Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Populi Center: PDIP, Gerindra, PKB, Golkar dan NasDem potensi lolos parlemen

Populi Center: PDIP, Gerindra, PKB, Golkar dan NasDem potensi lolos parlemen

Merdeka.com - Elektabilitas Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) melonjak tajam setelah penetapan pasangan calon presiden dan wakil presiden. Partai hijau itu menyalip Golkar di urutan ketiga dengan elektabilitas sebesar 10,3 persen dalam survei Populi Center 23 September-1 Oktober 2018.

Posisi elektabilitas tertinggi masih menjadi milik PDI Perjuangan di angka 25,1 persen, kedua Gerindra 11,8 persen, ketiga PKB 10,3 persen, Golkar 10,2 persen, dan NasDem 4,2 persen.

Posisi ini berubah dari bulan Agustus 2018 di mana elektabilitas PKB di angka 6,6 persen. Direktur Eksekutif Populi Center Usep S Ahyar menjelaskan, PKB diuntungkan efek ekor jas (coattail effect) karena mengusung pasangan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin. Partai pimpinan Muhaimin Iskandar itu diasosiasikan dengan cawapres Ma'ruf Amin.

"Pak Ma'ruf banyak diasosiasikan ke PKB, mengingat anak Ma'ruf Amin, Siti Ma'rifah juga PKB. Ma'ruf Amin juga mantan Rois Syuriah NU yang dekat dengan PKB. Kedua, PKB relatif solid, tidak ada konflik belakangan ini," ujarnya di Jakarta, Rabu (24/10).

Selain itu, PKB dinilai solid dan tidak bergejolak, seperti Golkar, PKS, Selain itu, PKB diuntungkan dikotomi Islam dan non Islam.

"Momentum politik identitas yang mendikotomi Islam vs non Islam cenderung menguat, nah PKB dengan Islam moderatnya mendapatkan keuntungan," lanjut Usep.

Sementara itu, elektabilitas Demokrat di angka 3 persen, PKS 3 persen, PPP 2,7 persen, PAN 1,6, Hanura 1 persen. Sementara partai baru, Perindo 0,8 persen, Partai Garuda 0,5 persen, PSI 0,3 persen, PBB 0,2 persen, Berkarya 0,1 persen, dan PKPI 0 persen. Ambang batas parliamentary threshold diketahui sebesar 4 persen.

Meski begitu, Usep mengatakan, partai-partai tersebut masih berpeluang lolos mengingat masih cukup besar pemilih belum menentukan pilihan khususnya ke partai.

Usep menjelaskan, mengapa partai pengusung Prabowo-Sandiaga seperti Partai Demokrat, PKS, dan PAN memiliki elektabilitas rendah. Partai-partai itu tidak signifikan mendapatkan efek ekor jas lantaran Prabowo dan Sandiaga identik dengan Partai Gerindra.

"Yang mendapatkan efek ekor jas lebih banyak adalah partai pengusung utama yang diasosiasikan kepada tokoh tersebut. Misal Jokowi asosiakan ke PDIP, Ma'ruf Amin ke PKB. Prabowo dan Sandi ke Gerindra," jelasnya.

Survei ini melibatkan 1.470 responden yang dipilih secara acak (multistage random sampling). Survei memiliki margin of error 2,53 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

(mdk/rnd)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Indikator Politik Beberkan Alasan Elektabilitas PDIP Turun: Jokower Pindah ke Partai Lain

Indikator Politik Beberkan Alasan Elektabilitas PDIP Turun: Jokower Pindah ke Partai Lain

Elektabilitas PDI Perjuangan memang masih di paling atas dengan angka 19,1 persen, tetapi terus alami penurunan dari survei sebelumnya.

Baca Selengkapnya
Survei Terbaru Populi Center: Elektabilitas PDIP Unggul Tipis dari Gerindra

Survei Terbaru Populi Center: Elektabilitas PDIP Unggul Tipis dari Gerindra

apabila pemilihan legislatif dilakukan pada hari ini, PDIP menjadi partai yang paling banyak dipilih dengan 17,4 persen."

Baca Selengkapnya
Survei Terbaru Partai Politik, LSI Denny JA Ungkap Faktor yang Buat Gerindra Bisa Salip PDIP

Survei Terbaru Partai Politik, LSI Denny JA Ungkap Faktor yang Buat Gerindra Bisa Salip PDIP

LSI Denny JA mengungkapkan dua alasan utama elektabilitas Gerindra naik mengalahkan PDIP.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Survei Indikator: Elektabilitas PDIP Ditempel Gerindra, PPP dan PSI Terhalang Ambang Batas Parlemen

Survei Indikator: Elektabilitas PDIP Ditempel Gerindra, PPP dan PSI Terhalang Ambang Batas Parlemen

Hasil survei dilakukan Indikator Politik Indonesia menunjukkan elektabilitas PDI Perjuangan mengalami tren penurunan.

Baca Selengkapnya
Politisi PDIP Sebut Pembagian Bansos Dimanfaatkan untuk Kepentingan Elektoral

Politisi PDIP Sebut Pembagian Bansos Dimanfaatkan untuk Kepentingan Elektoral

Pemerintah disebut tidak lagi menggunakan data Kemensos, melainkan data Kemenko PMK.

Baca Selengkapnya
Gerindra Tak Yakin PDIP Oposisi di Pemerintahan Mendatang, Bambang Pacul: Suka-Suka Dialah

Gerindra Tak Yakin PDIP Oposisi di Pemerintahan Mendatang, Bambang Pacul: Suka-Suka Dialah

Partai Gerindra tidak yakin jika Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) akan menjadi oposisi pada pemerintah selanjutnya.

Baca Selengkapnya
Hasil Survei Pilpres Terbaru Indikator Politik: Prabowo-Gibran Teratas, Gerindra Salip PDIP

Hasil Survei Pilpres Terbaru Indikator Politik: Prabowo-Gibran Teratas, Gerindra Salip PDIP

Hasil survei Pilpres terbaru yang dirilis Indikator Politik menunjukkan elektabilitas Gerindra menyalip PDIP.

Baca Selengkapnya
Elektabilitas Prabowo Capai Lebih 40 Persen, LSI Denny JA: Gemoy Disukai Masyarakat dan Faktor Jokowi

Elektabilitas Prabowo Capai Lebih 40 Persen, LSI Denny JA: Gemoy Disukai Masyarakat dan Faktor Jokowi

Salah satu faktor pendorongnya adalah penampilan Gibran dalam debat cawapres.

Baca Selengkapnya
Survei Poltracking Ungkap Basis Pemilih NU Paling Banyak ke Prabowo, Ganjar Turun dan Anies Stabil

Survei Poltracking Ungkap Basis Pemilih NU Paling Banyak ke Prabowo, Ganjar Turun dan Anies Stabil

Tren dari pemilih NU ke paslon 02 meningkat dari Desember 2023 40,7 persen menjadi 48,2 persen di Januari 2024

Baca Selengkapnya