Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Dari Greatest Generation hingga Generasi Alfa, Kenali Masalah Kesehatan Mental yang Rentan Dialami

Dari Greatest Generation hingga Generasi Alfa, Kenali Masalah Kesehatan Mental yang Rentan Dialami

Dari Greatest Generation hingga Generasi Alfa, Kenali Masalah Kesehatan Mental yang Rentan Dialami

Stereotip dan stigma antar generasi merupakan salah satu hal yang kerap muncul. Salah satunya adalah anggapan bahwa generasi Z atau Gen Z bermental lemah atau baby boomers memiliki sikap kolot.

Generasi adalah kelompok orang yang lahir dalam rentang waktu tertentu dan memiliki karakteristik, pengalaman, dan nilai-nilai yang berbeda. Ada banyak cara untuk mengelompokkan generasi, tetapi salah satu yang paling populer adalah berdasarkan teori generasi (Generation Theory) yang dikemukakan oleh Graeme Codrington dan Sue Grant-Marshall.

Tiap generasi memiliki karakter mereka sendiri yang kerap dianggap berbeda satu sama lain. Kondisi ini menyebabkan terdapat sejumlah masalah kesehatan mental yang berbeda satu sama lain mereka alami.

Greatest Generation

Greatest Generation

Lahir sebelum 1928, mengalami Perang Dunia I dan II, Depresi Besar, dan Revolusi Industri. Mereka memiliki nilai-nilai patriotisme, kerja keras, pengorbanan, dan konservatisme.

Generasi ini mengalami banyak trauma akibat perang dan krisis ekonomi. Mereka cenderung menutup diri dan tidak mau mencari bantuan profesional untuk masalah kesehatan mental mereka. Mereka juga rentan terhadap penyakit degeneratif, seperti demensia dan Alzheimer.

Baby Boomers<br>

Baby Boomers

Lahir antara 1946-1964, mengalami Perang Dingin, Perang Vietnam, Gerakan Hak Sipil, dan Gerakan Hippie. Mereka memiliki nilai-nilai optimisme, ambisi, kompetisi, dan liberalisme.

Generasi ini mengalami perubahan sosial dan budaya yang besar. Mereka cenderung optimis, ambisius, dan kompetitif. Mereka juga memiliki tekanan untuk mempertahankan gaya hidup dan status sosial mereka. Mereka rentan terhadap stres, depresi, dan kecanduan.

Generasi X<br>

Generasi X

Lahir antara 1965-1980, mengalami krisis minyak, krisis ekonomi, AIDS, dan perkembangan teknologi. Mereka memiliki nilai-nilai realisme, pragmatisme, kemandirian, dan fleksibilitas.

Generasi ini mengalami krisis identitas dan nilai. Mereka cenderung realistis, pragmatis, dan mandiri. Mereka juga memiliki tantangan untuk mengurus orang tua dan anak-anak mereka secara bersamaan. Mereka rentan terhadap sindrom sandwich, yaitu stres dan cemas akibat beban finansial dan emosional.

Generasi Y atau Millennials<br>

Generasi Y atau Millennials

Lahir antara 1981-1996, mengalami globalisasi, terorisme, internet, dan media sosial. Mereka memiliki nilai-nilai idealisme, kreativitas, kerjasama, dan multikulturalisme.

Generasi ini mengalami globalisasi dan perkembangan teknologi. Mereka cenderung idealis, kreatif, dan kolaboratif. Mereka juga memiliki harapan yang tinggi terhadap diri sendiri dan lingkungan mereka. Mereka rentan terhadap sindrom impostor, yaitu merasa tidak pantas atau tidak kompeten meskipun telah berhasil.

Generasi Z atau iGeneration<br>

Generasi Z atau iGeneration

Lahir antara 1997-2010, mengalami perubahan iklim, pandemi, digitalisasi, dan informasi. Mereka memiliki nilai-nilai adaptabilitas, inovasi, inklusivitas, dan aktivisme.

Generasi ini mengalami perubahan iklim dan pandemi. Mereka cenderung adaptif, inovatif, dan inklusif. Mereka juga memiliki akses yang mudah terhadap informasi dan media sosial. Mereke rentan terhadap kecemasan informasi, yaitu merasa kewalahan atau bingung akibat terlalu banyak informasi.

Generasi Alpha

Generasi Alpha

Lahir setelah 2011 hingga sekarang, mengalami revolusi industri 4.0, kecerdasan buatan, realitas virtual, dan bioteknologi. Mereka memiliki nilai-nilai yang belum diketahui secara pasti.

Generasi ini mengalami revolusi industri 4.0 dan kecerdasan buatan. Mereka cenderung belum diketahui secara pasti nilai-nilai dan karakteristik mereka. Namun, mereka kemungkinan akan memiliki tantangan untuk bersaing dengan mesin dan beradaptasi dengan perubahan yang cepat.

Dampak Terlalu Mengkotak-kotakkan Generasi

Pembagian generasi ini dapat membantu kita untuk memahami perbedaan pola pikir, perilaku, dan harapan antara kelompok usia yang berbeda. Namun, pembagian ini juga dapat menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan mental dan stigma sosial bagi anggota generasi tertentu.

Pembagian generasi juga dapat menimbulkan stigma sosial yang negatif bagi anggota generasi tertentu. Misalnya, generasi baby boomers sering dianggap sebagai orang tua yang kolot dan sulit beradaptasi dengan perubahan teknologi. 

Generasi X sering dianggap sebagai orang tua yang tidak peduli dengan anak-anak mereka karena sibuk bekerja. Generasi Y atau millennials sering dianggap sebagai generasi pemalas yang tidak mau menabung dan suka berfoya-foya.

Generasi Z atau iGeneration sering dianggap sebagai generasi yang tidak bisa lepas dari ponsel dan media sosial serta terlalu mementingkan kesehatan mental. Generasi alpha sering dianggap sebagai generasi yang terlalu dimanja dan tidak tahu cara bermain di luar.

Stigma sosial ini dapat menyebabkan diskriminasi, stereotip, dan prasangka antara generasi yang berbeda. Hal ini dapat menghambat komunikasi, kerjasama, dan toleransi antara generasi yang berbeda. Hal ini juga dapat menyebabkan rendahnya harga diri, kepercayaan diri, dan kesejahteraan psikologis bagi anggota generasi tertentu.

Stigma sosial ini dapat menyebabkan diskriminasi, stereotip, dan prasangka antara generasi yang berbeda. Hal ini dapat menghambat komunikasi, kerjasama, dan toleransi antara generasi yang berbeda. Hal ini juga dapat menyebabkan rendahnya harga diri, kepercayaan diri, dan kesejahteraan psikologis bagi anggota generasi tertentu.

15 Istilah Terkait Kesehatan Mental yang Perlu Diketahui Gen-Z hingga Boomers
15 Istilah Terkait Kesehatan Mental yang Perlu Diketahui Gen-Z hingga Boomers

Sejumlah istilah kesehatan mental banyak digunakan saat ini sehingga kita perlu memahami artinya.

Baca Selengkapnya
Kesehatan Mental Generasi Z Lebih Rapuh Dibanding Milenial dan Boomers
Kesehatan Mental Generasi Z Lebih Rapuh Dibanding Milenial dan Boomers

Survei pada 2023 menunjukkan kesehatan mental generasi Z lebih rentan atau rapuh dibandingkan dengan generasi milenial dan boomers.

Baca Selengkapnya
Tak Hanya Gen Z, Lansia juga Berpotensi Mengalami Gangguan Mental, Ini Gejalanya
Tak Hanya Gen Z, Lansia juga Berpotensi Mengalami Gangguan Mental, Ini Gejalanya

Meskipun tidak ada cara pasti, cara mencegah gangguan mental pada lansia dengan, mengelola stres, menjalani pengobatan secara rutin, & menjaga hubungan sosial.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Kenapa Sih Gen Z Disebut sebagai Generasi Stroberi?
Kenapa Sih Gen Z Disebut sebagai Generasi Stroberi?

Sering disebut sebagai generasi stroberi, ternyata begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya
Pria ini Beri Bocoran Rahasia Generasi 90-an Bermental Baja, Ternyata bukan Karena Didikan yang Keras atau Makian
Pria ini Beri Bocoran Rahasia Generasi 90-an Bermental Baja, Ternyata bukan Karena Didikan yang Keras atau Makian

Seorang pria belum lama ini membocorkan rahasia di balik mental baja orang-orang yang lahir di tahun 90-an.

Baca Selengkapnya
Generasi Milenial dan Gen Z Sepakat Uang Bisa Membeli Kebahagiaan
Generasi Milenial dan Gen Z Sepakat Uang Bisa Membeli Kebahagiaan

Banyak yang percaya uang tidak bisa membeli kebahagiaan, tapi tidak dengan milenial dan Gen Z.

Baca Selengkapnya
Giring: Saya Meminta Mas Kaesang untuk Menjadi Ketum PSI
Giring: Saya Meminta Mas Kaesang untuk Menjadi Ketum PSI

Giring menilai Kaesang merupakan representasi generasi muda dan laik memimpin PSI.

Baca Selengkapnya
35 Persen Generasi Z Merasa Bersalah Jika Tidak Bekerja Meski Sedang Libur
35 Persen Generasi Z Merasa Bersalah Jika Tidak Bekerja Meski Sedang Libur

Survei juga menunjukan generasi Z juga kerap menunda berlibur. Penyebabnya antara lain beban kerja yang membuat stres dan kendala keuangan.

Baca Selengkapnya
Sebarkan Gaya Hidup Sehat Relawan Ganjar Lewat Acara Senam Bareng
Sebarkan Gaya Hidup Sehat Relawan Ganjar Lewat Acara Senam Bareng

Lilik juga menyebut duet Ganjar-Mahfud cukup mendominasi di sektor pemilih Gen X dan Baby Boomers.

Baca Selengkapnya