptakan peralatan sinar-X untuk membantu tentara yang terluka di medan perang dan melatih petugas medis tentang cara menggunakannya. Bertahun-tahun bekerja dengan elemen radioaktif akhirnya memakan korban: Marie meninggal karena anemia aplastik, sering disebabkan oleh paparan radiasi, pada tahun 1934, dalam usia 66 tahun.
Karena berbahaya, pihak penanggung jawab memiliki syarat untuk pengunjung dapat melihat manuskrip ilmuwan ini.
Baca SelengkapnyaBerikut penyebab mengapa ilmuwan penerima Nobel ini tiba-toba berubah bengis seperti 'haus darah'.
Baca SelengkapnyaIlmuwan melakukan penelitian lebih lanjut tentang massa Lubang Hitam. Begini hasilnya.
Baca SelengkapnyaTemuan ini merupakan hasil proyek penelitian Universitas Johannes Gutenbreg Mainz (JGU) di Jerman.
Baca SelengkapnyaTernyata tikus punya ekspresi. Luapan emosinya sukses direkam ilmuwan.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah keyakinan ilmuwan tentang batu yang dijuluki Saint-Belec.
Baca SelengkapnyaPernyataan ini berdasarkan penelitian terbaru oleh ilmuwan.
Baca SelengkapnyaArtikel dan tulisan yang dimuat di harian Waspada menjadi senjata utama untuk melawan Belanda.
Baca SelengkapnyaIda Fauziyah mengatakan Kementerian Ketenagakerjaan telah melakukan berbagai inovasi.
Baca Selengkapnya