Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tito ingin penyidik Polri terapkan sistem anggaran seperti KPK

Tito ingin penyidik Polri terapkan sistem anggaran seperti KPK Kapolri Tito Karnavian luncurkan buku Democratic Policing. ©2017 merdeka.com/imam buhori

Merdeka.com - Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengeluhkan kecilnya anggaran untuk penyidik. Untuk itu, dia mengharapkan, adanya perubahan pola penganggaran terhadap penyidik di Korps Bhayangkara, sehingga serupa dengan yang diterapkan oleh KPK di mana menerapkan sistem At Cost atau kartu kredit.

Tito menjelaskan, dengan adanya sistem At Cost itu maka akan memudahkan setiap penyidik yang sedang menangani suatu perkara. Selain itu dengan sistem tersebut maka penyidik tak mempunyai hambatan untuk memanggil pelapor atau terlapor yang memang posisinya sedang berada di luar kota atau luar negeri.

"Itu natural dan banyak terjadi kita perbaiki SDM-nya agar berusaha tingkat kesejahteraan Polri cukup juga kedua perbaiki masalah anggarannya lidik dan sidik supaya nggak minta ke pelapor dan tersangka," katanya di gedung Rupatama Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (3/1).

"Itu (sistem At Cost) selama ini kita sampaikan kepada Pemerintah. Kalau di KPK sudah menggunakan sistem At Cost (kartu kredit), sementara Polri indeks (dianggarkan) nggak akan mungkin maksimal bekerja," sambungnya.

Dengan menggunakan sistem Indeks di Polri, mantan Kapolda Metro Jaya ini menjelaskan, itu malah justru menghambat kinerja para penyidik untuk mengusut sebuah kasus. Alasan Tito ingin seperti KPK karena jika pihaknya akan memanggil terlapor yang ada di luar negeri dan mangkir bisa langsung dijemput paksa dengan anggaran yang sudah ditentukan.

"Dengan sistem indeks (dianggarkan) kita buat empat kategori. Kasus sangat sulit, sulit, sedang dan ringan. Bedakan kasus ini aja nggak gampang. Kasus penghinaan itu (ketegori) kasus sedang dan ringan yang biayanya cuma 7 juta. Tapi saksinya diluar kota kemudian terlapornya di kota lain, untuk berangkat indeksnya 7 juta itu nggak cukup hanya untuk uang perjalanan saja. Bagaimana bisa menyelesaikan itu. Itu problem mendasar," jelasnya.

Mantan Kepala BNPT ini mencontohkan FBI di Amerika. FBI tak memiliki anggaran yang sudah ditentukan, melainkan mempunyai pendanaan yang bisa dibilang tak ada batasan nominalnya.

"Di Amerika FBI dikasih kredit card berapa pun yang penting ada pertanggungjawabannya. Itu namanya At Cost berapapun juga diperlukan dibayarkan negara seperti KPK sekarang, makanya mereka fokus mau ke luar negeri mau kemana terbayar (ngga mikirin anggaran)," ujarnya.

Tito berharap agar pemerintah bisa merubah sistem anggaran terhadap Korps Bhayangkara, terlebih khusus untuk para penyidik. Karena dengan menggunakan sistem At Cost ini, dia menyakini bisa memudahkan dirinya untuk menekan penyidik agar tak 'mengeluh' dalam mengungkap sebuah kasus.

"Usulan saya (ke Pemerintah) sistem At Cost dan dan jangan ditarget. Kasus korupsi dikasih target. Kasusnya satu Polres satu tahun untuk 4 sampai 5 kasus padahal yang ditangani 20 kasus itu biaya lain gimana?jadi kita tidak bisa menekan kepada petugasnya tapi sistemnya. Saya sudah sampaikan berkali kali (kepada pemerintah) gunakan sistem At Cost. Saya bisa neken penyidik, kamu sudah cukup anggarannya kalau minta juga saya masukin," tandasnya.

(mdk/fik)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
TNI Beberkan Kronologi 1 Prajurit Gugur Diserang KKB Papua

TNI Beberkan Kronologi 1 Prajurit Gugur Diserang KKB Papua

Serangan KKB menyebabkan dua prajurit TNI menjadi korban.

Baca Selengkapnya
Kronologi Pria Bersenjata Golok Nekat Serang Polisi Berpistol, Begini Nasibnya Kini

Kronologi Pria Bersenjata Golok Nekat Serang Polisi Berpistol, Begini Nasibnya Kini

Seorang anggota polisi melepaskan tembakan usai diancam golok orang tak dikenal. Ini kronologinya.

Baca Selengkapnya
Polri Bersiap Tugas di IKN, Gunakan Teknologi Sesuai Konsep Wilayah

Polri Bersiap Tugas di IKN, Gunakan Teknologi Sesuai Konsep Wilayah

Kehadiran polisi yang bertugas dengan menyesuaikan perkembangan teknologi diyakini dapat memaksimalkan pelayanan masyarakat.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
TKN Beberkan Dugaan Indikasi Upaya Penggagalan Pemilu 2024

TKN Beberkan Dugaan Indikasi Upaya Penggagalan Pemilu 2024

Ada juga upaya membenturkan aparat Polri dan TNI dengan masyarakat.

Baca Selengkapnya
Blak-blakan Wayan Koster soal Pemeriksaannya Terkait Kasus Korupsi

Blak-blakan Wayan Koster soal Pemeriksaannya Terkait Kasus Korupsi

Polda Bali mengatakan, terkait dugaan korupsi masih didalami kebenarannya karena hal itu baru sebatas laporan.

Baca Selengkapnya
Bintara Polisi Masih Bujangan saat Kenaikan Pangkat, Komandan Langsung Siram Air 'Ben Laku'

Bintara Polisi Masih Bujangan saat Kenaikan Pangkat, Komandan Langsung Siram Air 'Ben Laku'

Momen lucu Bintara Polisi bujangan dan komandannya saat kenaikan pangkat. Disiram air supaya cepat laku. Begini ulasannya.

Baca Selengkapnya
Perwira Polisi Pamer Otot Bareng Pensiunan Jenderal Eks Kapolri, Sang Ayah Dipuji Awet Muda

Perwira Polisi Pamer Otot Bareng Pensiunan Jenderal Eks Kapolri, Sang Ayah Dipuji Awet Muda

Berikut potret perwira polisi pamer otot bareng pensiunan Jenderal eks Kapolri.

Baca Selengkapnya
Dipenjara di Maksimum Security, 13 Prajurit TNI Terlibat Penganiayaan Anggota KKB Terancam Jadi Tersangka

Dipenjara di Maksimum Security, 13 Prajurit TNI Terlibat Penganiayaan Anggota KKB Terancam Jadi Tersangka

Penetapan tersangka sesuai hasil gelar perkara dari Pomdam III/Siliwangi.

Baca Selengkapnya
Prajurit TNI ini Bangga Anaknya jadi Polisi, Saking Bahagianya Seragam Sang Putra Dijaga di Bawah Pohon

Prajurit TNI ini Bangga Anaknya jadi Polisi, Saking Bahagianya Seragam Sang Putra Dijaga di Bawah Pohon

Seorang prajurit TNI AD bangga saat menghadiri pelantikan putranya menjadi anggota Polri, ia sampai menjaga seragam sang anak sambil duduk di bawah pohon.

Baca Selengkapnya