Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mengenal Kiras Bangun, Pahlawan Nasional Asal Tanah Karo

Sosok Kiras Bangun mungkin masih asing di telinga masyarakat Indonesia. Ia adalah pahlawan nasional yang berasal dari Kampung Batukarang, Kecamatan Payung, Kabupaten Karo, Sumatra Utara.

Ia berjuang demi kemerdekaan Indonesia dengan cara menggalang kekuatan lintas agama di Sumatra Utara khususnya Kabupaten Karo.

Pria kelahiran 1852 itu adalah ayah kandung dari Payung Bangun, seorang tokoh militer yang memimpin pasukan Barisan Harimau Liar atau BHL.

Penasaran dengan profil Kiras Bangun? Simak rangkuman selengkapnya yang dihimpun dari beberapa sumber berikut ini.

Masa Muda

Mengutip dari beberapa sumber, pada masa mudanya Kiras kerap berkelana dari satu desa ke desa lain untuk memelihara norma, adat, dan budaya setempat.

Berkat usahanya tersebut, ia berhasil menyatukan seluruh masyarakat yang diberi nama pasukan Urung. Pasukan tersebut dibentuk untuk melawan Belanda di Tanah Karo.

Meski tidak pernah mengenyam pendidikan formal, Kiras Bangun ditunjuk untuk menjadi Ketua Adat Karo Lima Sanina dan menjadi Penghulu di Batu Karang.

Selain itu, ia juga dikenal sebagai juru damai antar desa lantaran sosoknya terkenal lihai dan jago dalam menyelesaikan masalah di masyarakat.

Tak heran jika Kiras Bangun bisa menyatukan desa-desa lalu menjadikannya pasukan atau Urung untuk melawan penjajah Belanda yang ingin melakukan ekspansi hingga ke Tanah Karo.

Julukan Garamata

Kiras Bangun punya julukan Garamata yang berarti mata merah. Hal ini berkaca dari aktivitasnya sejak usia muda yang terus berkelana dari desa ke desa untuk mewujudkan rasa kekeluargaan.

Selain itu, kunjungan itu juga bagian dari ikatan kekerabatan warga Merga Silima serta terpeliharanya norma-norma adat budaya Karo dengan baik.

Bernegosiasi dengan Belanda

Pada tahun 1870, Belanda sudah mulai menguasai daerah Sumatra Timur yaitu Langkat dan Binjai untuk membuka perkebunan tembakau. Belanda direncakan akan kembali melakukan ekspansi ke Karo.

Dari situ, eksistensi Kiras Bangun akhirnya sampai ke telingan pihak Belanda. Maka dari itu, pihak Belanda mencoba untuk menjalin persahabatan dengan Kiras agar Belanda bisa masuk ke wilayah Karo.

Usut punya usut eksistensi Kiras sendiri tersebar oleh Nimbang Bangun yang masih ada ikatan kekeluargaan dengannya.

Nimbang Bangun terus mendesak Kiras untuk membukakan jalan bagi Belanda untuk melakukan aktivitas perkebunan di Karo. Namun, tekad Kiras tetap bulat yaitu menolak mereka masuk ke Karo.

Kiras terus memperingatkan Belanda untuk segera mengangkat kaki dari wilayahnya, namun mereka keras kepala. Malah, Belanda telah mempersenjatai pasukannya dan menduduki kawasan Kabanjahe. Genderang perang pun ditabuh, Kiras segera mempersiapkan seluruh pasukannya

Kiras pun berhasil mengusir Belanda setelah 3 bulan menduduki Kabanjahe. Hal ini tak lepas dari kerja sama antar kepala desa agar Belanda tidak mudah memasukinya dan melakukan ekspansi besar-besaran.

Pahlawan Nasional

Kiras gugur pada 22 Oktober 1942 dan dimakamkan di Desa Batukarang, tempat kelahirannya dulu.

Pada 2005, nama Kiras Bangun ditetapkan menjadi salah satu Pahlawan Nasional Indonesia oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Mengenal Sosok Pahlawan Nasional Abdurrahman Baswedan, Sang Cucu Kini Jadi Calon Presiden
Mengenal Sosok Pahlawan Nasional Abdurrahman Baswedan, Sang Cucu Kini Jadi Calon Presiden

Sosok pahlawan nasional ini membawa pengaruh besar kepada sang cucu yang kini jadi calon Presiden Republik Indonesia.

Baca Selengkapnya
Ibu Negara RI Dengan Perhiasan Pinjaman
Ibu Negara RI Dengan Perhiasan Pinjaman

Seorang Istri Presiden RI Tak Punya Perhiasan yang Layak Untuk Menghadiri Undangan Kenegaraan. Kok Bisa?

Baca Selengkapnya
Sertijab Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono Serahkan Tongkat Komando Kepada Jenderal Agus Subiyanto
Sertijab Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono Serahkan Tongkat Komando Kepada Jenderal Agus Subiyanto

Serah terima jabatan ini dilaksanakan di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (22/11).

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Cak Imin soal Nama Koalisi Indonesia Maju: Berarti KKIR Bubar Dong
Cak Imin soal Nama Koalisi Indonesia Maju: Berarti KKIR Bubar Dong

Bakal calon presiden (bacapres) Prabowo Subianto telah mengumumkan nama gabungan partai pengusungnya berubah menjadi Koalisi Indonesia Maju.

Baca Selengkapnya
Momen AHY & SBY Hadiri Pernikahan Putri Mayjen TNI, Wajah Pengantin Serasi Banget
Momen AHY & SBY Hadiri Pernikahan Putri Mayjen TNI, Wajah Pengantin Serasi Banget

Presiden ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono bersama sang putra hadir di acara pernikahan putri pensiunan Jenderal TNI.

Baca Selengkapnya
Ribuan Warga Rembang Hadiri Selawat Nusantara Doakan Pemilu Damai
Ribuan Warga Rembang Hadiri Selawat Nusantara Doakan Pemilu Damai

Ribuan Warga Rembang Hadiri Selawat Nusantara Doakan Pemilu Damai

Baca Selengkapnya
Mahfud Pamer Dukungan Kebijakan untuk Pondok Pesantren: Ulama Banyak Dijadikan Pahlawan Nasional
Mahfud Pamer Dukungan Kebijakan untuk Pondok Pesantren: Ulama Banyak Dijadikan Pahlawan Nasional

Mahfud mengaku mengusulkan dua nama kiai besar dari Sukabumi dan Majalengka, Jawa Barat, sebagai tokoh pahlawan nasional.

Baca Selengkapnya
Nasihat Ulama Banten Abuya Muhtadi untuk Ganjar: Jangan Sampai Menimbulkan Perpecahan
Nasihat Ulama Banten Abuya Muhtadi untuk Ganjar: Jangan Sampai Menimbulkan Perpecahan

Ganjar mengajak semua lapisan masyarakat untuk tetap tenang dan tetap menjaga kondusifitas Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya
Keyla Azzahra Purnama, Paskibraka Asal Sumsel Pembawa Baki saat Penurunan Bendera Merah Putih di Istana
Keyla Azzahra Purnama, Paskibraka Asal Sumsel Pembawa Baki saat Penurunan Bendera Merah Putih di Istana

Dalam upacara ini, Tim yang bernama Indonesia Jaya menjalankan tugasnya dalam penurunan bendera.

Baca Selengkapnya