Merdeka.com - Pasangan suami istri (pasutri) pemilik kafe di Desa Panciro, Kabupaten Gowa, Nur Halim dan Amriani yang dipukul mantan Sekretaris Satpol PP, Mardani Hamdan ditetapkan sebagai tersangka oleh Kepolisian Resor Gowa. Keduanya jadi tersangka terkait penyebaran informasi bohong atau hoaks di media sosial.

"Iya, hasil gelar perkara ditetapkan tersangka Minggu lalu," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Gowa, Ajun Komisaris Boby Rachman melalui pesan WhatsApp, Kamis (18/11).

Nur Halim dan Amriani diduga melanggar Pasal 14 ayat 1 Undang Undang nomor 1 tahun 1946 dan atau Pasal 45 A ayat 2 UU 19 tahun 2016 perubahan UU 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Diduga Nur Halim dan Amriani menyebarkan hoaks terkait kehamilan.

"Terkait penyebaran hoaks," ucapnya.

Sebelumnya diberitakan, kasus pemukulan mantan Sekretaris Satpol PP Gowa, Mardani Hamdan memasuki babak baru. Nur Halim dan Amriana dilaporkan ke Kepolisian Resor Gowa karena dianggap menyebarkan kebohongan soal kehamilan.

Ketua BMI Sulsel, Zulkifli S mengaku melaporkan Nur Halim dan Amriana karena menuding pasutri tersebut telah menyebarkan berita bohong soal kehamilan. Akibat unggahan pasutri tersebut, kata Zulkifli, membuat geger di medsos.

"Berdasarkan hasil medis dia kan negatif (hamil). Ucapan suaminya di medsos kalau istrinya hamil ini sudah tidak benar," kata dia.