Curhat Eks Napiter Kembali ke Pangkuan NKRI Sumpah Setia pada Pancasila
Munir berharap agar masyarakat tetap damai dan rukun meskipun memiliki perbedaan pilihan politik.
mantan napiter![Curhat Eks Napiter Kembali ke Pangkuan NKRI Sumpah Setia pada Pancasila](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/1200x630/bg/newsCover/2024/1/27/1706372479417-24e9c.jpeg)
Munir Kartono, eks Napiter kasus pemboman Mapolresta Solo yang juga sahabat pentolan ISIS Indonesia Bahrun Naim.
![Curhat Eks Napiter Kembali ke Pangkuan NKRI Sumpah Setia pada Pancasila <br>](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/1/27/1706372205514-oxpfx.png)
Curhat Eks Napiter Kembali ke Pangkuan NKRI Sumpah Setia pada Pancasila
Program deradikalisasi adalah pembinaan bagi narapidana kasus terorisme (napiter) untuk menghilangkan pemahaman radikal terorismenya. Program ini berhasil mentransformasikan dari yang anti-NKRI menjadi agen demokrasi pengusung keberagaman Indonesia.
Kini ada ratusan eks napiter bahkan telah menjadi agen demokrasi dan membantu pemerintah memerangi pemahaman salah radikal terorisme. Menjelang Pemilihan Umum (Pemilu), mereka mengajak masyarakat untuk ikut menyukseskan agar berlangsung aman, damai, dan lancar.
Munir Kartono, eks Napiter kasus pemboman Mapolresta Solo.
![Curhat Eks Napiter Kembali ke Pangkuan NKRI Sumpah Setia pada Pancasila](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/1/27/1706372275335-8gp6f.jpeg)
Dalam kasus itu, Munir yang juga sahabat pentolan ISIS Indonesia Bahrun Naim bertugas mencari pendanaan online melalui bitcoin.
Munir membagikan pengalamannya mengikuti program deradikalisasi. Proses panjang deradikalisasi Munir dimulai selama masa tahanannya, di mana dialog, diskusi, dan brainstorming diadakan oleh pihak BNPT, Densus 88, akademisi, hingga para tokoh agama.
Munir menjelaskan bahwa pembinaan yang ia terima diberikan secara berkesinambungan, termasuk ketika berada di Lapas.
Dirinya menambahkan, puncak dari proses deradikalisasinya terjadi ketika ia dipindahkan ke Pusat Deradikalisasi BNPT.
"Di sana saya mendapatkan pembinaan yang komprehensif, mencakup aspek keagamaan, wawasan kebangsaan, dan psikologi, serta melibatkan banyak pihak dari akademisi berpengalaman hingga tokoh masyarakat."
kata Munir dalam keterangannya, Rabu (24/1/2024).
merdekacom
- Memasuki Tahun Politik, Plt Ketum PPP Ajak Kader Ketuk Pintu Langit Jemput Kemenangan
- Kapolri Ingatkan Masyarakat Berbeda Pilihan Politik Biasa, Asal Tak Fanatik untuk Hindari Konflik
- Gencarkan Narasi Damai, Perbedaan Jangan Dianggap Permusuhan
- Akademisi Ingatkan Masyarakat Jangan Saling Benci Jika Beda Pilihan
- Gunung Ibu Masih Erupsi, Abu Vulkanik Terlempar 4 Km
- Duit Rp5 Ribu Bikin Obsesi 10 Tahun Berujung Teror dan Penjara
Pentingnya pembinaan keagamaan dan wawasan kebangsaan menjadi titik balik baginya. Sebelumnya, Munur menganggap Indonesia sebagai negara thogut yang tidak menjalankan syariat Islam.
Munir akhirnya mengubah pandangan radikalnya menjadi pemahaman yang lebih luas dan sesuai dengan semangat Pancasila dan NKRI.
Setelah melakukan banyak dialog dan berbagai interaksi dengan para ahli agama dan tokoh masyarakat, ia mengaku bahwa pemahaman yang sebelumnya ia yakini sangat keliru karena membahayakan keselamatan orang lain.
"Masyarakat perlu memahami bahwa Pemilu adalah proses berdemokrasi yang telah diatur konstitusi sesuai Pancasila dan UUD 1945. Hal ini tentu tidaklah tepat jika ditabrakkan pada tafsiran agama keliru, mengatakan proses demokrasi tidak sesuai dengan syariat Islam."
terang Munir.
merdekacom
"Saya berharap, semoga pengalaman yang saya dapatkan bisa memberikan kontra-argumen terhadap narasi radikalisme dan terorisme. Terbukti bahwa program deradikalisasi mampu membawa perubahan pemikiran, membawa seseorang kembali ke pangkuan NKRI."
tutup Munir.
merdekacom