Harga Ayam DKI Naik Lagi di Iduladha, Tertinggi Rp 55.000/Ekor di Pasar Pondok Labu
Harga daging ayam broiler/ras di wilayah DKI Jakarta kembali meroket memasuki perayaan Iduladha 1443 H yang jatuh pada Minggu (10/7).
Harga daging ayam broiler/ras di wilayah DKI Jakarta kembali meroket memasuki perayaan Iduladha 1443 H yang jatuh pada Minggu (10/7).
Hampir setiap tahun harga daging ayam ras selalu naik menjelang Ramadan karena banyaknya permintaan akan komoditas tersebut, seiring dengan tradisi masyarakat yang dilakukan memasuki awal puasa.
Dia mengaku sengaja menjual daging ayam asal Malaysia demi menutupi kekurangan pasokan ayam untuk kebutuhan masyarakat setempat pada malam pertama puasa.
Harga Ayam Potong Tetap Stabil. Di tengah pandemi Covid-19, harga ayam potong terpantau tetap stabil. Saat ini harga ayam ras di tingkat konsumen berkisar Rp27.000 per kilogram.
Harga ayam dan daging sapi mulai terpantau normal pada Minggu (25/8) di wilayah Pasar Pagi, Pekayon, Bekasi Selatan. Para pedagang mengakui bahwa harga sudah kembali stabil pasca hari raya Idul Adha.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Bambang Soesatyo meminta pemerintah untuk mengkaji kembali aturan dan standar daging ayam impor. Hal itu seiring dengan adanya wacana Indonesia akan membuka pasar bagi produk daging ayam dari Brasil.
Anjloknya harga ayam ras sejak beberapa bulan terakhir membuat para peternak di Jawa Tengah dan Yogyakarta putus asa. Berbagai aksi protes yang dilakukan, tak membuat harga membaik.
Saat ini kisaran harga daging ayam yang berukuran besar dapat mencapai Rp 55.000 per ekor yang sebelumnya hanya berkisar Rp 50.000 per ekor. Sedangkan, untuk ayam yang berukuran kecil, harganya dapat mencapai Rp 28.000 per ekor yang mulanya hanya Rp 25.000, dan untuk yang berukuran sedang naik jadi Rp 32.000 per ekor.
Untuk mencegah penyebaran virus dan bakteri dari daging ayam, dibutuhkan perhatian khusus pada berbagai hal yang ada mulai dari tahap persiapan, memasak, hingga membereskannya.
Sedangkan, harga acuan daging ayam di tingkat peternak yaitu berkisar Rp 17.000 - Rp 19.000 per Kg. Mendag Enggar mengatakan, harga acuan itu kini naik Rp 1.000 di rentang Rp 18.000 - Rp 20.000 per Kg. Mendag Enggar menegaskan langkah ini diambil guna mencegah para pengusaha gulung tikar atau bangkrut.
Peternak unggas mulai mengeluhkan dampak ekonomi berantai yang terjadi pascapelarangan penggunaan antibiotika tambahan atau antibiotik growth promoters (AGP) dalam pakan ayam. Sebab dengan adanya pelarangan ini perawatan unggas semakin rumit yang berimbas pada biaya produksi.
Menteri Perekonomian, Darmin Nasution, mengatakan masalah kenaikan harga telur dan ayam tidak perlu diperpanjang. Pemerintah akan memastikan harga telur dan daging kembali stabil. Menurutnya, kenaikan harga telur disebabkan oleh faktor pengembangan ayam petelur. Selain itu, juga disebabkan penyakit pada ayam.
Kepala Dinas Pertanian Kota Mataram, Nusa Tenggara barat, Mutawalli mengatakan, harga daging ayam broiler di sejumlah pasar tradisional masih bertahan tinggi Rp 40.000 per kilogram (Kg). Dikatakan, kenaikan harga ayam diikuti juga dengan kenaikan harga telur ras yang saat ini juga berada pada Rp 1.750 per butir.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, bila dalam beberapa waktu ke depan permintaan tidak bertambah atau bahkan menurun namun harga masih tinggi, pihaknya akan dilakukan operasi pasar besar-besaran dengan melibatkan perusahaan unggas terintegrasi (integrator).
Harga daging ayam di pasar tradisional di Cianjur, Jawa Barat, Kamis atau sehari menjelang Lebaran kembali mengalami kenaikan dari Rp 45.000 per Kilogram (Kg) menjadi Rp 53.000 per Kg. Kenaikan diprediksi masih akan terus terjadi hingga satu minggu usai Lebaran.
"Tadi sudah dapat laporan harga turun, bahkan di dekat di Pasar Ciputat juga turun. Turun, tadi di laporan juga yang di Lampung kalau enggak salah ada di bawah patokan Rp 33.000 per Kg daging ayam jadi Rp 32.000."