

Proyek penelitian Universitas Johannes Gutenbreg Mainz (JGU) di Jerman menemukan sebuah lempengan berisi kutukan kuno dengan deskripsi dan frasa yang mirip dengan kitab Wahyu.
Proyek penelitian ini dipimpin Dr. Michael Holscher yaitu seorang peneliti dari Fakultas Teologi Katolik JGU. Proyek berjudul “Ritual Terkutuk, Jejak Lempeng Kutukan dan Fungsinya dalam Kitab Wahyu Yohanes” bertujuan untuk menyelidiki peran lempengan kutukan dalam masyarakat romawi dengan terminologi yang mirip dengan kitab Wahyu.
Sumber: Arkeonews
Penggunaan lempeng kutukan tidak memandang status sosial atau ekonomi, digunakan oleh semua anggota masyarakat. Sebanyak 1.700 lempeng kutukan ditemukan pada situs-situs dunia Romawi yang berasal dari 500 SM hingga 500 Masehi.
Foto: Dr. Jutta Stroszeck – German Archaeological Institute
Dalam lempengan yang diberi nama Wahyu Yohanes ini terdapat aspek-aspek inskripsi dan praktik terkait kitab Wahyu. Hal ini merupakan ekspresi tidak langsung dari kebutuhan akan segregasi dan upaya untuk mempertahankan diri dari komunitas awal Kristen yang sering kali terancam.
Dengan bantuan wawasan fraseologi, para ahli berharap dapat mengetahui bagaimana cara kutukan berfungsi. Holscher telah memeriksa bagaimana jejak ini bisa tertinggal dalam teks Kitab Wahyu Yohanes.
Foto: René Müller / LEIZA
Sebagai contoh, Holscher mengutip deskripsi seorang malaikat yang melemparkan batu besar ke laut dengan kata-kata: "Dengan kekerasan demikianlah kota besar Babel akan dihancurkan dan tidak akan ditemukan lagi sama sekali." Menurut Hölscher, ini dapat dibaca sebagai jenis ritual kutukan. Mereka yang dihadapkan dengan kata-kata ini pada masa itu mungkin dengan mudah mengaitkannya dengan penggunaan rutin lempeng kutukan.
"Dimungkinkan bahwa mereka yang membaca atau mendengarkan kata-kata dari Wahyu Yohanes dapat dengan mudah melihat seluruh bagian, frasa tunggal, atau konsep dalam cahaya mantra kutukan," kata Hölscher.
Sumber: Arkeonews
Sumber: Arkeonews
Sumber: Arkeonews
Sumber: Arkeonews
"Ritual kutukan sebagai keseluruhan tidak hanya terbatas pada kata-kata dari mantra itu sendiri, tetapi juga melibatkan tindakan menuliskannya, menusukkan lempeng-lempeng tersebut, atau menguburkannya di tempat-tempat yang dipilih dengan sengaja," kata Hölscher menjelaskan aspek dari praktik tabella defixionis.
Proyek penelitian yang berjudul "Ritual Terkutuk, Jejak Lempeng Kutukan dan Fungsinya dalam Kitab Wahyu Yohanes" disponsori oleh Yayasan Penelitian Jerman (DFG) selama periode 2022 hingga 2025.
Reporter Magang: Haikal Ersyad
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penggalian berlangsung selama 36 tahun dan telah membongkar berbagai artefak penting, termasuk puing-puing pemandian Romawi.
Baca SelengkapnyaGus Yahya mengamini nasib pendidikan santri Al Zaytun terancam. Apalagi saat ini Panji sendiri sudah berstatus tersangka kasus penistaan agama.
Baca SelengkapnyaPakaian merupakan hal penting bagi manusia. Salah satu fungsinya adalah melindungi diri. Sejak kapan manusia mulai berpakaian?
Baca SelengkapnyaJika penelitian berhasil, maka ada secercah harapan bagi kaum laki-laki yang mengalami nasib ini.
Baca SelengkapnyaBerikut penjelasan tentang klaim dari penelitian tersebut.
Baca SelengkapnyaPenyebab mengapa lalat ini tidak bisa terbang belum terungkap.
Baca SelengkapnyaIlmuwan melakukan penelitian lebih lanjut tentang massa Lubang Hitam. Begini hasilnya.
Baca Selengkapnya