Pengidap HIV/AIDS di Pamekasan Meningkat Dibanding Tahun 2017
Merdeka.com - Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Pamekasan, Jawa Timur Ali Maksum menyatakan, pengidap human immunodeficiency virus infection and acquired immune deficiency syndrome (HIV/AIDS) di wilayahnya tahun ini meningkat dibanding 2017. Dinkes Pamekasan mencatat, 74 orang mengidap HIV/AIDS dari bulan Januari hingga Oktober tahun ini.
"Hingga Oktober 2018 ini, pengidap HIV/AIDS di Pamekasan ini terdata sebanyak 74 orang, sedangkan pada 2017 sebanyak 67 orang," katanya di Pamekasan seperti dikutip Antara, Rabu (28/11).
Ali Maksum menjelaskan hasil deteksi pengidap HIV/AIDS yang dilakukan petugas medis di Pamekasan selama ini. "Jika dibanding 2017, lebih banyak tujuh orang, karena pada 2017 hanya 67 orang," ujarnya.
Dia menuturkan, jumlah warga Pamekasan yang pengidap HIV/AIDS itu diketahui berdasarkan hasil pemeriksaan medis yang difasilitasi oleh Dinkes Pamekasan.
Tidak menutup kemungkinan, kata dia, masih ada penderita penyakit yang belum diketahui, karena jumlah warga yang positif HIV/AIDS tersebut hanya bagi yang melakukan pemeriksaan saja. HIV adalah virus yang menyebabkan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome).
Menurut Ali Maksun, HIV secara drastis dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh, sehingga memungkinkan penyakit, bakteri, virus, dan infeksi lainnya menyerang tubuh pengidap.
Jenis virus ini tidak seperti virus lainnya, karena tubuh yang terserang akan tetap berada dalam tubuh sang pengidap sepanjang hidup.
Sedangkan, AIDS adalah kondisi yang paling parah dari penyakit HIV dan ditandai dengan munculnya penyakit lain, seperti kanker dan berbagai infeksi, yang muncul seiring dengan melemahnya sistem kekebalan tubuh Anda.
Menurut Maksum, ada beberapa faktor pemicu penularan penyakit tersebut, diantaranya perilaku menyimpang seperti homoseksual, gonta-ganti pasangan, pengguna narkoba melalui jarum suntik yang menggunakan jarum suntik bekas orang lain pengidap HIV/AIDS.
Sementara itu, Sekretris Dinkes Pemkab Pamekasan Ali Maksum menjelaskan, pemerintah telah menyediakan obat gratis bagi warga yang positif HIV/AIDS dengan obat antiretroviral (ARV).
Kehadiran obat antiretroviral (ARV) bisa meringankan penderita HIV/AIDS, tapi belum bisa memberantas penyakit tersebut. Caranya dengan dilakukan terapi, rutin dan disiplin, sehingga dengan cara itu bisa membantu meningkatkan kualitas hidup dan memperpanjang usia hidup pengidap.
Terapi ARV secara teratur sangat penting bagi orang dengan HIV positif, karena akan menekan jumlah virus HIV yang ada di tubuh sekaligus menjaga kekebalan tubuh.
Menurut Maksum, minum obat ARV bagi mereka yang HIV positif akan mencegah penularan pada orang lain, mencegah munculnya gejala AIDS, menjaga produktivitas dan meningkatkan kualitas hidup.
Dulu, tidak semua ODHA bisa memulai terapi ARV, (hanya ODHA dengan persyaratan klinis tertentu), kini dengan perkembangan penelitian klinis yang dilakukan pada ARV memungkinkan para ODHA untuk segera memulai terapi sedini mungkin tanpa perlu mengkhawatirkan kondisi klinis mereka.
"Ini dikarenakan bukti penelitian menunjukkan ARV memiliki manfaat yang baik untuk kesehatan dan ketahanan hidup pasien," katanya.'
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Apa Penyebab Orang Terjangkit HIV?
Banyak orang belum memahami penyebab HIV. Yuk, simak hal-hal yang bisa jadi penyebab seseorang terjangkit HIV!
Baca SelengkapnyaBagaimana Seseorang Bisa Sembuh dari HIV?
Sebagian besar orang meyakini bahwa HIV adalah penyakit yang tidak dapat diobati. Yuk, cek kebenarannya!
Baca SelengkapnyaDinkes DKI Akhirnya Mengungkap Jumlah Kasus Covid-19 JN.1 di Jakarta Selama Tahun 2023
Ani menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi
Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaAda Faktor Pancaroba, Ini 3 Penyebab Kenaikan Kasus Covid-19 di Jakarta
Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengungkapkan tiga penyebab kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaPenyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya
Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca SelengkapnyaPasien Covid-19 yang Dirawat di Rumah Sakit RI Naik 255 Persen
Tjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.
Baca SelengkapnyaBeda Program Ganjar dan Prabowo Versi Sekjen PDIP
Hasto menyebut berbagai program Ganjar-Mahfud di Pilpres 2024 memang lebih besar mencapai Rp 506 triliun.
Baca SelengkapnyaPeristiwa 8 Januari: Meninggalnya Pangeran Diponegoro pada Usia 74 Tahun di Makassar
Pangeran Diponegoro wafat pada tanggal 8 Januari 1855 di Makassar, Sulawesi.
Baca Selengkapnya