Penuh luka, Orangutan terikat di Kandang dievakuasi dari rumah warga
Merdeka.com - Dua Orangutan Kalimantan (Pongo Pygmaeus), dievakuasi tim gabungan Indonesia Animal Rescue (IAR) Ketapang bersama BKSDA seksi Konservasi Wilayah I Ketapang, Kalimantan Barat. Satu individu ditemukan terikat rantai di dalam sebuah kandang.
Upaya penyelamatan itu, dilakukan Selasa (14/2) lalu. Satu individu Orangutan Betina diselamatkan dari desa Manis Mata, di kecamatan Manis Mata, kabupaten Ketapang. Satu lagi dari desa Air Hitam Besar, kecamatan Kendawangan, Ketapang.
Keberadaan kedua Orangutan ini, berasal dari temuan warga lalu dilaporkan ka tim gabungan Indonesia Animal Rescue (IAR). Kemudian laporan ditindaklanjuti dengan menerjunkan tim penyelamat ke lokasi yang dilaporkan.
Pemilik Orangutan betina di desa Manis Mata, Ari Yanto, mengaku mendapatkan Orangutan itu dari seorang warga lain, yang dibeli Rp 1,1 juta. Saat dibeli, kondisi Orangutan itu kurus. Untuk memeliharanya selama 3 bulan terakhir, Ari menghabiskan uang Rp 15 ribu tiap hari. Sadar memelihara Orangutan melanggar hukum, Ari memang berniat menyerahkan ke pihak berwenang.
Dokter hewan Sulhi Aufa dari IAR Indonesia menerangkan, Orangutan yang dipelihara Ari, dirantai besi di dalam kandang kayu berukuran 1 x 1,5 meter dengan tinggi 1 meter. Terdapat rantai yang melingkar di leher hingga membuatnya luka.
"Rantai di lehernya menyebabkan luka. Kalau tidak segera dievakuasi, lukanya akan semakin dalam. Kita akan periksa lebih lanjut lukanya itu," kata Sulhi, dalam keterangan resmi dia kepada wartawan di Pontianak, Jumat (17/2).
Di hari yang sama, satu individu Orangutan betina berusia sekira 7 bulan, juga dievakuasi dari seorang warga di kampung hilir, desa Air Hitam Besar, kecamatan Kendawangan, kabupaten Ketapang, dari warga bernama Bahiyah. Serupa dengan Ari Yanto, Orangutan itu dipelihara 3 bulan seperti anak sendiri dan didapatnya dari seorang warga.
"Ini adalah masalah kesejahteraan satwa yang parah. Banyak Orangutan yang dipelihara, diperlakukan lebih buruk daripada anjing, dirantai seumur hidupnya, dalam kondisi menyedihkan," kata Ketua Program IAR Indonesia Karmele L Sanchez.
"Anda bisa merasakan kesedihan di matanya. Jika Orangutan ini tidak kita selamatkan, Orangutan ini akan menderita seumur hidupnya, dirantai sampai mati," ujar Karmele.
IAR Indonesia melansir, kasus pemeliharaan Orangutan masih banyak terjadi di Ketapang. Sepanjang 2016 lalu, tidak kurang 12 individu berhasil diselamatkan dari tangan warga.
Awal tahun ini, sudah 3 Orangutan yang diselamatkan. Hampir dipastikan, induk bayi Orangutan dibunuh untuk mendapatkan anaknya. Sedangkan di rehabilitasi IAR Indonesia, sekitat 108 Orangutan menjalani rehabilitasi.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mereka terdampar di pulau yang sangat terpencil di Samudra Pasifik.
Baca SelengkapnyaNyawanya tak tertolong karena kehabisan banyak darah akibat tusukan pisau yang dilayangkan mertuanya.
Baca SelengkapnyaHasil pemeriksaan sementara, empat orang korban meninggal dunia diduga akibat bunuh diri lompat dari Lantai 22.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Orang Utan Sumatra ini lahir 63 tahun yang lalu. Kini ia tinggal di Kebun Binatang Hagenbeck, Hamburg, Jerman.
Baca SelengkapnyaAda satu aturan atau sumpah yang harus dipatuhi oleh masyarakat yaitu kepandaian bertenun hanya boleh diwariskan kepada anak cucu.
Baca SelengkapnyaPenemuan kedua jenazah ini bermula ketika pembantu mengetuk pintu namun tidak ada jawaban dari kedua korban.
Baca SelengkapnyaKapolda Jawa Barat, Irjen Akhmad Wiyagus menyatakan bahwa penurunan angka kecelakaan berada di angka 6 persen dibandingkan tahun 2022.
Baca SelengkapnyaSegini asuransi yang bakal diterima korban kecelakaan maut di KM 58 Tol Jakarta-Cikampek, Karawang, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaPihak keluarga memutuskan untuk tidak melakukan otopsi terhadap jasad korban.
Baca Selengkapnya