Merdeka.com - Polisi bergerak menyelidiki temuan jasad balita tanpa kepala, yang ditemukan pagi tadi, di parit besar permukiman warga Jalan Pangeran Antasari II RT 30, Samarinda, Kalimantan Timur. Jenazah balita itu diautopsi dokter forensik RSUD AW Syachranie Samarinda.

"Diautopsi oleh dokter forensik, untuk menentukan jenis kelaminnya. Karena kan balita itu masih kecil, sudah keriput semua, dan jenazah tidak bisa dikenali," kata Kanit Reskrim Polsek Samarinda Ulu Ipda Muhammad Ridwan, kepada merdeka.com, Minggu (8/12).

Ridwan menerangkan, orangtua kandung dari balita yang hilang Jumat (22/11) lalu di sekolah PAUD, di Jalan AW Syachranie, juga sudah mendatangi kamar jenazah.

"Orangtua mencocokkan pakaiannya, dan cirinya. Sekitar 80 persen mirip pakaiannya. Tapi, baju jasad itu menurut Bapaknya, itu bukan," ujar Ridwan.

"Menurut Bapaknya, anaknya (waktu dintar ke PAUD), anaknya berbaju merah lengan hitam, ada gambar tugu monasnya. Sementara, dari pakaian jasad itu ada gambar seperti kembang," tambah Ridwan.

Masih diterangkan Ridwan, tidak menutup kemungkinan nantinya dilakukan tes DNA untuk memastikan jasad balita itu, benar balita yang hilang dua pekan lalu.

"Kalau memang sampai ke sana, ya kita ke sana nanti (melakukan tes DNA). Tapi kita lihat rekomendasi dokter forensik, sejauh mana diperlukan untuk itu," ungkap Ridwan.

"Terkait temuan jasad ini, setidaknya sudah 4 orang kita mintai keterangan. Akan terus bertambah, karena penyelidikan terus berjalan. Kami dibackup oleh Polresta Samarinda," demikian Ridwan.

Diketahui, sosok jasad balita, ditemukan sekira pukul 05.00 Wita pagi tadi, oleh saksi mata Ika (35). Dia terkejut melihat ke arah parit besar di bawah rumahnya.

Setelah sempat mengira itu boneka, dia bersama suaminya, Jumadi (50), dan warga sekitar memastikan itu adalah jasad bayi. Sekira pukul 10.00 Wita tadi, jasad balita itu dibawa ke kamar jenazah RSUD AW Syachranie.