Dia mengungkapkan, ada dua cara yang dapat dilakukan dalam transformasi ekonomi agar visi Indonesia menjadi negara maju dapat tercapai. Pertama, dengan memperkuat sektor-sektor utama atau unggulan. Kedua adalah melalui pengembangan ekonomi dan keuangan syariah.

Dia menyebutkan, sejalan dengan peningkatan kebutuhan uang tunai, jumlah transaksi digital berbasis QR Code Indonesian Standard (QRIS) juga mengalami pertumbuhan yang signifikan. Sampai dengan Oktober 2021, tercatat jumlah transaksi QRIS mencapai 982 ribu transaksi dengan nominal sebesar Rp75 miliar.

Perry mengatakan, normalisasi kebijakan oleh sejumlah negara maju akan berdampak pada terbatasnya aliran modal asing ke sejumlah negara berkembang. Alhasil, akan menekan nilai tukar negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

Selain pertumbuhan ekonomi positif, pemulihan perekonomian Indonesia juga tercermin dari bangkitnya kinerja sektor manufaktur. Di mana Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur pada bulan November 2021 tercatat berada di level 53,9.

Dorongan inklusi ekonomi dan keuangan khususnya bagi kelompok penduduk yang selama ini belum terlayani secara baik di dalam keuangan, dengan tujuan mendorong produktivitas, kapasitas, dan akses keuangan.

Mahalnya biaya pengiriman uang di Papua karena berbagai faktor di antaranya harus menyewa pesawat yang biayanya sekitar Rp50 juta per jam penerbangan.

Posisi M2 pada November 2021 tercatat sebesar Rp7.572,2 triliun atau tumbuh 11 persen secara year on year (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 10,5 persen (yoy).

Perry menjelaskan, proyeksi pertumbuhan ekonomi domestik tinggi itu dipengaruhi oleh keberhasilan pemerintah dalam menangani pandemi dalam beberapa bulan terakhir. Alhasil, aktivitas ekonomi maupun sosial masyarakat kembali menggeliat.

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo meminta kepada seluruh masyarakat untuk mempercayakan kemampuan Pemerintah Jokowi dan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 (Satgas Covid-19) dalam menangani varian Omicron. Ini sehubungan dengan telah ditemukannya kasus pertama varian baru virus corona di Indonesia.

Bank Indonesia akan meluncurkan BI-FAST pada 21 Desember 2021. Layanan BI-Fast Payment tersebut bakal menggantikan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) yang selama ini dipakai untuk mewadahi transaksi antar bank.

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menuturkan, pertumbuhan ekonomi global akan berlangsung lebih seimbang. Artinya tak hanya bertumpu pada pertumbuhan Amerika Serikat dan China, tapi juga dipengaruhi perbaikan ekonomi di Eropa, Jepang dan India.

Kemudian, suku bunga Deposit Facility juga tetap di angka 2,75 persen. Bersamaan dengan keputusan tersebut, Bank Indonesia juga menahan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25 persen.

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono mengatakan, aliran modal asing keluar melalui pasar Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp8,08 triliun.

Melalui aplikasi PINTAR, masyarakat dapat melakukan pemesanan penukaran uang rupiah rusak atau cacat dengan memilih lokasi kantor BI tempat menukarkan uang, waktu penukaran, dan jumlah nominal uang yang akan ditukar.

Dengan demikian, dia berharap perubahan nilai tukar Rupiah yang signifikan tidak terjadi dan bank sentral bisa terus menjaga stabilisasi mata uang Garuda.

Sementara itu, beberapa komoditas mengalami deflasi, antara lain bawang merah dan daging sapi masing-masing sebesar -0,01 persen (mtm).

Kepala Grup Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI, Retno Ponco Windarti mengatakan, implementasi SNAP bakal dilakukan secara bertahap dengan prioritas awal untuk 16 pelaku industri yang terlibat dalam penyusunan program bersama BI.

Bank Indonesia (BI) berkomitmen, untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate/BI7DRRR di level 3,5 persen hingga munculnya tanda-tanda lonjakan inflasi. Hal ini disampaikan langsung oleh Gubernur BI, Perry Warjiyo.