Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kurangi Dampak Asap Kebakaran Hutan, Kemenkes Sarankan Pakai Kain Dakron

Kurangi Dampak Asap Kebakaran Hutan, Kemenkes Sarankan Pakai Kain Dakron Kabut asap di Pekanbaru. ©Liputan6.com/Faizal Fanani

Merdeka.com - Kabut asap akibat kebakaran hutan masih menyelimuti sejumlah wilayah di Sumatera dan Kalimantan. Banyak warga mengeluhkan gangguan pernapasan dan sesak napas. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyarankan agar pengurangan dampak asap kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di dalam ruangan bisa dengan menggunakan kain dakron yang dibasahi.

Sekretaris Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes Ahmad Yurianto mengatakan dua tahun lalu Kemenkes bekerjasama dengan Institut Teknologi Bandung membangun save community pada masyarakat salah satunya menciptakan teknologi tepat guna sederhana berupa pemasangan kain dakron yang dibasahi.

"Setelah diuji coba di beberapa sekolah dan dilakukan pengukuran ISPU di dalam dan di luar kelas, ternyata udara lebih baik di dalam kelas karena terpasang kain dakron," kata Yurianto melalui siaran pers Kementerian Kesehatan yang diterima di Jakarta, Rabu (18/9).

Ahmad Yurianto yang juga akrab disapa Yuri menambahkan, pengalaman masalah karhutla pada 2015 telah menyebabkan kematian pada anak. Menurut dia hal itu disebabkan gastroenteritis dan dehidrasi berat karena kurang tersedianya air bersih.

"Saat itu sebenarnya episode yang diawali kekeringan dan sulit dapat air bersih sehingga yang muncul gastroenteritis. Terlambat melakukan rujukan karena memang warga takut asap di luar sehingga kematian ada. Informasi yang ramai meninggal karena asap padahal bukan," ujarnya.

Menteri Kesehatan RI Nila Moeloek menambahkan kalau sudah musim kemarau yang utama adalah air bersih. Ia mengatakan bahwa Poltekkes sempat menciptakan teknologi tepat guna berupa penjernih air dan berhasil menjernihkan air gambut di Kalimantan.

"Kalau sudah musim kemarau yang utama itu air. Poltekkes sudah bisa menjernihkan air gambut, kecil alatnya," kata Menkes.

Selain itu, Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL) Batam empat tahun lalu juga membuat teknologi penjernih air agar bisa langsung minum. Teknologi tersebut dijadikan replika untuk daerah agar bisa mengembangkan sendiri.

Yuri mengatakan teknologi tepat guna lainnya adalah oksigen konsentrator. Tim Pusat Krisis Kesehatan sempat memantau Puskesmas Pulang Pisau, Kalimantan Tengah yang bermasalah karena kabut asap yang begitu pekat.

"Kita datangi, kita beri oksigen konsentrator kemudian Puskesmasnya kita tutup pakai kain dakron. Tim Pusat Krisis Kesehatan akan mengecek lagi ke sana," tambah Yuri.

Rencananya oksigen konsentrator ini akan digunakan oleh Puskesmas apabila hasil yang didapatkan bisa lebih baik.

Menkes Nila mengatakan teknologi tepat guna ini bisa dijadikan contoh untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan akibat Karhutla. "Ini bisa kita manfaatkan sebaik-baiknya. Bisa kita gunakan untuk masyarakat. Jangan sampai kita telat lagi dalam pencegahan," tambahnya.

(mdk/bal)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Daftar 21 Daerah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang

Daftar 21 Daerah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang

Sebagian besar daerah di Indonesia berpotensi mengalami cuaca ekstrem, berupa hujan lebat disertai petir dan angin kencang.

Baca Selengkapnya
BMKG: Waspada Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang Berpotensi di 27 Daerah Ini

BMKG: Waspada Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang Berpotensi di 27 Daerah Ini

Hari ini, sebagian besar daerah di Indonesia berpotensi mengalami hujan lebat yang disertai dengan petir dan angin kencang

Baca Selengkapnya
7 Cara Mengatasi Rambut Kering dan Rusak Akibat Sinar Matahari, Yuk Kembalikan Kilau Indahnya!

7 Cara Mengatasi Rambut Kering dan Rusak Akibat Sinar Matahari, Yuk Kembalikan Kilau Indahnya!

Cara mengatasi rambut kering dan rusak akibat sinar matahari ternyata praktis, lho!

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Cara Mengurangi Dampak Polusi Udara, Mulai dari Kebiasaan Sendiri

Cara Mengurangi Dampak Polusi Udara, Mulai dari Kebiasaan Sendiri

Di tengah paparan polusi udara, kita masih punya harapan untuk meminimalisir dampaknya dan mencegah situasi menjadi lebih kritis.

Baca Selengkapnya
Kronologi Kebakaran Hebat Ruko di Mampang Tewaskan 7 Orang, Sebelum Muncul Kobaran Api Terdengar Ledakan

Kronologi Kebakaran Hebat Ruko di Mampang Tewaskan 7 Orang, Sebelum Muncul Kobaran Api Terdengar Ledakan

Kebakaran tersebut diduga lantaran adanya ledakan kompresor dari dalam ruko.

Baca Selengkapnya
Kapolsek Mandau Basah-basahan Bawa Sembako ke Lokasi Banjir

Kapolsek Mandau Basah-basahan Bawa Sembako ke Lokasi Banjir

Banjir terjadi akibat curah hujan yang tinggi hampir di seluruh Provinsi Riau.

Baca Selengkapnya
Kebakaran di Kalideres Jakarta Barat, Satu Orang Meninggal Dunia

Kebakaran di Kalideres Jakarta Barat, Satu Orang Meninggal Dunia

Kebakaran di Kalideres Jakarta Barat, itu mengakibatkan satu orang merenggang nyawa dan tiga orang lainnya mengalami luka bakar.

Baca Selengkapnya
Kebakaran Hebat Ruko di Mampang Prapatan Diduga Akibat Ledakan Kompresor di Basement

Kebakaran Hebat Ruko di Mampang Prapatan Diduga Akibat Ledakan Kompresor di Basement

Kebakaran hebat terjadi sejak pukul 19.30 WIB Kamis (18/4) malam dan baru benar-benar padam jelang subuh.

Baca Selengkapnya
Kapolsek dan Wakapolsek Tanah Abang Diperiksa Propam Buntut 16 Tahanan Kabur

Kapolsek dan Wakapolsek Tanah Abang Diperiksa Propam Buntut 16 Tahanan Kabur

Sejumlah tahanan yang kabur sudah ditangkap kembali.

Baca Selengkapnya