Guru Besar Unhas: KAHMI Harus Menjadi Rumah Kebangsaan
Menurut Imam, KAHMI harus bisa menjadi tempat pengembangan integritas pribadi maupun kelompok, agar tercatat oleh sejarah sebagai entitas yang memberikan energi positif bagi pembangunan bangsa.
Menurut Imam, KAHMI harus bisa menjadi tempat pengembangan integritas pribadi maupun kelompok, agar tercatat oleh sejarah sebagai entitas yang memberikan energi positif bagi pembangunan bangsa.
Guru Besar Ekonomi Politik Universitas Hasanuddin (Unhas) Prof Imam Muhahidin Fahmid berpesan kepada seluruh alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI). Salah satunya tentang menjaga agar ikatan kebangsaan Indonesia tetap kokoh.
"Kepada mereka agar tidak memberikan pernyataan yang menyesatkan masyarakat. Dengan mengatakan guru ngaji dan sebagainya, nanti tanyalah ke RW kelurahan setempat," imbuhnya.
Sebelumnya, Beredar di media sosial adanya selembaran surat intruksi atas nama Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) yang akan menggelar aksi unjuk rasa serentak secara nasional pada 6, 13, dan 16 Agustus 2021 nanti.
Ruslan menyatakan, situasi Sekretariat PB HMI kondusif. "Untuk saat ini kondusif," ujar dia.
Anggota Majelis Pengawas dan Konsultasi (MPK) Pengurus Besar (PB) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Wahyu Hamdani berharap Kongres HMI XXXI 2021 bisa berlangsung di tengah pandemi Covid-19 dengan penempatan kegiatan di daerah zona hijau.
Ketua Presidium Majelis Nasional KAHMI Siti Zuhro mengatakan, HMI/KAHMI adalah organisasi tempat bernaungnya intelektual-intelektual Islam Indonesia.
"Tolong menyingkir, jika kalian polisi di sini, sama saja kalian menghalang-halangi proses penyampaian aspirasi kami," ujar salah satu orator aksi di dekat Gedung DPR-MPR RI Jakarta. Demikian dikutip dari Antara, Jumat (27/9).
Ketua Bidang PB HMI Gadri Attamimi mengatakan, meminta agar semua kader HMI se-Indonesia untuk tidak terprovokasi oleh isu-isu yang berkembang dari oknum yang mengatasnamakan HMI.
Sementara, pada pemilu 2019, menurut Saddam, ada pihak yang terus berupaya menggemakan narasi untuk mendelegitimasi tugas lembaga negara.
Sama sekali tidak mencerminkan insan akademis yang bernapaskan Islam.
Pihak keamanan di Pekanbaru sudah sangat geram dengan ulah peserta kongres HMI yang terus berbuat anarkis.
Aksi serang ini dipicu adanya beberapa poin dalam agenda persidangan yang tidak disepakati oleh peserta.
"Fasilitas kami dirusaki, dan itu kami tidak terima. Katanya mahasiswa Islam tapi tingkahnya kayak anak TK," imbuhnya.
Perpanjangan masa persidangan ini disesuaikan dengan banyaknya agenda acara yang belum terlaksana.
"Ini bukan duit Plt Gubernur Riau. Ini dana rakyat," ujar anggota DPRD Riau, H.M Adil.
Mulai dari keris, celurit, golok, ketapel, cangkul, hingga senjata api rakitan berhasil diamankan dari peserta kongres.
Masyarakat Pekanbaru juga kini mulai resah dengan tindakan anarkis kader HMI.