Mengintip Persoalan Lingkungan Hidup Dalam Negeri dari Kacamata Lensa
Merdeka.com - Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) bersama dengan Yayasan Keanekaragaman Hayati (KEHATI) dan Aliansi Jurnalis Video (AJV) mengangkat isu lingkungan hidup menjadi sebuah karya jurnalistik 2020.
Peserta berasal dari kalangan jurnalis, aktivis kemanusiaan dan lingkungan hidup maupun masyarakat umum.
Seperti diberitakan Antara, keenam orang yang mendapatkan penghargaan itu adalah Fandi Yogari Saputra dari Sumatera Barat, kontributor Antara TV (Lembaga Kantor Berita Nasional- LKBN Antara), Yohanes Manasye, kontributor Metro TV, Aditya Erlangga dari Aceh, Nahrul Hayat dari Lombok, Nusa Tenggara Barat; seorang Magister Ilmu Biologi dari Kalimantan Barat, Amirudin Muttaqin dan Yose Hendra dari Jambi.
"Saya tempuh perjalanan melelahkan sekitar tiga jam dengan sepeda motor dari Padang ke Sijunjung, untuk membuktikan kebenaran bekas tambang emas yang biasanya jadi tandus dan gersang bisa diubah menjadi pertanian," kata Fandi dari LKBN Antara yang membagikan kisahnya mengabadikan video jurnalistik melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (31/12).
Penghargaan jurnalistik tersebut sengaja mengangkat persoalan kemanusiaan dan lingkungan hidup yang selama ini dianggap masih kurang mendapat perhatian.
"Masalah kemanusiaan dan lingkungan hidup sangat penting, namun kurang mendapat apresiasi. Karena itu, tahun ini kami memilih memberikan penghargaan di bidang itu," kata ketua panitia Penghargaan Jurnalistik Video AJV 2020 Ike Noorhayati Hamdan.
Fandi membuat liputan berjudul 'Mereklamasi Lahan Bekas Tambang Emas menjadi Lahan Pertanian Produktif' Di Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat.
Kontributor Metro TV, Yohanes Manasye juga melakukan reportase tentang tambang batu gamping dan pabrik semen yang mengancam lingkungan masyarakat kampung Luwuk dan Lingko Lolok di Desa Satar Punda, Manggarai, NTT.
Melalui videonya, ia berharap dapat menunjukkan kepada dunia bahwa Luwuk dan Lengko Lolok bukanlah wilayah gersang dan lahan kritis yang cocok dijadikan areal tambang dan pabrik semen tapi ada tanah subur yang patut dipertahankan oleh petani setempat.
Selanjutnya, Aditya Erlangga dari Aceh membuat video jurnalistik tentang aktivitas gajah di sisi Gunung Lauser, yang berjudul 'Sisi Leuser, Menjaga Gajah Tangkahan'. Dalam mengambil gambar, Adit dibantu oleh anggota militer.
"Saya harus mengambil gambar sendiri, hanya dibantu dua anggota TNI. Padahal membawa kamera dan drone, cuma dapat kesempatan satu hari yang sangat melelahkan. Kenyataan konsep yang dibayangkan dan eksekusi di lapangan ternyata berbeda, jadi harus mengubah story line," jelas dia.
Di Kalimantan Barat, Amirudin Muttaqin juga mendokumentasikan masalah pencemaran air dampak penggunaan pestisida di perkebunan sawit yang dikelola perusahaan besar sekitar sungai Sambas, Kalimantan Barat. Karyanya berjudul ‘Racun Ikan di Parit Sawit’.
Amir menggambarkan banyak terjadi kecurangan dan kerusakan lingkungan di perkebunan sawit, padahal masyarakat terutama para nelayan berkeluh kesah lantaran mengalami penurunan tangkapan ikan semenjak masuknya perkebunan sawit.
Yose Hendra juga mengambil dokumentasi tentang pentingnya menjaga keutuhan dan keseimbangan sungai dari ancaman limbah yang akan merusak ekosistem sungai akibat dari Pembangunan Mega Proyek PLTA di Desa Jembatan Merah, Pulau Tengah, Keliling Danau, Kabupaten Kerinci, Jambi.
Menurut dia, pembangunan tersebut berdampak langsung ke lingkungan dan masyarakat desa. Maka dari itu, ia membuat video ini untuk mengadvokasi masyarakat desa yang berada di sepanjang aliran sungai.
Terakhir, karya video dibuat oleh Nahrul Hayat dari Lombok, Nusa Tenggara Barat yang menceritakan tentang kegigihan menyampaikan kebenaran dan kebaikan berjudul 'Tanjoh' yang bercerita tentang lingkungan di pesisir Pantai Tanjung Luar, Lombok Timur, NTB, yang didominasi keturunan suku Bugis.
Dulu, wilayah itu tempat pembuangan sampah, warga sekitar membuang kotoran karena tidak adanya toilet, rawan begal, dan tempat orang mabuk-mabukan. Tapi, ada seorang pria bernama Ahmad Daeng Rifai mengubahnya menjadi tempat wisata yang menguntungkan masyarakat sekitar dengan pengelolaan ramah lingkungan.
"Mengingat keberadaan pantai ini di daerah teluk, jadi semua sampah terkumpul di sana. Ini patut dijadikan teladan bagi kita semua untuk menjaga lingkungan bersama," kata Nahrul.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Merdeka.com merangkum informasi tentang contoh permasalahan lingkungan hidup dan solusinya.
Baca SelengkapnyaBanyaknya aktivitas manusia yang menyimpang, dapat berdampak buruk bagi kelestarian alam.
Baca SelengkapnyaBerkelana dan menjelajah alam bebas memang menyenangkan namun juga bisa menyebabkan sejumlah masalah kesehatan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Benarkah lingkungan hijau beri banyak manfaat bagi pertumbuhan tulang anak? Simak penjelasan berikut ini.
Baca SelengkapnyaLebaran menjadi momen hadirnya hidangan-hidangan khas daerah yang mungkin jarang ditemukan serta menambah suasana Idul Fitri semakin terasa.
Baca SelengkapnyaPantun kebersihan lucu bisa dijadikan sarana kampanye peduli lingkungan yang cukup efektif.
Baca SelengkapnyaMeski lezat dan penuh nutrisi, tidak semua orang bisa menikmati air kelapa. Dampak negatif bagi kesehatan adalah ancaman bagi orang-orang tertentu ini.
Baca SelengkapnyaMeskipun dikaitkan dengan persepsi negatif, kelelawar buah, kelompok terbesar, memainkan peran kunci dalam ekologi global.
Baca SelengkapnyaThe Sanur sebagai KEK Khusus pertama di Indonesia menghadirkan kawasan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Baca Selengkapnya