Warga Nahdliyin di Jatim Gelar Aksi Damai, Ingin Kader NU Maju Pilpres
Merdeka.com - Sejumlah warga Nahdlatul Ulama yang tergabung dalam komunitas Nusa Bangsa menggelar aksi damai di kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur (Jatim), Surabaya, Kamis (4/5). Mereka mendesak agar dalam pemilihan presiden (Pilpres) mendatang, kader NU asli yang turut berperan serta dan bukan kader NU hasil naturalisasi.
"Hari ini besarnya jumlah warga NU tidak berbanding linear dengan posisi politik NU dalam kancah politik nasional. Hal itu bisa dilihat dari sejumlah nama yang mengerucut sebagai calon pemimpin nasional tidak ada yang merepresentasikan kader NU. Baik untuk RI 1 mau pun RI 2," kata Koordinator aksi Khalilurahman R Abdullah Sahlawy.
Dia mengungkapkan, bila mencermati kandidat capres dan cawapres yang beredar saat ini, tidak ada yang merepresentasikan kader NU. Karena itu, pihaknya berinisiatif melakukan aksi damai ke kantor PWNU Jatim, untuk menyampaikan aspirasi nahdliyin di Jawa Timur.
Nantikan update berita Pilpres 2024 di Liputan6.com
Pria yang akrab disapa Ra Lilur ini menjelaskan, bangsa ini dibangun dari dua kekuatan besar, yakni kaum nasionalis dan nahdliyin. Karena itu, bila Capres-nya berasal dari kalangan nasionalis, maka sepatutnya Wapres-nya dari kalangan nahdliyin.
"Kalau kita melihat konstelasi politik saat ini, belum ada kader NU yang di-plot sebagai capres ataupun cawapres. Padahal NU meluber kader yang mumpuni dan yang jelas proses kaderisasinya di NU," ujarnya.
Ra Lilur menyebut sejumlah nama kader NU yang layak menjadi Cawapres. Mereka adalah Mahfud MD, Khofifah Indar Parawansa, Muhaimin Iskandar, KH Said Aqil Siradj, KH Miftachul Akhyar, KH Yahya Cholil Staquf, Yenny Wahid, Saifullah Yusuf, Ali Maskur Musa, Kyai Said Aqil Siraj, Habib Lutfi, Taj Yasin dan Emil Dardak.
Namun lanjutnya, nama-nama Cawapres potensial dari NU itu terdegradasi oleh lembaga survei yang menempatkan posisi mereka di urutan bawah. Padahal faktanya, secara prestasi dan popularitas mereka ini di atas rata-rata nama-nama yang unggul dalam survei. Bahkan memiliki jejak rekam panjang dalam karir politik nasional. Selain itu masing-masing tokoh itu memiliki gerbong pendukung yang besar dan militan.
"Mereka inilah yang layak mewakili nahdliyin di Nusantara. Mereka lah sejatinya representasi dari kader NU tulen. Ini lah yang diperjuangkan Nusa Bangsa di Jawa Timur. Kami yakin gerakan ini akan menjadi bola salju diikuti oleh nahdliyin di provinsi lain," tambahnya.
Di sisi lain Kiai Zulkarnaen, ulama dari Banyuwangi menyampaikan bahwa NU bukan tim sepak bola, tidak perlu mendatangkan naturalisasi. Dan NU bukan pasar modal yang mendatangkan para pemodal.
"Nusa Bangsa memulai aspirasi ini dari Jawa Timur, karena NU lahir dari Jawa Timur yang didirikan oleh para kiai-kiai sepuh, dan barang siapa yang di struktur PBNU hingga ke bawah menjual NU dan agama maka kehancuran akan tiba untuknya," pungkasnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mahasiswa juga menyuarakan agar ASN, TNI dan Polri tetap netral dan bekerja sesuai dengan porsinya.
Baca SelengkapnyaSurvei Indikator merilis Warga Nahdlatul Ulama (NU) di Jawa Timur cenderung mendukung Capres-Cawapres pilihan Jokowi.
Baca SelengkapnyaDalam waktu 8 hari akan diselenggarakan Pemilu 2024 untuk memilih Presiden, Wakil Presiden, anggota DPR/DPD/DPRD Provinsi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) menetapkan 1 Ramadan 1445 Hijriah jatuh pada tanggal 12 Maret 2024
Baca Selengkapnyasikap kenegarawanan Presiden serta netralitas alat-alat negara tak bisa ditawar
Baca SelengkapnyaJenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu memutuskan mendukung pasangan capres cawapres Anies-Muhaimin di Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaJokowi Sebut Presiden Boleh Memihak, Nasdem: Penyelenggara Negara Itu Harus Netral
Baca SelengkapnyaAturan mengenai batas usia Capres-Cawapres digugat ke MK pda Senin (21/7).
Baca SelengkapnyaMunir berharap agar masyarakat tetap damai dan rukun meskipun memiliki perbedaan pilihan politik.
Baca Selengkapnya