Menelusuri Sejarah Jembatan Tertua di Pulau Sumatra, Diresmikan oleh Wapres RI Pertama
Jembatan yang satu ini konon menjadi jembatan tertua yang ada di Pulau Sumatera.
Jembatan yang satu ini konon menjadi jembatan tertua yang ada di Pulau Sumatera.
Menelusuri Sejarah Jembatan Tertua di Pulau Sumatra, Diresmikan Oleh Wapres RI Pertama
Jembatan merupakan sarana yang begitu penting untuk menghubungkan satu daerah dengan daerah lainnya. Sebelum adanya transportasi modern, jembatan menjadi satu-satunya akses yang selalu digunakan oleh masyarakat untuk mobilisasi.
Di Sumatera Utara, tepatnya di Hulu Sungai Asahan, terdapat jembatan yang konon usianya sudah puluhan tahun dan dinobatkan menjadi jembatan tertua di Pulau Sumatera. Jembatan tersebut bernama Jembatan Parhitean.
-
Dimana Jembatan Merah Putih dibangun? Cerita di Balik Peresmian Jembatan Merah Putih di Brebes, Kini Warga Desa Terpencil Tak Lagi Terisolasi
-
Dimana jembatan ini berada? Berada di jalur masuk Perkebunan Kendenglembudi Desa Karangharjo Kecamatan Glenmore Kabupaten Banyuwangi atau sekitar 10 kilometer dari jalur nasional.
-
Kapan jembatan itu dibangun? Konon jembatan gantung ini sudah ada sejak tahun 1918.
-
Kapan jembatan ini dibangun? Jembatan ini dibangun pada tahun 1914.
-
Siapa yang membangun jembatan ini? Jembatan Kudung Kendeng Lembu dibangun oleh perusahaan swasta Belanda yang bernama Landbouw Maatschappij Onderneming David Bernie (NV Rubber Cultur Mij Kendenglembu).
-
Dimana jembatan terpanjang di dunia? Jembatan Besar Danyang-Kunshan, China Panjangnya mencapai 164,8 Km, membentang di atas sungai Yangtze, salah satu sungai terpanjang di dunia.
Meski infrastruktur ini sudah cukup tua, jembatan ini masih terlihat cukup kokoh dan masih mampu dilewati oleh berbagai jenis kendaraan setiap harinya.
Simak penelusuran Jembatan Parhitean yang dirangkum merdeka.com dari beberapa sumber berikut ini.
Berdiri Tahun 1936
Jembatan Parhietan ini memiliki panjang hampir 100 meter yang membentang di hulu Sungai Asahan ini konon pembangunan ini dimulai pada tahun 1936.
Dulunya seluruh proses pembangunan jembatan ini masih menggunakan teknologi dan peralatan yang sederhana. Tak heran jika pembangunan memakan waktu hingga 13 tahun lamanya dan selesai pada tahun 1949.Walaupun seluruh pengerjaannya dengan teknologi yang belum secanggih sekarang, buktinya Jembatan Parhietan sampai detik ini masih berdiri kokoh dan masih digunakan oleh masyarakat untuk mobilitas sehari-hari ke Tobasa, Tapanuli Utara, Humbahas, dan Samosir.
Diresmikan Wapres
Saat jembatan ini rampung dikerjakan pasca Kemerdekaan, bangunan ini akhirnya diresmikan oleh Wakil Presiden RI, Drs. Mohammad Hatta pada tahun 1950 yang didampingi oleh Gubernur Sumatera, TM Hassan.
Tidak seperti jembatan-jembatan pada umumnya, Jembatan Parhitean ini dikelilingi oleh lanskap perbukitan sekaligus ada aliran Sungai Asahan yang cukup deras.
Kedua daya tarik itulah yang menjadi unsur tambahan dari jembatan tersebut. (Foto: instagram/anak.travellingasahan)
Menurut pantauan dari akun Youtube Bonapasogit Channel, akses menuju jembatan ini sangatlah mudah. Hanya saja jalanannya masih kurang baik karena kerap di lewati truk-truk muatan. Namun, pemandangan di sekitar jembatan sangatlah indah dan memanjakan mata.
Arung Jeram
Di bagian bawah jembatan, terdapat aliran Sungai Asahan yang cukup deras. Tak heran banyak masyarakat dan wisatawan yang mencoba aktivitas arung jeram yang tentunya seru dan menantang adrenalin.
Deras arus sungai ini menjadi daya tarik masyarakat ketika berada di jembatan tertua di Pulau Sumatera ini. Tak sedikit dari mereka yang mengabadikan momen dengan latar belakang jembatan dan hijaunya perbukitan.
Jembatan ini memiliki ciri khas yang terletak di bagian sisi jembatan. Terdapat lekukan yang cukup tinggi dan panjang, kemudian dipasangi tiang-tiang untuk menopang lekukan tersebut. (Foto: Liputan6)