Mahasiswa ITB Keluhkan Opsi Pinjaman Online untuk Pembayaran UKT
Mahasiswa yang tidak mampu membayar UKT ditawari pinjaman online oleh pihak ITB.
Mahasiswa yang tidak mampu membayar UKT ditawari pinjaman online oleh pihak ITB.
Institut Teknologi Bandung (ITB) ramai dibahas di media sosial karena diduga mengarahkan mahasiswa yang belum bisa membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT) dengan salah satu skema melalui aplikasi pinjaman online (pinjol).
Informasi ini pertama kali diunggah oleh akun di media sosial X hingga mendapat beragam reaksi dari netizen. Singkatnya, ITB bekerjasama dengan pihak ketiga, yakni Danacita untuk mahasiswa memenuhi pembayaran cicilan uang kuliah dengan besaran bunga yang sudah ditentukan.
Polemik itu menjadi pemicu demonstrasi ratusan mahasiswa di depan Gedung Rektorat. Mereka ingin pihak kampus memberikan solusi bagi mahasiswa yang kesulitan membayar uang kuliah.
Aksi yang diinisiasi oleh Keluarga Mahasiswa (KM) ITB itu merupakan bagian dari solidaritas antar mahasiswa. Peserta demonstrasi diikuti pula oleh mahasiswa yang tidak mengalami masalah keuangan keluarga.
Sempat ditawari untuk ikut pembiayaan lewat aplikasi pinjaman bernama Danacita, namun ia memilih menolaknya. Tapi, ada banyak mahasiswa yang tidak memiliki pilihan lain sehingga membawa opsi pinjaman melalui aplikasi.
Mahasiswa semester delapan, berinisial DL menyatakan punya tunggakan hingga Rp18,75 juta ke kampus. Latar belakang perekonomian keluarga yang kurang mampu menjadi alasannya. Sejauh ini, ia mendapat bantuan keuangan dari para alumni ITB secara sukarela.
Sementara itu, Ketua Kabinet KM ITB, Yogi Syahputra mengatakan mahasiswa yang belum bisa membayar UKT mencapai 93 orang berdasarkan datanya. Sebelumnya, jumlahnya mencapai 137 orang.
Opsi untuk membayar perkuliahan dengan pinjaman dari aplikasi Danacita pun ditolak banyak mahasiswa karena bunga dari pinjaman tersebut dianggap terlampau besar.
Dengan mengambil pinjaman Rp12,5 juta dalam setahun dia harus mengembalikan uang Rp15,5 juta.
"Yang mana itu berkisar pada kisaran 20% dan ini sangat memberatkan," kata dia. "Kami udah mengimbau jangan ada yang ngambil pinjaman. Kami akan mengajukan tuntutan untuk menghapus opsi pinjaman yang memberatkan," ucap dia,
Ia menyatakan KM ITB sudah berdiskusi dengan Direktorat Kemahasiswaan (Ditmawa) dan Direktorat Keuangan (Dirkeu) terkait masalah tersebut hingga menghasilkan kesepakatan untuk membantu mahasiswa yang kesulitan membayar UKT. Meski demikian, dua Lembaga tersebut bakal melakukan verifikasi.
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah meminta penjelasan kepada PT inclusive Finance Group (Danacita) mengenai layanan pembayaran UKT di ITB pada akhir pekan lalu.
Melalui keterangan resmi yang diterima, Danacita merupakan penyelenggara layanan pendanaan bersama berbasis teknologi informasi (LPBBTI) yang telah memperoleh izin (legal) dari OJK tanggal 2 Agustus 2021 dan memiliki bisnis utama memberikan layanan pembiayaan pendidikan.
Danacita melakukan kerja sama dengan ITB dalam rangka penyediaan fasilitas pendanaan UKT untuk mahasiswa ITB.
"Pinjaman baru diberikan jika terdapat pengajuan dari mahasiswa yang bersangkutan dan telah melalui proses analisis kelayakan oleh Danacita," sebagaimana tertulis di keterangan resmi OJK.
Mahasiswa ITB mengeluhkan pembayaran UKT yang bisa melalui layanan pinjaman online namun dengan bunga tinggi.
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil, cara yang dilakukan ITB mungkin punya niat baik
Baca SelengkapnyaAlfonsus juga memastikan bahwa 100 persen pendanaan disalurkan langsung Danacita kepada rekening institusi kampus yang bersangkutan.
Baca SelengkapnyaPara mahasiswa baru diarahkan untuk mengunduh dan registrasi pada salah satu aplikasi pinjol oleh DEMA.
Baca SelengkapnyaAdapun modus penipuan yang sering terjadi saat bulan Ramadan, antara lain transfer dana secara tiba-tiba yang dilakukan pinjaman online (pinjol) ilegal.
Baca SelengkapnyaKorban yang sedang berangkat kuliah dengan jalan kaki tiba-tiba diadang oleh pelaku.
Baca SelengkapnyaUsulan Sri Mulyani terkait heboh mahasiswa ITB keluhkan mahalnya bunga pinjol untuk bayar kuliah.
Baca SelengkapnyaTepuk Dahi, Bupati dari PDIP Tak Percaya Mahasiswa Kompak Pilih Anies: Di Benak Saya Ganjar
Baca SelengkapnyaPPATK menemukan dugaan transaksi mencurigakan selama Pemilu 2024
Baca Selengkapnya