Sempat Dilarang Ortu Jadi Petani, Pria Lulusan SMK Asal Humbahas Buktikan Sukses Beli Tanah Berhektar dari Panen Cabai
Bermodal belajar dari inernet, pria ini buktikan kesuksesan jadi petani cabai.
Bermodal belajar dari inernet, pria ini buktikan kesuksesan jadi petani cabai.
Sektor pertanian tentu memiliki peluang besar untuk menghasilkan bisnis yang menguntungkan. Tak heran kaum usia muda yang tertarik untuk memulai bisnis sebagai petani muda.
Hal itu sudah dibuktikan oleh seorang petani muda bernama Sherwin Sigalingging yang masih berusia 23 tahun.
Meski hanya memiliki ijazah Sekolah Menengah Kejurusan (SMK) bidang pengelasan, namun bisnisnya sekarang sudah berkembang pesat.
Dilansir dari kanal YouTube Capcung, berikut kisah selengkapnya.
Sherwin merupakan petani cabai lokal di Desa Huta Gur-gur, Doloksanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara.
Keputusannya untuk melanjutkan sebagai seorang petani tentu berbeda dari anak-anak muda lainnya yang kebanyakan memilih untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.
Berkat tekad dan ketekunannya dalam belajar di bidang pertanian khususnya tanaman cabai, Sherwin kini mampu membeli tanah berhektar-hektar dan membuka lowongan pekerjaan bagi yang membutuhkan.
Sukses di bidang pertanian, namun Shelwin rupanya tidak pernah mengikuti pelatihan khsusus di bidang ini.
Sejak SMP ia sudah belajar dari pengalaman, lalu diaplikasikan ke internet atau google.
Berawal dari membantu orangtua bertani Sherwin memutuskan untuk memulai usaha pertaniannya secara mandiri diusia 15 tahun.
Pepatah 'pengalaman adalah guru terbaik' tampaknya sesuai dengan pria ini.
Setiap pengalaman dan ilmu kecil yang ia dapatkan berasal dari kedua orang tuanya yang juga berprofesi sebagai petani.
Melansir dari kanal Youtube CapCapung, ia mengaku selama menempuh pendidikan kerap membantu orang tuanya bertani.
Dari kebiasaannya sehari-hari itulah, Sherwin tertarik untuk terjun langsung di bidang pertanian.
Keputusan Sherwin untuk terjun di bidang pertanian setelah selesai SMK sempat mendapatkan larangan dari kedua orang tuanya.
Namun, ia selalu ngeyel dan memiliki tekad untuk mengubah petani menjadi lebih keren.
"Dibilang tidak usah bertani, tetapi saya membantah dan bertekad mengubah pertanian menjadi lebih keren dan lebih kreatif," katanya.
Setelah ia terjun langsung dan sudah merasakan keuntungan dari menanam cabai, akhirnya orang tuanya pun menyetujui Sherwin untuk menjadi seorang petani.
Sherwin menaman tiga macam jenis cabai lokal yang sudah menjadi andalannya, mulai dari Cabai Lokal Ungu, Cabai Lokal Huta Gur-gur, dan Cabai Lokal Simarador.
"Untuk cabai jenis Huta Gur-gur, saya sudah kuasai mulai dari kelemahan dan kelebihannya karena sudah ditanam dari nenek moyang. Sedangkan cabai jenis lokal ungu saya ambil dari Dairi, ternyata mantap juga," tuturnya.
Menurut pengakuan Sherwin, kelebihan dari tanaman cabai miliknya itu mampu digunakan kembali. Artinya, tidak bisa membeli secara hybrid dan tanamannya bisa dipakai kembali.
Kiat Sherwin agar mendapatkan hasil panen cabai dengan kualitas dan mutu yang baik itu dimulai dari pupuk yang digunakan.
"Saya menggunakan pupuk sintetis dan kimia sebanyak 30 persen. Sementara pupuk organik saya memakai 70 persen. Kemudian saya juga menggunakan kompos ayam yang difermentasi terlebih dahulu," lanjut Sherwin.
Penggunaan kompos ayam yang difermentasi atau Pamos ini sangat berguna untuk menghindari tanaman dari gas amoniak dan bakteri-bakteri jahat yang mampu merusak dan menurunkan kualitas cabai saat di panen nanti.
Menurut Sherwin, selama dirinya menanam cabai pernah panen terbanyak pada tahun 2022 silam sebanyak 3 ton di lahan seluas 1,7 hektare.
"Sekarang saya tanam 3000 cabai, sekarang saya sudah panen ke-7 sudah menghasilkan 400 kg. Nanti ketika panen besar (panen raya) bisa menghasilkan lebih dari 700 kg," ungkap pemuda berusia 23 tahun itu.
Ia berhasil membeli tanah, membangun rumah, hingga membeli mobil
Baca SelengkapnyaFaqih bercerita bahwa saat lulus Sekolah Menengah Atas (SMA) dia bergegas mendaftar menjadi anggota TNI. Usaha pertamanya, gagal.
Baca SelengkapnyaMeski membawa para suster, Atta dan Aurel Hermansyah kompak mengurus putri-putrinya sendiri saat berada di dekat Ka'bah.
Baca SelengkapnyaSebelum bertani pepaya, ia telah berkali-kali gagal membangun usaha di bidang lain.
Baca SelengkapnyaOtorita IKN Nusantara akan membangun kawasan hijau atau lindung seluas 177 ribu hektare.
Baca SelengkapnyaSejak lulus SMK, ia merantau ke kota besar agar bisa menabung dari penghasilannya
Baca SelengkapnyaSelama menjalani kehidupan yang keras di Jakarta, Pak Beno belajar arti penting dari pantang menyerah.
Baca SelengkapnyaMahkamah Konstitusi (MK) menggelar sidang perdana perselisihan hasil Pemilihan Umum (PHPU) 2024 mulai Rabu (27/3).
Baca SelengkapnyaSempat hidup di jalanan, kini pria ini mampu bangkit dari keterpurukan dan berhasil membangun usaha sablon.
Baca Selengkapnya