Tahun 2017, angka gizi buruk disebut berkurang 27,5 persen
Merdeka.com - Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani mengatakan, penanganan masalah stunting harus dilakukan secara sinergis. Karenanya, penanganannya harus dilakukan secara keroyokan oleh pihak-pihak terkait yakni 13 kementerian dan lembaga secara terkoordinir.
Stunting adalah kurang gizi kronis yang disebabkan asupan gizi kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tak sesuai kebutuhan gizi.
"Penurunan jumlah stunting dilakukan dengan intervensi 13 kementerian dan lembaga secara terkoordinir. Sebab masalah stunting tak hanya masalah gizi dan kesehatan tapi juga terkait dengan cara hidup dan pemenuhan sarana prasarana dasar masyarakat," ujar Menko PMK Puan Maharani usai memimpin rapat koordinasi penanganan stunting di Kantor Kemenko PMK,Jakarta, Rabu (1/11).
Rapat dihadiri oleh Menkes, Nila F Moeloek; Mendes PDT, Eko Putro Sandjojo; Seskemenko PMK, YB Satya Sananugraha; Deputi bidang Koordinasi Peningkatan Kesehatan, Sigit Priohutomo; Staf Khusus Menko PMK, Dolfie OFP; dan Staf Ahli Menko PMK bidang Kependudukan, Sonny HB Harmadi.
Dikatakan Puan, hasil penurunan angka stunting sejauh ini sudah sesuai target. Tahun 2016, kata Puan, angka stunting turun sekitar 30 persen dan tahun 2017 sudah turun menjadi 27,5 persen. Padahal target yang disasar tahun ini sebeaar 29 persen.
"Walau begitu kita tetap harus buat sinergi dan gebrakan percepatan menurunkan angka stunting," ungkapnya.
Lebih detail Puan menjelaskan, jika sebelumnya ada 8 kabupaten yang mendapat intervensi khusus penurunan angka stunting, maka tahun 2018 akan ditambah menjadi 100 kabupaten yang mendapat intervensi khusus dengan fokus desa-desa tertinggal.
Puan menegaskan, penanganan masalah stunting hanya akan berhasil jika dilakukan secara simultan di berbagai sektor. Karena itu, sinergi 13 kementerian dilakukan. Misalnya dengan Kementerian Desa yang mengurus Dana Desa sehingga penggunaannya diarahkan juga untuk memberi intervensi menangani stunting di desa tertinggal.
"Jadi akan terukur bahwa stunting berkurang dan manfaat dana desa terasa. Ekonomi masyarakat lebih maju dan masyarakat sejahtera. Maka stunting juga bisa ditekan," jelas Puan.
Cucu proklamator Kemerdekaan RI Soekarno ini menambahkan, stunting bukan semata-mata soal gizi anak, tapi terkait kualitas SDM dan sarana kebutuhan sosial masyarakat. Makanya ada pembagian penanganan masalah stunting ini.
"Pertama intervensi spesifik yang dikoordinasikan melalui Kemenkes. Ini terkait misalnya ibu hamil, ibu menyusui, masalah asupan makanan bergizi dan makanan tambahan dan sebagainya," jelas Puan.
Adapun intervensi kedua, kata Puan, terkait Gizi Sensitif yang dikoordinasi dalam 11 kementerian. Di sini lebih pada penanganan yang didalamnya juga terkait pemenuhan sarana sosial dasar bagi masyarakat.
"Bahkan Bappenas juga masuk dalam penanganan stunting ini agar semua program bisa diakomodir dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Sebab kita ingin mengejar standar WHO juga dengan stunting minimal 20 persen," imbuh Puan.
Terkait anggaran, Puan menjelaskan, pada tahun 2017 anggaran penanganan stunting sekitar Rp 7 triliun. Ini kemudian dibuat dalam 100 kabupaten percontohan agar intervensi kebijakan lebih efektif.
"Nantinya harus ada langkah lebih spesifik misalnya dari tiap kabupaten ada 18 kecamatan dan di satu kecamatan dilihat lagi mana desa-desa tertinggal yang paling miskin. Maka kita intervensi di sana," jelasnya.
Dalam kesempatan RTM tersebut, diperkenalkan pula konsep 'Isi Piringku' atau gerakan makan makanan yang sehat dengan gizi seimbang sebagai pengganti slogan 4 Sehat 5 Sempurna di masa lalu. 'Isi Piringku' dapat bermakna 10 pesan gizi seimbang dengan porsi makanan yang terdiri atas makanan pokok, lauk pauk, sayur-sayuran, buah-buahan.
Kebiasaan makan makanan sehat dalam 'Isi Piringku' ini diiringi dengan perilaku hidup bersih dan sehat berupa kebiasaan cuci tangan, banyak melakukan aktivitas fisik, rajin memantau berat badan agar tetap normal, dan banyak minum air putih. 'Isi Piringku' disusun untuk mengangkat kearifan lokal berupa makanan pokok khas dari 34 provinsi yang ada. Konsep ini diketahui tengah disusun strategi komunikasi publiknya untuk disampaikan dalam berbagai materi sosialisasi dan edukasinya. 'Isi Piringku' diketahui juga akan menyasar kalangan remaja.
"’Isi Piringku’ kalau perlu kita luncurkan dulu sebagai langkah awal sosialisasi tahap pertama," pinta Menko PMK.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Stunting Adalah Gangguan Pertumbuhan pada Anak, Berikut Gejala dan Cara Mencegahnya
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kurangnya asupan makanan yang bergizi dan infeksi kronis pada periode pertumbuhan mereka.
Baca SelengkapnyaMengenal Beda Stunting dan Gizi Buruk Sempat jadi Perdebatan saat Masa Kampanye
Tentu, menjadi pertanyaan, apakah stunting dan gizi kurang atau gizi buruk sama?
Baca SelengkapnyaAnies Kritik Pemerintah Kumpulkan Pemda Hanya Bahas Anggaran: Tak Pernah Urusan Stunting atau Ibu Hamil
Anies Baswedan mengungkapkan kendala kesejahteran rakyat (kesra) karena kurangnya sinergi antara pemerintah pusat dengan daerah.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Belajar dari Kampar Turunkan Angka Stunting
Keberhasilan Kabupaten Kampar turunkan angka prevalensi stunting menjadi sorotan
Baca SelengkapnyaDukung Penghapusan Stunting, BRI Beri Antropometri Kit dan Makanan Tambahan Selama 3 Bulan
Bank Rakyat Indonesia (BRI) berkomitmen mendukung program pencegahan dan penurunan angka prevalensi stunting.
Baca SelengkapnyaPemerintah Bantah Kenaikan Harga dan Kelangkaan Beras Akibat Program Bansos Pangan, Begini Penjelasannya
Pemerintah membantah kenaikan harga dan kelangkaan beras karena program bansos pangan yang aktif dibagikan belakangan ini.
Baca SelengkapnyaTekan Stunting, Dinkes DIY Adakan Gerakan Aksi Bergizi di Sekolah
Dinkes DIY menekankan pemberian nutrisi pada remaja putri agar tidak melahirkan anak stunting
Baca SelengkapnyaBeras Bulog Ditempel Stiker Prabowo-Gibran, Wapres Minta Bawaslu Selidiki Dugaan Politisasi
Beras dalam kemasan kantong plastik ukuran 5 kilogram itu merupakan cadangan beras pemerintah untuk program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan.
Baca SelengkapnyaGandeng Penghulu hingga Tokoh Agama, Begini Strategi Kemenag Dukung Program Prioritas Pemerintah
Kementerian Agama ikut ambil bagian dalam realisasi program pemerintah pusat seperti penurunan angka stunting.
Baca Selengkapnya