Merdeka.com - Pekerja PT Waskita Karya menemukan tiga nisan kuno saat melakukan penggalian Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di kawasan Pasar 16 Ilir Palembang. Hingga Selasa (18/1) sore, satu nisan ditemukan lagi sehingga menjadi empat batu nisan. Meski belum diteliti, nisan itu disinyalir peninggalan Keraton Beringin Janggut.
Nisan-nisan itu ditemukan terkubur di kedalaman 1-1,5 meter, Kamis (14/1) malam. Demi keamanan, pekerja kembali menimbunnya dan dilakukan pengecoran di atasnya.
Secara fisik, nisan itu menyerupai bentuk nisan Kesultanan Demak dengan menggunakan aksara jawi. Tertulis di lingkaran atas nisan yang terbuat dari batu berupa perpaduan bahasa Arab dan melayu.
Nisan jenis ini banyak terdapat di beberapa pemakaman lain di Palembang. Seperti pemakaman Kawah Tengkurep, Talang Kerangga, Kebon Gede dan Sabokingking.
Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Palembang Retno Purwanti menjelaskan, diperlukan penelitian mendalam untuk mengungkap dari mana nisan itu berasal. Tim verifikasi segera dibentuk untuk mengumpulkan data pendukung dan melakukan kajian secara komfrehensif.
"Perlu dilakukan penelitian mendalam untuk mengungkap misteri nisan-nisan itu," ungkap Retno, Selasa (18/1).
Penelitian dilakukan juga apakah nisan-nisan merupakan bagian dari makam atau sudah dipindahkan atau belum terpakai dan terkubur di dalam tanah. Dari pengamatan sementara, nisan-nisan itu diduga merupakan peninggalan Keraton Beringin Janggut pada abad berbeda, yakni abad 16 Masehi hingga abad 19 Masehi.
Dugaan ini dilihat dari bentuk nisan, konstur tanah berupa rawa dan dilakukan penimbunan untuk pusat ekonomi di masa penjajahan Belanda. Di situ juga terdapat Keraton Beringin Janggut (1662-1724).
"Bisa jadi ini bukti kuat peninggalan Keraton Beringin Janggut yang dulunya memang berada di kawasan Pasar 16 Ilir," ujarnya.
Retno menjelaskan, kawasan itu dikenal sebagai situs bersejarah. Hanya saja belum ditetapkan cagar budaya seperti Benteng Kuto Besak dan pemakaman Kawah Tengkurep.
"Karena belum ada data lengkap yang memadai sebagai syarat menjadi cagar budaya," kata dia.
Dosen Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang Mashur menjelaskan, keempat nisan kuno tersebut sudah terungkap yang tertulis tahun 1322 Hijriah atau 1904 Masehi.
Pada catatan batu nisan pertama, baris pertama tertulis Faqod Intiqolat, baris kedua Ila Rahmatillahi Abrar, baris ketiga menunjukkan nama, yakni Ni Aji Nadibah binti Abdul, dan baris keempat tertulis Al Aziz Palembani.
Batu nisan kedua, baris pertama tertulis Faqod Intiqol, barus kedua Ila Rahmatillah, baris ketiga Al Malikul Dorar Almarhum, baris keempat Haji Abdurahman, dan baris kelima bin Ismail.
Batu nisan ketiga, yakni baris pertama tertulis Faqod Intiqolat, baris kedua Ila Rohmatillahi Abrar Ni Haji Rosyidah, baris ketiga binti Haji Abdurrahman Raja, baris kempat Ismail Palembani.
Nisan kempat, baris pertama tertulis Wakana Wafatuhu, baris kedua Yaimil Isnain, baris ketiga 8 Rabi'ul Akhir, baris keempat Sanah 1322. Nama-nama yang tertulis di nisan itu diduga masih memiliki hubungan keluarga, terutama nisan kedua dan ketiga.
"Itu sepertinya makam keluarga, terlepas dari kesultanan apa enggak dia, tapi ini satu keluarga," ungkap Mashur.
Dikatakan, pada nisan kedua terdapat pecahan logam dan keramik. Ada juga nisan terbuat dari batu granit.
"Kemungkinan bangsawan dan bahan itu tidak ada di kita, yang terdekat dari Bangka Belitung," ujarnya.
Advertisement
Negarawan Inggris Sir Thomas Stamford Raffles, sebelum menjabat sebagai Letnan Gubernur Hindia Belanda pernah melaporkan kepada atasannya, Lord Minto pada tahun 1810, Kesultanan Palembang Darussalam memiliki gudang-gudang yang penuh dengan emas yang sudah ditimbun sejak dulu oleh para leluhurnya. Dengan kekayaannya juga, kesultanan ini memiliki banyak keraton dan benteng di alur Sungai Musi.
Yakni Keraton Benteng Kuto Besak yang kini menjadi Benteng Kuto Besak, Keraton Kuto Gawang (tertua) yang sudah tak berbekas setelah terbakar akibat diserang VOC Belanda pada 1669 dan di lokasinya kini menjadi pabrik PT Pusri.
Kemudian Keraton Kuto Cerancangan yang berada di sekitar Sungai Tengkuruk dan dilakukan penimbunan menjadi Jalan Jenderal Sudirman, dan terakhir Keraton Kuto Lamo atau Kuto Tengkuruk. Keraton ini ludes terbakar dan kemudian dibangun residen Belanda yang saat ini menjadi Museum Sultan Mahmud Badaruddin II.
Dan terakhir Keraton Beringin Janggut yang berada di kawasan Pasar 16 Ilir Palembang. Wajar saja, pasar itu menjadi situs bersejarah penting.
Keraton Beringin Janggut dibatasi sungai-sungai yang saling berhubungan. Yakni Sungai Musi di selatan, Sungai Tengkuruk di sekitar barat, Sungai Penedan di sebelah utara, dan Sungai Rendang atau Sungai Karang Waru di sebelah timur. Keraton ini didirikan Sultan Abdurrahman setelah keraton pertama, yakni Kuto Gawang terbakar.
Pendiri Kesultanan Palembang Darussalam Mi Mas Hindi memilih daerah Beringin Janggut sebagai keraton yang baru karena dinilai strategis sebagai tempat berlindung dan mengintai musuh.
Koordinator Sahabat Cagar Budaya (SCB) Palembang Robi Sunata menyebut sebelumnya tidak jejak dari Keraton Beringin Janggut. Dari penelusuran, keraton itu berada di sekitar Pasar 16 Ilir Palembang.
Dari geografis, Keraton Beringin Janggut berbeda dengan keraton lain yang banyak mengarah dan berada di pinggir Sungai Musi. Letak keraton ini letaknya lebih cenderung masuk ke daratan.
"Kami sering melakukan penelusuran terkait keberadaan Keraton Beringin Janggut. Lokasinya diperkirakan di antara gedung Pasar 16 dan pertokoan yang terbakar dulu," ujarnya.
Retno Purwati melihat belum pernah ada penelitian mengenai Keraton Beringin Janggut ini. Hal itulah membuat daga tertulis seperti sketsa tentang posisi, bentuk, dan ukuran keraton ini sulit ditemukan.
Dia berharap penemuan nisan kuno itu dapat menjadi pertanda terbukanya tabir tentang Keraton Beringin Janggut yang belum banyak diketahui masyarakat.
"Jika dilihat dari temuan ini, sudah membuktikan bahwa kawasan Pasar 16 Ilir Palembang merupakan situs bersejarah yang penting karena merupakan tempat Keraton Beringin Janggut," pungkasnya. [cob]
Baca juga:
Tiga Nisan Kuno Ditemukan Saat Penggalian IPAL di Palembang
Potret Dam Jagir Surabaya, Bendungan Warisan Penjajah yang Kini Masih Berfungsi
Kisah Bubukshah dan Gagang Aking dari Zaman Majapahit
Seni Cadas Tertua di Dunia dari Karst Maros Pangkep
Bekas Pabril Gula di Brebes Ini Disulap Jadi Rest Area Instagramable, Ini 5 Potretnya
Jembatan Kereta Matraman Ditetapkan Sebagai Cagar Budaya DKI Jakarta
Gelar Selawatan, Bupati Ipuk Berharap Gelaran WSL Lancar dan Sukses
Sekitar 10 Menit yang laluCinta Tak Berbalas, Pemuda Ini Perkosa dan Bunuh Adik Ipar saat Tidur
Sekitar 15 Menit yang laluCekcok usai Pentas Dangdut di Kudus Berujung Maut
Sekitar 50 Menit yang laluPemkot Bogor Bentuk Satgas Pengendalian Harga Minyak Goreng, Periksa 15 Pedagang
Sekitar 1 Jam yang laluTertangkap Jual Kulit Harimau, Eks Bupati Bener Meriah Hanya Wajib Lapor
Sekitar 1 Jam yang laluKenalkan Anies di Daerah, Relawan akan Hindari Politik Identitas
Sekitar 1 Jam yang laluBenny K Harman Bantah Aniaya Karyawan Restoran, Begini Penjelasannya
Sekitar 1 Jam yang laluDiduga Aniaya Karyawan Restoran, Politisi Demokrat Benny K Harman Dipolisikan
Sekitar 1 Jam yang laluKeluarga Korban Perundungan Maafkan Pelaku tapi Ingin Proses Hukum Berlanjut
Sekitar 2 Jam yang laluGibran dan Hary Tanoe Gelar Pertemuan Sembari Nonton Film 'Srimulat' di Solo
Sekitar 2 Jam yang laluKSP: Elemen Kampus dan LSM Sudah Saatnya Bergerak Hadapi Risiko Bencana
Sekitar 2 Jam yang laluLa Nyalla Soal Capres: Saya Ini Menjemput Takdir
Sekitar 2 Jam yang laluAkun YouTube BNPB Kembali Diretas
Sekitar 3 Jam yang laluBertemu Petinggi PBB, Puan Bahas Isu Global hingga Perlindungan Perempuan
Sekitar 3 Jam yang laluPemkot Bogor Bentuk Satgas Pengendalian Harga Minyak Goreng, Periksa 15 Pedagang
Sekitar 1 Jam yang laluGalaknya Luhut Audit Perusahaan Kelapa Sawit Usai Ditunjuk Jokowi Urus Minyak Goreng
Sekitar 17 Jam yang laluTerbitkan Aturan Baru, Mendag Resmi Cabut Larangan Ekspor CPO
Sekitar 1 Hari yang laluAturan Baru Kemendag: Beli Minyak Goreng Curah Harus Gunakan NIK
Sekitar 1 Hari yang laluJokowi: Inflasi Terkendali Karena Pemerintah Tahan Harga BBM dan Listrik
Sekitar 2 Hari yang laluJokowi: Harga BBM di Singapura Rp32.400 per Liter, Kita Pertalite Masih Rp7.650
Sekitar 2 Hari yang laluJokowi Soal Harga BBM: Subsidi APBN Gede Sekali, Tahan Sampai Kapan?
Sekitar 5 Hari yang laluDemo di Patung Kuda, Buruh dan Mahasiswa Bawa Empat Tuntutan Ini
Sekitar 5 Hari yang laluAfrika Disebut Turut Jadi Korban Perang Rusia-Ukraina
Sekitar 6 Jam yang laluRusia Akan Buka Koridor Agar Kapal Asing Bisa Keluar dari Ukraina
Sekitar 7 Jam yang laluPasukan Rusia Kuasai PLTA Strategis Ukraina
Sekitar 11 Jam yang laluPresiden Ukraina Hanya Bersedia Temui Putin untuk Akhiri Perang
Sekitar 2 Hari yang laluCovid-19 Melandai, Jokowi Harap Aktivitas Seni dan Budaya Mulai Bangkit
Sekitar 8 Jam yang laluUpdate 26 Mei 2022: Kasus Positif Covid 246, Pasien Sembuh 243
Sekitar 8 Jam yang laluData Pasien Covid-19 di Wisma Atlet Kemayoran 26 Mei 2022
Sekitar 11 Jam yang laluTurun 50 Persen, Santunan Kecelakaan Jasa Raharja Capai Rp44 M di Musim Mudik Lebaran
Sekitar 1 Hari yang laluEvaluasi Mudik Lebaran, Jokowi Minta Rekayasa Lalu Lintas Diperbaiki
Sekitar 1 Hari yang laluPer 10 Mei, KAI Tolak Berangkatkan 707 Penumpang Terkait Covid-19
Sekitar 2 Minggu yang laluFrekuensi Belanja Masyarakat Meningkat Tajam di Ramadan 2022
Sekitar 2 Minggu yang laluAdvertisement
Advertisement
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami