Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ramalan Jayabaya & Samurai Jepang pembela kemerdekaan Indonesia

Ramalan Jayabaya & Samurai Jepang pembela kemerdekaan Indonesia Rahmat Shigeru Ono. ©repro dok keluarga

Merdeka.com - Sakari Ono takjub merasakan kesegaran air kelapa yang membasahi tenggorokannya. Inilah pertama kalinya anggota Batalyon 153 Angkatan Darat Kekaisaran Jepang itu merasakan air kelapa muda.

Ono muda begitu terkesan dengan keramahan penduduk di Cilacap, Jawa Tengah. Walau tak banyak interaksi dan terbatas kendala bahasa, Ono merasa disambut baik di Pulau Jawa.

Ono kemudian mengerti masyarakat begitu mempercayai ramalan Jayabaya. Akan ada orang-orang kate berkulit kuning yang akan melepaskan pendudukan Indonesia dari kekejaman bangsa kulit putih. Mereka percaya orang kate itulah para Tentara Jepang.

Selama bertugas di Indonesia, Ono lebih banyak kecewa melihat sikap para tentara Jepang lain. Apalagi masa 1943 sampai awal 1945 di mana tidak ada perang di Jawa.

"Mereka hanya pergi untuk minum-minum dan bersenang-senang dengan wanita penghibur. Saya sangat kecewa melihat mereka," kenang Ono dalam buku hariannya.

Kisah hidup Ono kemudian dituliskan menjadi buku oleh Eiichi Hayashi. Di Indonesia buku ini berjudul Mereka Yang Terlupakan, Memoar Rahmat Shigeru Ono. Diterbitkan Ombak tahun 2011.

15 Agustus adalah titik balik dari hidup Ono. Dia dan pasukan Jepang lainnya mendengarkan pidato kaisar Jepang yang mengumumkan kekalahan Jepang atas negara sekutu. Pidato yang terdengar kurang jelas, mengakibatkan semua pasukan Jepang bingung menentukan sikap. Ada yang mengira kaisar menyuruh menyerah, ada juga yang menerjemahkan kaisar meminta mereka lebih semangat berperang.

Tak lama kemudian Inggris sebagai pemenang perang mendarat di Pulau Jawa. Mereka bertugas melucuti tentara Jepang dan mengembalikan mereka ke negara asal. Ikut membonceng Inggris adalah tentara Belanda.

Sakari Ono punya pendapat sendiri. Menurutnya tentara Jepang tak boleh menyerah walau Jepang sudah kalah. Dulu mereka diperintahkan kaisar merebut Jepang dari Belanda. Kini mereka juga harus membantu rakyat Indonesia mempertahankan kemerdekaannya yang kembali akan dirampas Belanda.

"Saya teringat akan janji Jepang untuk memerdekakan Indonesia," tulis Ono emosi dalam buku hariannya.

Maka Ono dan dua kawannya akhirnya lari dari kesatuan militer Jepang. Mereka berusaha menghindari patroli tentara Inggris di Bandung. Lewat petualangan yang mendebarkan, keduanya bisa bergabung dengan pasukan Republik Indonesia.

Oleh komandan polisi militer, mereka disuruh mengganti seragam Jepang dengan sarung dan kopiah. Ono merasa lucu memakai sarung dan kopiah yang tidak pernah dia pakai sebelumnya.

"Selanjutnya kami diberi nama Indonesia. Saya diberi nama Rahmat, teman saya Tetsuo Katano diberi nama Karman. Shunichi Takigami dipanggil Adam," kenang Ono.

Ono pun mengubah namanya menjadi Shigeru. Sehingga para veteran Jepang mengenalnya sebagai Rahmat Shigeru Ono.

Rahmat Ono mengenang banyak Tentara Jepang yang ikut bergabung dengan RI. Lucunya wajah mereka sering diolesi lumpur biar tak terlalu putih. Sambutan dari warga Indonesia sangat baik.

"Saya dan teman-teman Jepang merasa terharu dan merasa sangat dihargai," kenang Ono.

Ono juga mengirimkan potongan rambutnya pada keluarga di Jepang bersama pesan untuk orang tuanya. Tak perlu dicari, karena Sakari Ono sudah tewas di Indonesia.

"Papi melakukannya biar keluarga di Jepang tak khawatir. Kalau sudah meninggal kan lama-lama lupa. Tapi kalau masih hidup dan malah berjuang di Indonesia nanti malah khawatir," kata Erlik Ono, putri Rahmat Ono saat ditemui merdeka.com di Malang pekan lalu.

Rahmat Shigeru Ono kemudian berjuang bersama para pemuda. Dia melatih mereka dan memimpin gerilyawan Indonesia berperang melawan Belanda. Dalam sebuah insiden, Rahmat Ono kehilangan tangan kirinya sebatas siku.

Rahmat Ono pun menemukan jodohnya di Malang. Dia menikahi gadis desa bernama Darkasih. Pernikahannya membuahkan 9 orang anak. Dia pun kemudian memeluk agama Islam.

"Papi selalu merasa rumahnya di Indonesia. Dia beberapa kali ke Jepang menemui saudara-saudaranya setelah Indonesia merdeka. Tapi dia memilih menetap di Malang. Papi bilang keluarga saya di sini," kenang Erlik.

Rahmat Ono adalah tentara Jepang terakhir yang memihak Republik Indonesia. Samurai terakhir ini tutup usia Senin (25/8) lalu di Malang. Di tengah keluarga dan tanah air yang dicintainya.

(mdk/ian)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Penampakan Daerah Paling Kotor di Jepang Banyak Sampah Di mana-mana, 'Orang Jepang Aja Ogah Ke Sini'
Penampakan Daerah Paling Kotor di Jepang Banyak Sampah Di mana-mana, 'Orang Jepang Aja Ogah Ke Sini'

Begini penampakan daerah terkotor di Jepang sampai ditemukan banyak sampah sepanjang jalan.

Baca Selengkapnya
Rapi dan Tak Ada Sampah Berserakan, Baliho Kampanye di Jepang Ini Curi Perhatian
Rapi dan Tak Ada Sampah Berserakan, Baliho Kampanye di Jepang Ini Curi Perhatian

Ada banyak perbedaan cara kampanye orang Jepang dan Indonesia.

Baca Selengkapnya
Bikin Orang Indonesia Iri, Penampakan Selokan di Jepang Bersihnya Luar Biasa Isinya Ikan Mahal
Bikin Orang Indonesia Iri, Penampakan Selokan di Jepang Bersihnya Luar Biasa Isinya Ikan Mahal

Saking bersihnya, selokan di Jepang hidup puluhan ekor ikan berharga fantastis.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Tujuan Pemilu 1955 di Indonesia dan Hasilnya, Begini Sejarahnya
Tujuan Pemilu 1955 di Indonesia dan Hasilnya, Begini Sejarahnya

Pemilu 1955 ini menjadi yang pertama kali diadakan setelah Indonesia memperoleh kemerdekaannya pada tahun 1945.

Baca Selengkapnya
Isi Perjanjian Kalijati 1942, Berikut Sejarah Lengkapnya
Isi Perjanjian Kalijati 1942, Berikut Sejarah Lengkapnya

Perjanjian Kalijati adalah awal mula era penjajahan Jepang di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Potret Seragam TNI di Zaman Awal Kemerdekaan, Banyak yang Masih Pakai Sisa Jepang dan Belanda
Potret Seragam TNI di Zaman Awal Kemerdekaan, Banyak yang Masih Pakai Sisa Jepang dan Belanda

Berikut ini adalah penampakan seragam TNI di awal kemerdekaan Indonesia, sangat sederhana dan banyak yang memakai seragam sisa peninggalan Jepang dan Belanda.

Baca Selengkapnya
Ingin Kabur dari Serbuan Jepang, Ini Kisah Pelarian Orang-Orang Belanda di Pelabuhan Cilacap
Ingin Kabur dari Serbuan Jepang, Ini Kisah Pelarian Orang-Orang Belanda di Pelabuhan Cilacap

Pelabuhan Cilacap menjadi pintu satu-satunya untuk kabur dari Pulau Jawa.

Baca Selengkapnya
Jepang Jadi Negara Kelima Capai Bulan, Pesawat Alami Kendala Sesaat Setelah Mendarat
Jepang Jadi Negara Kelima Capai Bulan, Pesawat Alami Kendala Sesaat Setelah Mendarat

Jepang menyusul AS, Uni Soviet, India dan China yang sebelumnya telah berhasil mendarat di Bulan.

Baca Selengkapnya
Pemenang Pemilu Tahun 1955, Berikut Sejarahnya
Pemenang Pemilu Tahun 1955, Berikut Sejarahnya

Pemilu 1955 di Indonesia merupakan salah satu tonggak sejarah penting dalam proses demokratisasi dan konsolidasi negara setelah merdeka pada tahun 1945.

Baca Selengkapnya