Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Menkes Terawan Sebut Hoaks Soal Kelelawar Sebabkan Virus Corona

Menkes Terawan Sebut Hoaks Soal Kelelawar Sebabkan Virus Corona Menkes Terawan di Makassar. ©2020 Merdeka.com/Salviah Ika Padmasari

Merdeka.com - Beberapa negara di Asia sudah terpapar virus Corona atau yang secara resmi dinamakan 2019-nCoV. Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto memastikan Indonesia masih aman dari virus tersebut. Hal itu disampaikan Terawan saat ditemui wartawan dalam kunjungan kerjanya di Makassar, Minggu, (26/1).

Terawan membantah kabar tujuh warga Manado dan satu warga Makassar terjangkit virus corona. "Tidak ada yang suspect," tegasnya.

Dirut Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Wahidin Sudirohusodo sempat menyatakan ada warga Makassar atau pasien yang datang memeriksakan diri karena khawatir terjangkit virus corona. Sebab, pasien ini baru saja berkunjung dari China selama sepekan yakni 13 hingga 18 Januari 2020.

"Sebelumnya pasien ini ke salah satu RS swasta tapi kami ambil alih dan langsung ke RSUP Wahidin Sudirohusodo. Sudah dilakukan pemeriksaan dan Alhamdulillah semua dalam keadaan normal. Pasien ini hanya terkena Ispa," kata Khalid Saleh.

Bantah Soal Kelelawar

Sup kelelawar disebut-sebut bisa menyebarkan virus corona baru atau yang dikenal 2019-nCOV. Apalagi beberapa hari lalu viral video seorang wanita Tiongkok yang tengah asyik menikmati makan sup kelelawar di sebuah restoran mewah.

Sang pasangan menyarankan, si wanita makan daging kelelawar yang digigit dari sayap. Sup kelelawar adalah makanan lezat di negara Tiongkok. Hidangan ini termasuk populer di Wuhan, tempat virus corona ditemukan.

Menkes Terawan secara tegas membantahnya. "Hoaks itu. Kelelawar dan semacamnya. Tidak ada," tegasnya.

Perwakilan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) juga membantahnya. "Virus corona awalnya menyerang hewan, seperti kelelawar. Namun, jika sudah dijadikan sup, seharusnya virus sudah mati," jelas dokter spesialis penyakit dalam sekaligus pakar penyakit infeksi dan tropis, Erni Juwita Nelwan di Kantor PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Jakarta Pusat. Seperti dilansir Liputan6.com.

"Apabila memang sup kelelawar terbukti menyebarkan virus corona, ya bisa saja proses pembuatannya tidak matang."

Studi lapangan mengungkapkan sumber virus yang menyebabkan SARS dan MERS adalah berasal dari kelelawar, musang, dan unta. Hewan-hewan itu menjadi tempat inang virus sementara dari kelelawar ke manusia.

Laman Channel News Asia melaporkan, Kamis (23/1), pada kasus wabah virus corona 2019, laporan menyatakan sejumlah pasien yang terjangkit adalah para pekerja atau konsumen pasar hewan lokal yang menjual selain daging olahan juga hewan hidup seperti unggas, keledai, domba, babi, unta, rubah, musang, tikus bambu, landak, dan reptil.

Karena tidak pernah ada laporan yang menyebut virus corona menjangkiti hewan air, maka kemungkinan besar virus corona berasal dari hewan-hewan darat yang dijual di pasar hewan.

Hipotesa yang menyebut virus ini berasal dari pasar hewan diperkuat oleh sebuah publikasi di Jurnal Virologi Kedokteran. Ilmuwan melakukan serangkaian uji coba dan analisis terhadap 2019-nCoV dan berbagai tipe virus corona lain yang sudah diketahui.

Hasil penelitian kode genetik 2019-nCoV mengungkapkan, virus itu paling mirip dengan virus corona SARS dari kelelawar yang sampelnya diambil dari China.

Penulis jurnal menemukan kode genetik 2019-nCoV mengandung protein yang membentuk partikel "mahkota" yang mengenali partikel penerima di sel inang dan itu menandakan virus kelelawar itu kemungkinan sudah bermutasi sebelum menjangkiti orang.

Tapi ketika peneliti mencermati lagi dan menganalisis kode genetik 2019-nCoV, ternyata virus corona ini kemungkinan berasal dari ular.

Hasil penelitian kode genetik 2019-nCoV mengungkapkan, virus itu paling mirip dengan virus corona SARS dari kelelawar yang sampelnya diambil dari China.

Peneliti kemudian menganalisis kode protein dari virus baru ini dan membandingkannya dengan kode protein dari virus corona yang ditemukan di berbagai inang hewan seperti burung, ular, marmut, landak, kelelawar, dan manusia.

Ternyata mereka menemukan kode protein di 2019-nCoV yang paling menyerupai kode genetik virus yang ada di ular. Laporan juga menyatakan ular dijual di pasar makanan laut di Wuhan dan itu semakin menguatkan kemungkinan 2019-nCoV boleh jadi berpindah dari inangnya, yaitu kelelawar ke ular dan kemudian ke manusia ketika awal mulai virus ini merebak.

MRI

Pada kesempatan yang sama, Terawan juga meresmikan alat MRI atau Magnetic Resonance Imaging 3 Tesla di Gedung Radiologi RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Terawan yang menyelesaikan disertasi promosi doktornya di Universitas Hasanuddin (Unhas) ini mengecek alat diagnosa MRI 3 Tesla ini dengan mencoba berbaring di dalamnya.

"Ini pertama dan menurut saya paling baik di Indonesia. Alatnya ini silent, tidak ada suaranya. Cara kerjanya cepat. Hanya dalam tempo lima menit, sudah bisa bikin 5 sekuen dan selesai. Sangat menghemat waktu. Tadi saya cek sendiri," kata Dr Terawan.

Kepala Sub Bagian Humas dan Pemasaran RSUP Wahidin Sudirohusodo, Dewi Rizki Nurmala menjelaskan lebih jauh. MRI 3 Tesla merupakan bantuan dari Kemenkes RI tahun 2019. Ini adalah alat yang digunakan untuk memeriksa kelainan-kelainan dalam tubuh manusia.

"MRI 3 Tesla ini merupakan upgrade dari MRI 1.5 Tesla dengan banyak memiliki keunggulan dibanding MRI sebelumnya, baik dari segi fitur, fisik alat, magnetik resonansi sampai proses waktu pemeriksaan yang lebih pendek sehingga pemeriksaan dan diagnosa lebih tepat dan cepat," jelasnya.

(mdk/noe)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jokowi Ingatkan Pentingnya Kesehatan: Pintar Tapi Gak Sehat Mau Apa?
Jokowi Ingatkan Pentingnya Kesehatan: Pintar Tapi Gak Sehat Mau Apa?

Untuk menjadi negara maju tak cuma mengedepankan kecerdasan sumber daya manusianya saja.

Baca Selengkapnya
Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya
Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya

Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.

Baca Selengkapnya
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia

Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan

Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.

Baca Selengkapnya
AHY Sebut Prabowo Selamatkan Nyawa Jutaan Rakyat Indonesia Saat Pandemi Covid-19
AHY Sebut Prabowo Selamatkan Nyawa Jutaan Rakyat Indonesia Saat Pandemi Covid-19

AHY mengatakan Prabowo Subianto berjasa besar saat menjabat menjadi Menteri Pertahanan.

Baca Selengkapnya
Ciri-ciri Radang Tenggorokan dan Cara Mengatasinya secara Alami
Ciri-ciri Radang Tenggorokan dan Cara Mengatasinya secara Alami

Gejala radang tenggorokan adalah kondisi yang umum terjadi di mana tenggorokan mengalami peradangan akibat infeksi virus atau bakteri.

Baca Selengkapnya
Begini Cara Agar Anak Tak Gampang Sakit di Musim Hujan, Orangtua Wajib Tahu
Begini Cara Agar Anak Tak Gampang Sakit di Musim Hujan, Orangtua Wajib Tahu

Di musim hujan, anak-anak rentan sakit. Karenanya sebagai orangtua, Anda wajib mengantisipasi dan melakukan pencegahan.

Baca Selengkapnya
Cuaca Hujan adalah Turunnya Air dari Awan, Ini Penjelasannya
Cuaca Hujan adalah Turunnya Air dari Awan, Ini Penjelasannya

Sebagai negara tropis, Indonesia memiliki curah hujan yang cukup tinggi.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Meningkat, Penumpang Kereta Api Wajib Pakai Masker
Kasus Covid-19 Meningkat, Penumpang Kereta Api Wajib Pakai Masker

Imbauan ini seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.

Baca Selengkapnya