Penggunaan Bahasa Lokal Jayapura Semakin Menyusut
Merdeka.com - Penutur bahasa-bahasa lokal Jayapura makin menyusut. Menurut hasil penelitian yang dilakukan Pemerintah Kota Jayapura bersama Balai Bahasa Provinsi Papua dan Papua Barat.
Kepala Balai Bahasa Provinsi Papua dan Papua Barat, Suharyanto di Jayapura, Minggu (20/1), mengatakan penelitian yang dilaksanakan tahun 2009 dan 2010 mencakup penggunaan bahasa lokal di 14 kampung yang ada di Kota Jayapura, termasuk bahasa Nafri, Tobati, Kayu Pulau, Sentani, Skouw dan Moso, yang berbatasan dengan Papua Nugini.
Suharyanto mengatakan menurut hasil penelitian penutur bahasa lokal makin sedikit antara lain karena warga kampung kebanyakan beralih menggunakan Bahasa Indonesia dalam kegiatan sehari-hari.
Warga, menurut dia, berangsur-angsur beralih dari bahasa lokal karena kebutuhan sehari-hari mereka berinteraksi dengan warga dari luar kota menuntut mereka menggunakan bahasa yang bisa dipahami oleh warga dari luar kota, yakni Bahasa Indonesia.
Ia menjelaskan jumlah penduduk kampung-kampung di Jayapura umumnya kecil dan komunitas mereka tidak menghasilkan semua yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, sehingga mereka harus membelinya dari warga dari luar daerah yang tidak memahami bahasa lokal mereka.
"Sebagai contoh kampung Nafri, yang jumlah penuturnya yang tidak sampai 1.000 orang dan di situ tidak ada industri pakaian, bentuk industri yang tradisional apalagi modern, maka untuk memenuhi kebutuhan hidup berupa pakaian dia harus mengambil dari masyarakat di luar Nafri yang menghasilkan pakaian itu," katanya.
Warga Nafri, ia melanjutkan, juga harus berhubungan dengan warga dari luar daerah untuk mendapatkan bahan pangan seperti tepung terigu dan minyak goreng.
Mereka mau tidak mau harus menggunakan bahasa yang bisa dipahami bersama dalam berkomunikasi dengan para penyedia barang-barang kebutuhan sehari-hari, dalam hal ini Bahasa Indonesia atau Bahasa Melayu Papua, sehingga lama kelamaan lebih terbiasa menggunakan bahasa tersebut ketimbang bahasa lokal mereka.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ungkapan minta maaf dalam bahasa Jawa tidak hanya sekedar formalitas, melainkan juga mencerminkan kearifan lokal dan nilai-nilai budaya yang kaya.
Baca SelengkapnyaDi pedalaman Papua, ada pemandangan alamnya yang menakjubkan.
Baca SelengkapnyaJumlah penumpang di Stasiun Tawang rata-rata 8.139 penumpang per hari.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Cerita Prabowo Subianto saat masih menjadi Danjen Kopassus dan memimpin operasi penting di Papua.
Baca SelengkapnyaPolda Papua juga akan menambah personel Brimob di sejumlah daerah guna memperkuat pengamanan, khususnya pada lima daerah yang menjadi fokus utama.
Baca SelengkapnyaPihak cenderung menolak praktik budaya dan kearifan lokal seringkali belum memahami agama dengan komprehensif.
Baca SelengkapnyaMembaca kata-kata Jawa singkat memiliki keunikan tersendiri dan dapat memberikan nilai tambah dalam pemahaman budaya serta kebijaksanaan lokal.
Baca SelengkapnyaKerusuhan itu sempat mengakibatkan Pj Gubernur Papua M Ridwan Rumasukun mengalami luka akibat terkena lemparan batu.
Baca SelengkapnyaJenazah mantan Gubernur Papua Lukas Enembe dikabarkan bakal tiba sekira Pukul 09.00 WIT di Bandara Sentani Jayapura.
Baca Selengkapnya