Bukan Bentuk Kenakalan, 8 Kondisi ini Sebenarnya Normal Dilakukan Anak-anak
Sejumlah kondisi atau perilaku yang dilakukan oleh anak kerap disebut sebagai kenakalan. Padahal, sejumlah hal yang dilakukan oleh anak ini sebenarnya normal mereka lakukan.
Perkembangan perilaku yang dimiliki oleh anak ini kerap membuat mereka melakukan berbagai hal yang berbeda di mata orangtua. Walau begitu, perilaku yang dilakukan ini sebenarnya merupakan kondisi yang normal.
Sebagai orangtua, penting kita untuk memahami perilaku anak ini agar tidak terlalu mengadili tindakannya. Dilansir dari Smart Parents, berikut sejumlah tindakan anak yang kerap dianggap sebagai kenakalan namun sebenarnya tidak.
Perilaku Impulsif
Salah satu perilaku yang sering dilihat adalah anak berperilaku impulsif. Mereka mungkin terlihat tidak mengindahkan larangan, seperti mencoba memasukkan benda kotor ke dalam mulut atau melemparkan benda meskipun dilarang.
Kondisi ini bukan kenakalan, melainkan karena memang anak yang belum belajar mengendalikan diri. Anak-anak sering kali tidak bertentangan dengan orang tua secara sengaja, tetapi mereka memiliki dorongan dan motivasi yang berbeda dari yang diharapkan orang tua. Saat anak menentang orang tua atau menolak keinginan mereka, sebenarnya mereka sedang memprotes kurangnya kontrol dan kebebasan yang mereka alami.
Tantrum
Saat anak sedang tantrum atau bersikap sulit, jangan terburu-buru menyimpulkan bahwa mereka berperilaku buruk. Ketahui apakah anak tersebut mungkin merasa lapar atau lelah. Anak-anak, seperti orang dewasa, dapat menjadi lebih mudah marah saat mereka merasa tidak nyaman atau lelah. Mereka mungkin hanya ingin camilan atau pelukan, jadi sebaiknya orang tua mencoba memenuhi kebutuhan tersebut sebelum menegur mereka.
berita untuk kamu.
Rewel di Tempat Umum
Terkadang, anak yang berperilaku baik di rumah bisa rewel di tempat dan waktu yang tidak nyaman di tempat umum. Tindakan ini mungkin terjadi karena anak tersebut merasa terlalu berlebihan dengan lingkungan sekitarnya. Overstimulasi bisa terjadi ketika anak terlalu banyak dikelilingi oleh pengalaman, sensasi, suara, dan aktivitas yang terlalu berlebihan baginya.
Bersikap Egois
Anak yang tidak ingin berbagi mainan atau makanannya dengan orang lain seringkali dianggap bersikap buruk. Padahal, ini adalah sifat alami manusia.
Bahkan beberapa orang dewasa tidak ingin berbagi barang-barang mereka setiap saat, jadi jangan terlalu memaksa anak untuk berbagi. Jika Anda memiliki lebih dari satu anak, jangan asumsikan bahwa anak yang lebih tua harus selalu mengalah dan berbagi barang-barangnya dengan anak yang lebih muda. Hal ini bisa membuat hubungan antar saudara menjadi lebih buruk.
Bergerak Terus Tak Mau Diam
Meminta anak untuk duduk diam seringkali sulit dilakukan. Anak-anak yang masih kecil cenderung lebih aktif dan sulit untuk diam.
Kondisi ini bukanlah kebutuhan perkembangan yang sebenarnya, tetapi anak-anak melewati fase aktifitas berlebihan. Seiring berjalannya waktu, sebagian besar anak akan menjadi lebih stabil, khususnya saat mereka mencapai usia 6 tahun. Alihkan energi anak ke aktivitas fisik yang sesuai dengan usia mereka. Bermain di luar atau bermain dengan permainan yang memungkinkan mereka bergerak dapat membantu anak tetap aktif dan sehat.
Menolak Mendengarkan
Anak yang menolak untuk mendengarkan orang tua seringkali menjadi sumber frustrasi. Mereka mungkin menolak pergi ke tempat tertentu, memakai pakaian tertentu, atau melakukan hal-hal lain yang tidak sesuai dengan keinginan orang tua. Namun, ini adalah bagian dari proses perkembangan mereka untuk menjadi lebih mandiri.
Murung Tanpa Alasan
Anak-anak sangat peka terhadap perasaan di sekitar mereka. Bahkan sebelum mereka mulai berbicara, mereka telah belajar mengidentifikasi ekspresi wajah dan emosi orang di sekitar mereka. Sehingga, ketika anak terlihat murung, mungkin ada pengaruh emosi dari lingkungan sekitarnya.
Meragukan Keputusan Orang Tua
Anak mungkin merespons buruk terhadap perubahan keputusan orang tua. Hal ini bisa terjadi jika orang tua tidak konsisten dalam memberikan imbalan dan konsekuensi. Konsistensi dalam pengasuhan sangat penting untuk membantu anak memahami apa yang diharapkan dari mereka dan membuat mereka merasa aman.
Perilaku buruk dan nakal anak tidak bisa dinilai secepat itu karena sejumlah alasan yang mungkin melandasinya.
- Rizky Wahyu Permana
Sejumlah kondisi yang kadang disebut aneh atau tak normal ternyata merupakan kondisi yang wajar terjadi saat kehamilan.
Baca SelengkapnyaKenali gejala mual dan muntah berlebihan selama hamil, karena bisa membahayakan bumil dan janin.
Baca SelengkapnyaAnak tidur dengan banyak kerinngat di malam kali kadang menimbulkan kekhawatiran, namun ternyata ini sebabnya
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Munir dirawat di Rumah Sakit Polri Kramat Jati. Munir terluka karena disabet golok oleh RA (23) anaknya sendiri.
Baca SelengkapnyaKalung ini ditemukan di sebuah makam purba berasal dari tahun 7.400 SM.
Baca SelengkapnyaWalau anak mengalami batuk dan pilek, namun tak selamanya kondisi tersebut harus diselesaikan dengan obat.
Baca SelengkapnyaKemarahan yang dimiliki anak perlu disalurkan dengan cara yang positif dan dikelola dengan benar.
Baca SelengkapnyaBerikut kisah Jenderal TNI angkat tukang becak menjadi anaknya.
Baca SelengkapnyaSang ayah sakit hati dengan perkataan anaknya yang kerap kali mengeluarkan kata tak enak kepadanya.
Baca Selengkapnya