Ketum PBNU: Jangan Ada Kontestan Pemilu Berkampanye di Rumah Ibadah
Merdeka.com - Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf meminta agar tidak ada kontestan Pemilu yang berkampanye politik di rumah ibadah. Menurut dia, hal tersebut adalah tindakan yang sangat berbahaya.
“Itu berbahaya sekali! Jadi tolong, harapannya memang mungkin nggak ada,” kata pria akrab disapa Gus Yahya di Kantor Pusat PBNU usai menerima kunjungan KPU, Rabu (4/1/2023).
Sebagai seorang yang pernah menjabat sebagai mantan komisioner KPU di tahun 90an, Gus Yahya mengingat ada sebuah larangan bagi peserta Pemilu untuk melakukan tindakan terkait di rumah ibadah. Dia pun menyarankan kepada KPU yang menjabat sekarang untuk mengingatkan kembali aturan yang melarang hal tersebut.
“Dulu itu pernah ada saya kira, peraturan larangan untuk kampanye di tempat ibadah dulu, sekarang masih ada kan? Masih,” jelas dia.
Meski begitu, lanjut dia, seiring dengan perkembangan zaman, parameter berkampanye di rumah ibadah perlu ditegaskan kembali parameter tindakan seperti apa yang dikategorikan sebagai kampanye di rumah ibadah.
Sebab, kampanye dengan menggunakan rumah ibadah dikhawatirkan bisa terjadi pembelahan karena menyuarakan politik identitas.
“Parameter kampanye di rumah ibadah itu seperti apa saya kira mungkin perlu dipertegas ya. Nah ini berbahaya, jadi tolong jangan, jangan dilakukan, tolong jangan dilakukan. Kita ini sudah melihat akibat dari politik identitas yang luar biasa merusak diberbagai masyarakat jadi jangan ikutan,” dia menutup.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bulan Ramadan harus jadi momentum untuk meningkatkan kesabaran dan pengendalian diri
Baca SelengkapnyaMunir berharap agar masyarakat tetap damai dan rukun meskipun memiliki perbedaan pilihan politik.
Baca SelengkapnyaJangan larut pada perbedaan pandangan politik, karena tujuan pesta demokrasi bukan untuk memecah belah
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
BKN terus mengimbau seluruh pegawai ASN untuk berhati-hati di tahun politik, karena banyak hal yang dapat menyebabkan pegawai ASN terlibat politik praktis.
Baca SelengkapnyaAmin Said mengamini, sebelum resmi dinonaktifkan, mayoritas nama sudah mengajukan izin cuti sejak ada penetapan dari KPU.
Baca SelengkapnyaArief menilai, pendekatan kampanye riang gembira lebih efektif daripada kampanye politik identitas.
Baca SelengkapnyaIa menyebut bahwa nantinya PBNU akan mengumumkan dan mengeluarkan nama-nama siapa saja pengurus PBNU yang mengajukan cuti untuk kampanye.
Baca SelengkapnyaDia mengajak semua pengurus dan kader bergandengan tangan dan bergerak menyapa masyarakat, raih elektoral secara maksimal, seraya terus mengetuk pintu langit.
Baca SelengkapnyaPengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) menetapkan 1 Ramadan 1445 Hijriah jatuh pada tanggal 12 Maret 2024
Baca Selengkapnya