Dampak Buruk Minum Air Putih Terlalu Banyak
Tubuh manusia membutuhkan air untuk menjaga keseimbangan cairan dan membuang limbah dari tubuh.
Ini adalah hal umum yang pasti sudah diketahui bersama karena air adalah komponen utama dalam tubuh yang membentuk sekitar 50-70% berat badan. Setiap sel, jaringan, dan organ dalam tubuh membutuhkan air untuk berfungsi dengan baik.
Air juga merupakan salah satu zat gizi esensial yang diperlukan tubuh, untuk mengatur proses kehidupan. Bagi manusia, pemenuhan kebutuhan air dalam tubuh dapat diperoleh dari minuman.
Selain itu, air juga bisa berasal dari makanan yang merupakan hasil metabolisme dari karbohidrat, lemak, dan protein dalam tubuh. Namun jumlah kadar air yang dibutuhkan tubuh sangat sedikit.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa kurang air akan berdampak pada kesehatan yaitu gangguan mood (sekitar 1%), menurunkan kemampuan fisik (2%), psikomotor dan pada wanita mengalami kelelahan. Oleh karena itu, dibutuhkan jumlah air yang optimal untuk berfungsi dalam tubuh, karena kekurangan dan kelebihan air tidak memberikan dampak yang baik bagi tubuh.
berita untuk kamu.
Menurut Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Ari Fahrial Syam yang merujuk hasil survei Liq.In7 bahwa 1 dari 4 orang dewasa di Indonesia kurang minum air. Padahal kurang cairan pada tubuh akan mengganggu sistem pencernaan.
Dalam sistem pencernaan atau gastrointestinal, cairan diperlukan mulai dari pencernaan makanan, penyerapan nutrisi, sampai ekskresi berupa feses. Namun, apabila dalam prosesnya, tubuh kurang cairan, maka bisa menimbulkan sembelit atau konstipasi.
"Feses keras dorong lagi, ngeden lagi, feses tidak keluar tapi justru menyebabkan keluarnya anyaman pembuluh darah karena memang sejatinya di bagian bawah dari anal ini ada anyaman pembuluh darah."
-Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Ari Fahrial Syam-
Tubuh memang membutuhkan cairan, namun jika mengonsumsi air dalam jumlah berlebihan juga nggak dianjurkan. Hal tersebut justru berdampak buruk pada kesehatan dan menyebabkan munculnya penyakit tertentu karena adanya pembatasan cairan dalam tubuh. Penyakit tersebut di antaranya adalah ginjal kronik, gagal jantung, dan kadar albumin dalam serum rendah.
Ketika mengonsumsi air dalam jumlah berlebih, salah satu dampak buruknya adalah keracunan air. Ya, Laman Medical News Today menjelaskan, ketika seseorang mengonsumsi air dalam jumlah berlebihan, sel-sel di otak mulai membengkak dan tekanan dalam tengkorak meningkat.
Gejala awal seseorang mengalami keracunan air adalah sakit kepala, mual, muntah, dan mengantuk, lemah otot atau kram. Juda dapat menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan darah, kebingungan, dan kesulitan bernapas.
Penumpukan cairan di otak tersebut dalam istilah medis dikenal dengan edema serebral yang dapat mempengaruhi batang otak dan menyebabkan disfungsi sistem saraf pusat. Dalam kasus yang parah, keracunan air dapat menyebabkan kejang, kerusakan otak, koma, bahkan berujung pada kematian.
Meski keracunan air jarang terjadi, namun kasus tersebut dapat terjadi karena ketidaksengajaan. Masih dikutip dari laman Medical News Today, ternyata kasus kematian akibat asupan air berlebihan disebabkan karena beberapa hal.
Keracunan air paling sering terjadi bagi orang-orang yang berpartisipasi dalam olahraga, seperti altet. Seringkali terjadi ketika seseorang minum banyak air, tanpa memperhatikan berapa banyak elektrolit yang hilang dalam tubuh hingga menyebabkan hiponatremia.
"Hiponatremia adalah kondisi dimana kadar natrium dalam darah lebih rendah dari biasanya."
-Mayo Clinic-
Contoh kasusnya pada pelari marathon pada 2002 di Boston yang diketahui 13% mengalami gejala hiponatremia, 0,6% mengalami hiponatremia kritis, dengan kadar natrium kurang dari 120 mmol/l.
Natrium adalah elektrolit yang membantu menjaga keseimbangan cairan yang masuk dan keluar dari sel. Ketika kadar natrium turun karena tingginya kadar air dalam tubuh, cairan kemudian masuk ke dalam sel. Akibatnya, sel pun menjadi bengkak dan berisiko mengalami kejang, koma, atau bahkan sekarat.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan, setiap orang dewasa dianjurkan untuk mengonsumsi dua sampai tiga liter per hari. Namun takaran tersebut tergantung dari iklim sebuah negara dan aktivitas fisik dari masing-masing orang.
Jika tinggal di negara beriklim sedang, seperti Kanada, Inggris, dan Amerika misalnya, mereka disarankan mengonsumsi dua liter air putih per hari. Untuk Indonesia para ahli kesehatan juga menganjurkan untuk mengonsumsi air putih dua liter atau delapan gelas per hari.
Akan tetapi, kebutuhan cairan setiap orang juga berbeda-beda, tergantung dari aktivitas harian yang dilakukan. Jika aktivitas harian tinggi atau berat, kebutuhan cairan akan semakin banyak.
Nah, untuk mengetahui apakah kamu sudah cukup minum air putih atau justru kurang memenuhi cairan dalam tubuh, cara paling mudah dengan melihat warna urine. Jika urine yang keluar berwarna pekat (warna kuning) artinya kamu kurang minum. Jika terang mendekati jernih artinya kamu sudah cukup memenuhi cairan dalam tubuh alias sudah cukup minum.
- TP Stella Maris
Warga harus berjuang keras untuk mendapatkan air di tengah bencana kekeringan.
Baca SelengkapnyaMembaca buku bisa memberi dampak kesehatan bagi tubuh kita.
Baca SelengkapnyaKejagung menangkap pria yang mengaku sebagai jaksa berinisial IY.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Makan terlalu banyak bisa menimbulkan dampak tak hanya pada tubuh kita namun juga pada otak.
Baca SelengkapnyaKeengganan anak untuk makan bisa disebabkan oleh sejumlah hal dan perlu diperhatikan dengan serius agar tak berlarut.
Baca SelengkapnyaSelain menguap dan mengantuk, kurang tidur juga bisa memunculkan sejumlah gejala lain yang kerap tidak disadari.
Baca SelengkapnyaKurang dalam mengonsumsi sayur bisa menimbulkan dampak pada tubuh yang mudah untuk kita kenali.
Baca SelengkapnyaDampaknya, produksi air bersih sempat dihentikan sehingga pelayanan kepada pelanggan terganggu.
Baca SelengkapnyaKebiasaan dari hal kecil ini bisa menjadi salah satu upaya kita dalam menjaga lingkungan sekaligus menyelamatkan bumi dari kerusakan. Yuk mulai dari sekarang!
Baca Selengkapnya