Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Polisi sebut bahan peledak dari Malaysia pesanan nelayan Sulawesi

Polisi sebut bahan peledak dari Malaysia pesanan nelayan Sulawesi Bahan peledak selundupan. ©2016 Merdeka.com/Gede Nadi Jaya

Merdeka.com - Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Mabes Polri, Brigjen Pol Agung Setya menegaskan bahan baku peledak jenis amonium nitrat yang dibawa dari Malaysia melalui jalur laut tidak ada hubungannya dengan jaringan teroris Santoso di Poso, Sulawesi. Bahan peledak itu diselundupkan dengan menggunakan Kapal Motor (KM) Alam Indah,

Bahan peledak yang ditemukan sebanyak 1.153 karung (sebelumnya ditulis 1.300) dengan berat total 28.285 kg atau 28,3 ton. ‎"Kurang lebih dari masing-masing karung yang terisi bahan peledak berat rata-rata ada 25 kg," imbuhnya.

Temuan bahan peledak ini mengingatkan beberapa kasus yang pernah diungkap polisi sebelumnya, yakni Jumat (9/9) lalu. Petugas membekuk dua tersangka berinisial Y dan T di Tanjung Balai, Kepulauan Karimun saat mengantar pesanan dari seorang nelayan di Sulawesi.

"Saya tegaskan bahwa tidak ada terkait masalah teroris, kita sedang dalami polanya ini terkait penggunaan untuk bom ikan," tandasnya di Kantor DJBC Bali, NTB, NTT, Kamis (22/9).

Agung melanjutkan, bahan kimia sejenis Amonium Nitrat lebih sering digunakan untuk pupuk. Tak heran jika para pelaku, yaitu UD (38) nahkoda, U (32) ABK, MH (30) ABK, MK (28) ABK, ALW (52) ABK dan HD (40), ABK menggunakan modus karung untuk pupuk.

Para pelaku juga dipastikan hanya digunakan sebagai alat oleh pelaku sesungguhnya, yang diduga warga Malaysia. Pelaku ini berstatus buron.

bahan peledak selundupan

"Mereka ini hanya kurir saja, otaknya hanya memanfaatkan mereka. Kita tahu pelaku mengelola dana yang relatif besar menelusuri tindak pidana pencucian uangnya karena mereka mengelola nelayan ini," ujarnya.

Dia memastikan, aparat kepolisian sudah mengungkap pengiriman bahan peledak dengan pola yang sama. "Mereka menggunakan pola yang sama melalui jalur Selayar-Sulawesi Selatan. Pengakuan mereka untuk bom ikan," tandasnya.

Para pelaku mengaku bahan peledak tersebut dipesan seorang nelayan asal Sulawesi. Namun dia enggan membeberkan identitas pemesan dengan alasan untuk bahan penyidikan.

"Kita simpan dulu lah. Namun yang kita tahu sekarang ada pemunduran, dulu pake jaring sekarang pakai bom ikan, yang kita tahu pola masuk ke Indonesia mereka seperti itu," tandasnya.

Para pelaku menurut Kepala Bidang Tindak Penindakan dan Penyidikan Kanwil DJBC Bali, NTB, NTT Husni Syaiful telah melanggar kepabeanan, Pasal 102 huruf a UU Nomor 17 tahun 2006 tentang Perubahan atas UU Nomor 10 tahun 1995 tentang Kepabeanan, yaitu mengangkut barang impor yang tidak tercantum dalam manifest dengan ancaman hukuman pidana penjara paling singkat satu tahun penjara dan pidana penjara paling lama 10 tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 50 juta dan paling banyak Rp 5 miliar.

(mdk/tyo)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Resmikan Pabrik Amonium Nitrat, Jokowi: Tambah Bahan Baku Pembuatan Pupuk

Resmikan Pabrik Amonium Nitrat, Jokowi: Tambah Bahan Baku Pembuatan Pupuk

Keberadaan pabrik tersebut dapat mengurangi impor bahan baku pembuatan pupuk.

Baca Selengkapnya
Melawan, Bandar Coba Tabrak Polisi Pakai Mobil Berujung Didor & Ditangkap, 10 kg Sabu Disita

Melawan, Bandar Coba Tabrak Polisi Pakai Mobil Berujung Didor & Ditangkap, 10 kg Sabu Disita

Dari kasus ini polisi juga mendalami informasi peredaran sabu di salah satu lapas di Sumatera Utara.

Baca Selengkapnya
4 Nelayan di Sulsel Ditangkap saat Buat Bom Ikan Daya Ledak Tinggi, Polisi Temukan Ribuan Detonator dari India

4 Nelayan di Sulsel Ditangkap saat Buat Bom Ikan Daya Ledak Tinggi, Polisi Temukan Ribuan Detonator dari India

Polisi menangkap empat orang nelayan yang diduga melakukan pengerusakan biota laut dengan menggunakan bom ikan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Bikin Onar di Jalan, Ratusan Pesilat Lamongan Menangis Sesenggukan di Kantor Polisi

Bikin Onar di Jalan, Ratusan Pesilat Lamongan Menangis Sesenggukan di Kantor Polisi

Pesilat asal Lamongan disambut banjir air mata usai digelandang ke kantor polisi akibat terlibat kericuhan.

Baca Selengkapnya
Jokowi Sebut Pabrik Amonium Nitrat di Kalimantan Bisa Kurangi 8% Bahan Baku Pupuk

Jokowi Sebut Pabrik Amonium Nitrat di Kalimantan Bisa Kurangi 8% Bahan Baku Pupuk

Pabrik ini berkapasitas produksi 75 ribu ton per tahun.

Baca Selengkapnya
Polisi Gencar Patroli Siber Antisipasi Serangan Hoaks Terkait Pemilu

Polisi Gencar Patroli Siber Antisipasi Serangan Hoaks Terkait Pemilu

Polisi menggelar patroli siber untuk mengatasi serangan berita-berita hoaks dan fitnah selama Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya
Detik-Detik Eks Casis Bintara Iwan Dihabisi Serda Adan, Korban Dicekik, Ditusuk Lalu Dibuang ke Jurang

Detik-Detik Eks Casis Bintara Iwan Dihabisi Serda Adan, Korban Dicekik, Ditusuk Lalu Dibuang ke Jurang

Polisi ungkap detik-detik peristiwa tewasnya eks calon siswa Bintara Iwan oleh anggota TNI AL Serda Adan.

Baca Selengkapnya
Detik-Detik Rambut Pelaku Mutilasi Keponakan Dijambak Warga, Suasana Gaduh Polisi Langsung Bereaksi

Detik-Detik Rambut Pelaku Mutilasi Keponakan Dijambak Warga, Suasana Gaduh Polisi Langsung Bereaksi

Motif pelaku menghabisi keponakannya karena tergiur mencuri perhiasan emas yang dikenakan korban.

Baca Selengkapnya
Lengkap! Detik-Detik Wanita di Samarinda Hilang Saat Berobat Berujung Ditemukan jadi Mayat di Gudang Kimia Farma

Lengkap! Detik-Detik Wanita di Samarinda Hilang Saat Berobat Berujung Ditemukan jadi Mayat di Gudang Kimia Farma

Sebelum dtemukan jadi mayat, korban sempat ditemani suaminya berobat ke sebuah rumah sakit tapi tiba-tiba saja menghilang.

Baca Selengkapnya