Sempat Dilarang Ortu Jadi Petani, Pria Lulusan SMK Asal Humbahas Buktikan Sukses Beli Tanah Berhektar dari Panen Cabai
Bermodal belajar dari inernet, pria ini buktikan kesuksesan jadi petani cabai.
Bermodal belajar dari inernet, pria ini buktikan kesuksesan jadi petani cabai.
Sempat Dilarang Ortu Jadi Petani, Pria Lulusan SMK Asal Humbahas Buktikan Sukses Beli Tanah Berhektar dari Panen Cabai
Sektor pertanian tentu memiliki peluang besar untuk menghasilkan bisnis yang menguntungkan. Tak heran kaum usia muda yang tertarik untuk memulai bisnis sebagai petani muda.
Hal itu sudah dibuktikan oleh seorang petani muda bernama Sherwin Sigalingging yang masih berusia 23 tahun.
Meski hanya memiliki ijazah Sekolah Menengah Kejurusan (SMK) bidang pengelasan, namun bisnisnya sekarang sudah berkembang pesat.
Dilansir dari kanal YouTube Capcung, berikut kisah selengkapnya.
-
Siapa yang menginspirasi petani muda ini? Dyra mengatakan, mereka berjualan petai karena terinspirasi dari orang tua.
-
Siapa saja petani muda yang terlibat? Dua petani muda tersebut, Arvin Wijaya dan Steven, menjadi sosok di balik budidaya melon dengan buahnya yang terasa manis dan segar.
-
Gimana Heru sukses tanam cabai? Kunci Keberhasilan Menurut Heru, bertani cabai butuh ketelatenan. Petani harus rutin mengecek kondisi tanaman cabai untuk memastikannya bebas dari serangan hama. Saat harga murah, para petani biasanya kapok menanam cabai. Tidak demikian dengan Heru. Ia konsisten menanam cabai baik saat harganya murah maupun melambung tinggi. Dia juga memastikan kualitas cabainya selalu bagus.
-
Apa yang sukses dari keluarga petani itu? Dalam unggahan tersebut disebutkan orang tua Leo adalah seorang petani yang hidup sederhana. Video itu sudah ditonton hingga lebih dari 2 juta kali dan mendapatkan banyak respons positif dari warganet.'Yang hebat bukan anaknya tapi ortunya,' tulis akun tiktok @_delxxx dalam kolom komentar.'Keren orang tuanya… ,' tulis akun @nuning_callista.
-
Siapa pemuda sukses usaha tauge premium? Seorang pemuda asal Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, berbagi kisah inspiratifnya. Ia memilih resign dari pekerjaan mentereng di sebuah bank swasta terkenal Indonesia untuk membantu orang tua berjualan tauge premium.
-
Siapa yang merintis pekerjaan sebagai petani di Sukomakmur? Walaupun warga asli Sukomakmur, namun Lihun merasakan betul bagaimana sulitnya merintis pekerjaan sebagai petani.
Sherwin merupakan petani cabai lokal di Desa Huta Gur-gur, Doloksanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara.
Keputusannya untuk melanjutkan sebagai seorang petani tentu berbeda dari anak-anak muda lainnya yang kebanyakan memilih untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.
Berkat tekad dan ketekunannya dalam belajar di bidang pertanian khususnya tanaman cabai, Sherwin kini mampu membeli tanah berhektar-hektar dan membuka lowongan pekerjaan bagi yang membutuhkan.
Modal Belajar dari Internet
Sukses di bidang pertanian, namun Shelwin rupanya tidak pernah mengikuti pelatihan khsusus di bidang ini.
Sejak SMP ia sudah belajar dari pengalaman, lalu diaplikasikan ke internet atau google.
Berawal dari Membantu Orang Tua
Berawal dari membantu orangtua bertani Sherwin memutuskan untuk memulai usaha pertaniannya secara mandiri diusia 15 tahun.
Pepatah 'pengalaman adalah guru terbaik' tampaknya sesuai dengan pria ini.
Setiap pengalaman dan ilmu kecil yang ia dapatkan berasal dari kedua orang tuanya yang juga berprofesi sebagai petani.
Melansir dari kanal Youtube CapCapung, ia mengaku selama menempuh pendidikan kerap membantu orang tuanya bertani.
Dari kebiasaannya sehari-hari itulah, Sherwin tertarik untuk terjun langsung di bidang pertanian.
Sempat Dilarang Orang Tua
Keputusan Sherwin untuk terjun di bidang pertanian setelah selesai SMK sempat mendapatkan larangan dari kedua orang tuanya.
Namun, ia selalu ngeyel dan memiliki tekad untuk mengubah petani menjadi lebih keren.
"Dibilang tidak usah bertani, tetapi saya membantah dan bertekad mengubah pertanian menjadi lebih keren dan lebih kreatif," katanya.
Setelah ia terjun langsung dan sudah merasakan keuntungan dari menanam cabai, akhirnya orang tuanya pun menyetujui Sherwin untuk menjadi seorang petani.
Tanam 3 Jenis Cabai
Sherwin menaman tiga macam jenis cabai lokal yang sudah menjadi andalannya, mulai dari Cabai Lokal Ungu, Cabai Lokal Huta Gur-gur, dan Cabai Lokal Simarador.
"Untuk cabai jenis Huta Gur-gur, saya sudah kuasai mulai dari kelemahan dan kelebihannya karena sudah ditanam dari nenek moyang. Sedangkan cabai jenis lokal ungu saya ambil dari Dairi, ternyata mantap juga," tuturnya.
Menurut pengakuan Sherwin, kelebihan dari tanaman cabai miliknya itu mampu digunakan kembali. Artinya, tidak bisa membeli secara hybrid dan tanamannya bisa dipakai kembali.
Kunci Kualitas Cabai Terbaik
Kiat Sherwin agar mendapatkan hasil panen cabai dengan kualitas dan mutu yang baik itu dimulai dari pupuk yang digunakan.
"Saya menggunakan pupuk sintetis dan kimia sebanyak 30 persen. Sementara pupuk organik saya memakai 70 persen. Kemudian saya juga menggunakan kompos ayam yang difermentasi terlebih dahulu," lanjut Sherwin.
Penggunaan kompos ayam yang difermentasi atau Pamos ini sangat berguna untuk menghindari tanaman dari gas amoniak dan bakteri-bakteri jahat yang mampu merusak dan menurunkan kualitas cabai saat di panen nanti.
Pernah Panen 3 Ton
Menurut Sherwin, selama dirinya menanam cabai pernah panen terbanyak pada tahun 2022 silam sebanyak 3 ton di lahan seluas 1,7 hektare.
"Sekarang saya tanam 3000 cabai, sekarang saya sudah panen ke-7 sudah menghasilkan 400 kg. Nanti ketika panen besar (panen raya) bisa menghasilkan lebih dari 700 kg," ungkap pemuda berusia 23 tahun itu.