Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Imbas Wajib PCR dan Karantina, Wisatawan Disebut Banyak Membatalkan Menginap di Bali

Imbas Wajib PCR dan Karantina, Wisatawan Disebut Banyak Membatalkan Menginap di Bali Biaya Swab Antigen dan PCR turun Harga. ©2021 Liputan6.com/Faizal Fanani

Merdeka.com - Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Karangasem, Bali, I Wayan Kariasa menyampaikan adanya kewajiban tes PCR untuk pelaku perjalanan dalam negeri atau PPDN ke Bali banyak pembatalan bookingan hotel di kawasan Kabupaten Karangasem, Bali.

Dia mengatakan, dengan adanya pemberlakuan tersebut banyak Wisatawan Nusantara (Wisnu) yang ingin datang ke Bali dilakukan penundaan hal itu menurutnya karena bertambahnya beban biaya mereka.

"Rencana-rencana dari orang melakukan liburan ke Bali atau pun juga ada kerjaan itu juga menjadi beban biaya yang bertambah. Ternyata, dulunya dengan rapid antigen sekarang harus dengan PCR swab. Jadi, biayanya hampir lima kali lipat naik dari dari harga antigen. Ini cukup beban buat para wisatawan dan juga mengaputasi kita dalam pergerakan ekonomi kita di Bali," kata Kariasa, saat dihubungi Selasa (26/10).

Ia juga menyatakan, dengan diberlakukan kewajiban swab PCR untuk ke Bali banyak wisatawan yang membooking hotelnya di reschedul atau dijadwalkan ulang oleh wisatawan dan hal itu membuat kerugian bagi pihaknya.

"Saya juga ada booking di tempat saya dan juga ada di beberapa tempat di lingkungan saya. Rencana (bookingan) itu di reschedul lagi sampai menunggu kepastian daripada ketentuan ini. Lumayan banyak, mereka ada butuh kamar sekitar 80 sampai 90 kamar itu selama 10 hari. Hampir 90 room ninte itu jadinya mereka sampai tidak bisa comperm lagi, sampai kapan kita belum tahu," ujarnya.

"(Kalau kerugian) kalau rata-rata harga kamarnya Rp 400 ribu sampai Rp 500 ribu per malamnya. Juga ada teman-teman mengalami hal yang sama, belum lagi bookingan kita dari eropa sudah masuk kemarin di Bulan Desember juga cansel," jelasnya.

Ia juga mengatakan, untuk Wisatawan Mancanegara (Wisman) yang melakukan cansel karena kebijakan karantina lima hari dan menurutnya wisman untuk datang ke Bali saat ini masih menunggu masuk Bali tanpa karantina.

"Karena beberapa (wisman) yang menanyakan ke saya harus karantina lima hari (jadi) tidak jadi ke Bali dulu. Jadi, dia melihat situasi kedepannya sampai situasi betul-betul masuk Bali tanpa karantina, itu juga menjadi kendala kita," kata Kariasa.

Dia juga mengaku, sekitar tiga Minggu yang lalu sudah ada booking hotel mulai dari daftar secara online hingga lewat travel agent sebanyak empat kamar yang dibooking tetapi semuanya di reschedululang karena pemberlakuan karantina.

"Mereka iya reschedul lagi sampai batas waktu yang tidak jelas. Kalau (darimana) negaranya tidak muncul karena bookingan itu online. Itu di kawasan eropa kemudian ada yang sudah mereschedul kembali. Saya ada empat kamar selama dua malam kemudian juga ada yang dari travel agent. (Tapi wisman) mereschedul kembali pada tahun depan. Tapi tahun depannya belum jelas, karena belum pasti lagi," ungkapnya.

Ia menilai, kebijakan karantina lima hari dan wajib tes PCR sangat memberatkan wisatawan yang datang ke Bali. Menurutnya, kalau memang ada wajib tes PCR harganya jangan terlalu mahal sehingga tidak memberatkan wisatawan.

"Memang hal ini untuk melindungi daripada semua pihak termasuk kita dan wisatawan. Kalau, memang perlu adanya PCR swab untuk yang naik pesawat iya silahkan tapi harganya jangan sampai segitu mahal. Karena tadi, saya dapat dibeberapa grup whatsApp lain justru harga rapid antigen di Bali yang pengen cepat ada Rp 1,900.000 itu sangat gila sekali harganya. Ada informasi seperti itu, jadi ladang bisnis jadinya," ujar Kariasa.

Sementara, untuk karantina wisman selama lima hari seharusnya juga bisa melihat kompetitor Indonesia yaitu Thailand yang tanpa karantina dan menurutnya dengan kebijakan seperti itu bisa saja banyak wisman yang malah beralih ke Thailand.

"Misalnya, Thailand yang rencananya buka bulan November itu kan nol karantina atau tanpa karantina. Nah, dalam hal ini apa sih yang dilakukan di Thailand kok dia bisa membuka pariwisatanya tanpa karantina. Mungkin hal ini, juga perlu dipelajari oleh pemerintah dalam hal ini apa yang dipenuhi," kata dia.

"Apakah cukup dengan vaksin dua kali plus booster atau apa ketentuannya. Kemudian, itu diperjelas sehingga melihat di media-media baik media nasional maupun media internasional banyak sekali Thailand reopening untuk tanggal 1 November tanpa karantina. Dan ini, menjadi bombastis untuk ke seluruh dunia yang mana mungkin mereka mau ke Bali dan mungkin mengalihkan perjalanan ke Thailand," ujar dia.

Selain itu, menurutnya promosi Thailand yang begitu besar dan menyampaikan tanpa karantina dan sebagainya menjadi pukulan telak buat pariwisata di Indonesia. "Karena Thailand menjadi pesaing berat buat Bali khususnya Indonesia dalam hal wisatawan mancanegara untuk di masing-masing negara," tandasnya.

(mdk/gil)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ternyata, Ini Alasan di Balik Aturan Turis Asing Wajib Bayar Rp150.000 untuk Masuk Bali Berlaku Mulai Besok

Ternyata, Ini Alasan di Balik Aturan Turis Asing Wajib Bayar Rp150.000 untuk Masuk Bali Berlaku Mulai Besok

Dengan pungutan wisman itu, Pemprov Bali memiliki ruang fiskal termasuk untuk membenahi daya tarik wisata, infrastruktur, jalan hingga promosi pariwisata.

Baca Selengkapnya
Pengusaha Khawatir Kebijakan Bali Pungut Rp150.000 ke Turis Asing Ditiru Provinsi Lain

Pengusaha Khawatir Kebijakan Bali Pungut Rp150.000 ke Turis Asing Ditiru Provinsi Lain

Alasan Pemprov Bali memberlakukan pungutan bagi wisman senilai Rp150.000, lantaran Pemprovnya merasa tidak mendapatkan pemasukan.

Baca Selengkapnya
Pariwisata Bali Pulih, Pegadaian Siap Dukung Kebangkitan UMKM di 2024

Pariwisata Bali Pulih, Pegadaian Siap Dukung Kebangkitan UMKM di 2024

Setelah sempat terpuruk akibat pandemi COVID-19, pariwisata Bali telah bangkit kembali pada tahun 2023.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Turis Asing Masuk Bali Bakal Dipungut Rp150.000 Mulai 14 Februari, Ternyata Dananya untuk Ini

Turis Asing Masuk Bali Bakal Dipungut Rp150.000 Mulai 14 Februari, Ternyata Dananya untuk Ini

Pungutan sebesar Rp150.000 bagi wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Bali akan digunakan utamanya untuk menangani permasalahan sampah.

Baca Selengkapnya
Pungutan Wisatawan Asing 8 Hari Lagi Diberlakukan, Pj. Gubernur Bali Pastikan Kesiapan

Pungutan Wisatawan Asing 8 Hari Lagi Diberlakukan, Pj. Gubernur Bali Pastikan Kesiapan

Sosialisasi terkait Tourism Levy semakin digiatkan khususnya mengenai tujuan dan peruntukan pungutan bagi wisatawan asing tersebut.

Baca Selengkapnya
Modus Beri Hadiah, Guide di Bali Memperkosa WN China di Kamar Hotel

Modus Beri Hadiah, Guide di Bali Memperkosa WN China di Kamar Hotel

Mereka sempat menikmati hiburan dan minum alkohol hingga pukul 01.00 WITA Kamis (8/2).

Baca Selengkapnya
Baru 40 Persen Wisman Bayar Pungutan, Dispar Bali Akan Lakukan Sidak di Obyek Wisata

Baru 40 Persen Wisman Bayar Pungutan, Dispar Bali Akan Lakukan Sidak di Obyek Wisata

Sidak ini untuk memastikan wisatawan asing yang ke Bali ini telah membayar PWA atau belum.

Baca Selengkapnya
Datangkan Turis Berkualitas, Gahawisri Dukung Ketertiban Industri Pariwisata Bali

Datangkan Turis Berkualitas, Gahawisri Dukung Ketertiban Industri Pariwisata Bali

Pariwisata Bali bukan soal jumlah kunjungan wisatawan tapi juga kualitas, kenyamanan.

Baca Selengkapnya
Parah! Sopir Taksi di Bali Terekam Peras 2 Bule USD50, Tak Diberi Ancam Pakai Pisau

Parah! Sopir Taksi di Bali Terekam Peras 2 Bule USD50, Tak Diberi Ancam Pakai Pisau

Dua turis itu berulang kali meminta untuk turun, tetapi mobilnya terus melaju sambil memalak dua bule.

Baca Selengkapnya