Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Masjid Saka Tunggal, saksi syiar Islam abad ke-11

Masjid Saka Tunggal, saksi syiar Islam abad ke-11 Masjid Sakatunggal. ©2017 Merdeka.com/Abdul Aziz

Merdeka.com - Masjid berpapan nama Baitus Salam dengan warna dominan biru muda di pojok pemukiman warga Desa Cikakak, Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas memang tidak tampak megah.

Melangkahkan kaki ke dalam masjid berukuran 12x18 meter itu, nampak satu tiang kayu dilapisi kaca. Tiang itu serupa tonggak panjang totem dari kebudayaan kuno, warna hijau, putih, kuning, merah berbaur dalam alur motif pahatan, sedang dipucuknya empat sayap terbentang.

Tiang kayu itu disebut saka tunggal yang kemudian jadi sebutan populer masjid ini. Diyakini, saka tersebut telah berdiri kokoh selama ratusan abad bersamaan waktu era kerajaan Singasari sebelum Majapahit jadi puncak kerajaan Hindu di pedalaman Nusantara.

"Banyak orang memperkirakan dibangun tahun 1288. Di saka memang terpahat angka tersebut dalam tulisan arab," ucap Sulam (47) juru kunci masjid Saka Tunggal, saat ditemui Merdeka.com di kediamannya di Desa Cikakak, Kecamatan Wangon yang berhadapan persis dengan masjid, Minggu (30/4).

Dari tutur lisan yang disampaikan secara turun temurun, Masjid Saka Tunggal didirikan dua abad sebelum Demak, Kesultanan Islam pertama di Jawa pada awal abad ke-16. Pembangunan masjid tersebut terkait dengan penyebar Islam yang melakukan dakwah di pedalaman desa Cikakak, yakni Mbah Mustolih. Sayang, terkait riwayat asal usul tokoh tersebut, Sulam juga tak mengetahui secara persis.

"Kalau saya menilai, mungkin Mbah Mustolih awalnya melakukan perjalanan ke pedalaman untuk mensyiarkan Islam. Mbah Mustolih lalu menghabiskan hidupnya di desa Cikakak ini yang merupakan lembah. Makam beliau tidak jauh dari sini," ujar Sulam yang merupakan turunan darah juru kunci ke-8 dan pemangku juru kunci ke-12.

masjid sakatunggal

Bedug di Masjid Saka Tunggal ©2017 Merdeka.com/Abdul Aziz

Peninggalan kuno, selain saka, dikatakan Sulam yakni bedug, kenthongan dan mimbar khotib. Sedang sekeliling bangunan masjid memang telah direnovasi, dari semula anyaman bambu kini telah dirubah jadi tembok.

Baik Masjid Saka Tunggal atau pun makam Mbah Mustolih, banyak dikunjungi para peziarah terutama pada Sya'ban, bulan kedelapan tahun hijriah atau minggu terakhir sebelum bulan puasa tiba.

Salah satu peziarah, Adnan Basir, Santri Ponpes Benda Al-Hikmah Kabupaten Bumiayu mengatakan jauh-jauh mengunjungi Masjid Saka Tunggal sebab ingin melihat secara langsung peninggalan sejarah syiar Islam berusia ratusan tahun.

Selain itu, ia juga hendak ke makam Mbah Mustolih untuk ber-tawasul. Menurutnya, sudah jadi kebiasaan di tradisi pesantren seorang santri melakukan ziarah untuk memaknai perjalanan spiritual para ulama terdahulu.

"Kalau yang saya tahu, Masjid Saka Tunggal termasuk 7 masjid tertua di Indonesia," kata Adnan, saat ditemui Merdeka.com di lingkungan masjid, Minggu (30/4)

Sementara, selama ratusan tahun pula, di sekeliling masjid Saka Tunggal sampai areal makam Mbah Mustolih berkeliaran bebas puluhan kera. Terkait keberadaan primata ini, dikatakan Sulam ada legenda tersendiri yakni terkait kutukan sekaligus cermin semestinya moral perilaku manusia.

"Keberadaan kera-kera itu ada ceritanya sendiri," kata Sulam yang telah menjadi juru kunci selama 7 tahun ini.

(mdk/hrs)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Menguak Sisi Lain Masjid Agung Sumenep, Tak Boleh Dipugar dengan Alasan Modernisasi

Menguak Sisi Lain Masjid Agung Sumenep, Tak Boleh Dipugar dengan Alasan Modernisasi

Pendiri masjid ini berpesan bahwa merusak masjid adalah hal tabu.

Baca Selengkapnya
Bergaya Kuno, Begini Asal Usul Masjid Langgar Tinggi Pekojan yang Dulu Dibangun oleh Saudagar Yaman

Bergaya Kuno, Begini Asal Usul Masjid Langgar Tinggi Pekojan yang Dulu Dibangun oleh Saudagar Yaman

Masjid ini dulunya dibangun oleh saudagar asal Yaman. Begini kisahnya

Baca Selengkapnya
Bukan di Masjid, Aksi Warga Tarawih di Rumah Sultan Samarinda Ini Curi Perhatian

Bukan di Masjid, Aksi Warga Tarawih di Rumah Sultan Samarinda Ini Curi Perhatian

Momen warga tarawih di rumah sultan Samarinda curi perhatian.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Kisah di Balik Masjid Jami Al Makmur Cikini, Warisan Raden Saleh yang Pernah Digotong Manual karena Akan Digusur

Kisah di Balik Masjid Jami Al Makmur Cikini, Warisan Raden Saleh yang Pernah Digotong Manual karena Akan Digusur

Kabarnya masjid ini dulu pernah digotong manual agar tidak digusur.

Baca Selengkapnya
Masjid di Bawean Ambruk akibat Gempa Tuban

Masjid di Bawean Ambruk akibat Gempa Tuban

Masjid Al-Muhadjirin di Balikbang Gunung, Desa Gunung Teguh, Kecamatan Sangkapura Pulau Bawean ambruk akibat gempa Tuban.

Baca Selengkapnya
Kisah Masjid At Taqwa Cirebon, Dulu Berganti Nama karena Dianggap Tak Wajar

Kisah Masjid At Taqwa Cirebon, Dulu Berganti Nama karena Dianggap Tak Wajar

Saat itu keberadaan dua masjid agung di satu kota dianggap tak wajar.

Baca Selengkapnya
Didirikan Para Buruh Pelabuhan Asal Maluku, Ini Fakta Menarik Masjid Tertua di Kota Jayapura

Didirikan Para Buruh Pelabuhan Asal Maluku, Ini Fakta Menarik Masjid Tertua di Kota Jayapura

Masjid itu menjadi saksi bisu pembebasan Irian Barat pada tahun 1960.

Baca Selengkapnya
Berusia Dua Abad, Begini Kisah Masjid An Nawier di Jakarta Barat yang Kerap Umumkan Wafatnya Keluarga Keraton Solo

Berusia Dua Abad, Begini Kisah Masjid An Nawier di Jakarta Barat yang Kerap Umumkan Wafatnya Keluarga Keraton Solo

Begini kisah unik Masjid An Nawier yang sudah ada sejak abad ke-18 di Tambora Jakarta Barat

Baca Selengkapnya
Setelah 40 Tahun Lebih, Keinginan Ayah Bangun Masjid Diwujudkan Anaknya Pensiunan Jenderal AU

Setelah 40 Tahun Lebih, Keinginan Ayah Bangun Masjid Diwujudkan Anaknya Pensiunan Jenderal AU

Di balik kemegahannya, ternyata masjid tersebut merupakan gagasan dari ayah seorang pensiunan jenderal TNI Angkatan Udara.

Baca Selengkapnya