Kisah Pelajar SMP Madiun Melawan Kolonial Belanda, Tertembak di Halaman Sekolah
Pelajar SMP Madiun tak gentar melawan penjajah. Di tengah kesulitan yang dihadapi, mereka tetap berjuang
jatim![Kisah Pelajar SMP Madiun Melawan Kolonial Belanda, Tertembak di Halaman Sekolah](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/1200x630/bg/newsCover/2023/9/12/1694490626239-7ek9bl.jpeg)
SMPN 2 Madiun jadi saksi perjuangan para pemuda membela negara
![Kisah Pelajar SMP Madiun Melawan Kolonial Belanda, Tertembak di Halaman Sekolah](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2023/9/12/1694490557236-hykwa.jpeg)
Kisah Pelajar SMP Madiun Melawan Kolonial Belanda, Tertembak di Halaman Sekolah
Saksi Sejarah
SMP 2 Madiun jadi saksi perjuangan para pemuda TRIP (Tentara Republik Indonesia Pelajar) dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Mereka yang sebagian berusia masih sangat belia tak gentar menghadapi kolonial Belanda. Di tengah segala kesulitan, mereka tetap bersikukuh melakukan perlawanan terhadap kolonial pada Agresi Militer Belanda I dan II.
Agresi Militer Belanda I
Peristiwa yang terjadi pada tahun 1947 ini membuat Kota Madiun dibanjiri pengungsi dari Surabaya dan sekitarnya. Pasalnya saat itu Kota Surabaya jadi sasaran utama penyerangan Belanda.
Di antara pengungsi, banyak yang berstatus sebagai pelajar. Mereka akhirnya ditampung di SMP 2 Madiun. Semangat membara dalam diri para pelajar mendorong mereka membentuk organisasi Ikatan Pelajar Indonesia (IPI). Pada tahun 1946, IPI berubah menjadi TRIP (Tentara Republik Indonesia Pelajar).
Wali Kota Madiun mengizinkan gedung SMP 2 menjadi markas TRIP. Sejak saat itu, SMP 2 juga dikenal sebagai SMP Pertahanan. Mayoritas pelajar adalah anggota TRIP yang berjiwa patriot untuk mempertahankan kemerdekaan RI, bertempat tinggal, belajar sambil berjuang angkat senjata.
(Foto: Google Maps/Spenda Madiun)
![Kisah Pelajar SMP Madiun Melawan Kolonial Belanda, Tertembak di Halaman Sekolah](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2023/9/12/1694490525015-xt2bqh.jpeg)
Pemberontakan PKI
Agresi Militer Belanda I belum usai, disusul tragedi Perebutan Kekuasaan oleh Pemberontakan PKI Muso di Kota Madiun pada 18 September 1948. Situasi Kota Madiun kacau. Gedung SMP 2 Madiun kelihatan kosong. Para pelajar mengikuti proses belajar mengajar yang dilakukan di berbagai tempat karena alasan keamanan.
Saat itu, anggota TRIPyang bermarkas di SMP 2 Madiun juga jadi incaran. Peristiwa ini kenang-kenangan berharga bagi bangsa Indonesia. Semangat para pelajar melawan kolonial Belanda diacungi jempol.
- Senyum Lebar Pelajar SMK Sampai Berani Peluk Erat Kombes Polisi, Momen Tak Terlupakan
- Terungkap, Penyebab Kebakaran di Gunung Guntur Akibat Siswa SMP Bakar Alang-Alang
- Pukul dan Tendang Siswa SMP di Cilacap, Dua Pelaku Ditahan
- Kabut Asap Kiriman Sumsel Selimuti Pekanbaru, Siswa Belajar dari Rumah
- Banyak Promo Menantimu! Jangan Lewatkan Keseruan KapanLagi Buka Bareng BRI Festival 2024 di Jakarta
- Mahasiswi di Bogor Jadi Brand Ambassador Judi Online, Digaji Rp3 Juta untuk Promosi
![Gugur di Halaman Sekolah](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2023/9/12/1694490344642-vli4v.jpeg)
Gugur di Halaman Sekolah
Seorang pemuda TRIP bernama Moeljadi meninggal dunia di halaman sekolah dalam perjuangannya mempertahankan kemerdekaan RI. Moeljadi terbunuh pada 21 September 1948,
Agresi Militer Belanda II
Pada 19 Desember 1948 muncul Agresi Militar Belanda II. Saat itu para pemuda ingin menunjukkan darma bhaktinya kepada nusa dan bangsa dengan cara ikut angkat senjata. Mereka rela berjuang sampai titik darah penghabisan, sebagaimana dikutip dari laman resmi SMPN 2 Madiun.
Monumen Perjuangan
Sosok Moeljadi dikenang dengan keberadaan monumen perjuangan MASTRIP di Jalan Mastrip. Selain patung Moeljadi berdiri tegak sembari mengangkat senjata, ada juga tugu monumen berisi nama para anggota TRIP yang gugur dalam perlawanan. Monumen tersebut terletak di halaman SMP 2 Madiun.