Merdeka.com - Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Karangasem, Bali, I Wayan Kariasa menyampaikan adanya kewajiban tes PCR untuk pelaku perjalanan dalam negeri atau PPDN ke Bali banyak pembatalan bookingan hotel di kawasan Kabupaten Karangasem, Bali.
Dia mengatakan, dengan adanya pemberlakuan tersebut banyak Wisatawan Nusantara (Wisnu) yang ingin datang ke Bali dilakukan penundaan hal itu menurutnya karena bertambahnya beban biaya mereka.
"Rencana-rencana dari orang melakukan liburan ke Bali atau pun juga ada kerjaan itu juga menjadi beban biaya yang bertambah. Ternyata, dulunya dengan rapid antigen sekarang harus dengan PCR swab. Jadi, biayanya hampir lima kali lipat naik dari dari harga antigen. Ini cukup beban buat para wisatawan dan juga mengaputasi kita dalam pergerakan ekonomi kita di Bali," kata Kariasa, saat dihubungi Selasa (26/10).
Ia juga menyatakan, dengan diberlakukan kewajiban swab PCR untuk ke Bali banyak wisatawan yang membooking hotelnya di reschedul atau dijadwalkan ulang oleh wisatawan dan hal itu membuat kerugian bagi pihaknya.
"Saya juga ada booking di tempat saya dan juga ada di beberapa tempat di lingkungan saya. Rencana (bookingan) itu di reschedul lagi sampai menunggu kepastian daripada ketentuan ini. Lumayan banyak, mereka ada butuh kamar sekitar 80 sampai 90 kamar itu selama 10 hari. Hampir 90 room ninte itu jadinya mereka sampai tidak bisa comperm lagi, sampai kapan kita belum tahu," ujarnya.
"(Kalau kerugian) kalau rata-rata harga kamarnya Rp 400 ribu sampai Rp 500 ribu per malamnya. Juga ada teman-teman mengalami hal yang sama, belum lagi bookingan kita dari eropa sudah masuk kemarin di Bulan Desember juga cansel," jelasnya.
Ia juga mengatakan, untuk Wisatawan Mancanegara (Wisman) yang melakukan cansel karena kebijakan karantina lima hari dan menurutnya wisman untuk datang ke Bali saat ini masih menunggu masuk Bali tanpa karantina.
"Karena beberapa (wisman) yang menanyakan ke saya harus karantina lima hari (jadi) tidak jadi ke Bali dulu. Jadi, dia melihat situasi kedepannya sampai situasi betul-betul masuk Bali tanpa karantina, itu juga menjadi kendala kita," kata Kariasa.
Dia juga mengaku, sekitar tiga Minggu yang lalu sudah ada booking hotel mulai dari daftar secara online hingga lewat travel agent sebanyak empat kamar yang dibooking tetapi semuanya di reschedul
ulang karena pemberlakuan karantina.
"Mereka iya reschedul lagi sampai batas waktu yang tidak jelas. Kalau (darimana) negaranya tidak muncul karena bookingan itu online. Itu di kawasan eropa kemudian ada yang sudah mereschedul kembali. Saya ada empat kamar selama dua malam kemudian juga ada yang dari travel agent. (Tapi wisman) mereschedul kembali pada tahun depan. Tapi tahun depannya belum jelas, karena belum pasti lagi," ungkapnya.
Ia menilai, kebijakan karantina lima hari dan wajib tes PCR sangat memberatkan wisatawan yang datang ke Bali. Menurutnya, kalau memang ada wajib tes PCR harganya jangan terlalu mahal sehingga tidak memberatkan wisatawan.
"Memang hal ini untuk melindungi daripada semua pihak termasuk kita dan wisatawan. Kalau, memang perlu adanya PCR swab untuk yang naik pesawat iya silahkan tapi harganya jangan sampai segitu mahal. Karena tadi, saya dapat dibeberapa grup whatsApp lain justru harga rapid antigen di Bali yang pengen cepat ada Rp 1,900.000 itu sangat gila sekali harganya. Ada informasi seperti itu, jadi ladang bisnis jadinya," ujar Kariasa.
Sementara, untuk karantina wisman selama lima hari seharusnya juga bisa melihat kompetitor Indonesia yaitu Thailand yang tanpa karantina dan menurutnya dengan kebijakan seperti itu bisa saja banyak wisman yang malah beralih ke Thailand.
"Misalnya, Thailand yang rencananya buka bulan November itu kan nol karantina atau tanpa karantina. Nah, dalam hal ini apa sih yang dilakukan di Thailand kok dia bisa membuka pariwisatanya tanpa karantina. Mungkin hal ini, juga perlu dipelajari oleh pemerintah dalam hal ini apa yang dipenuhi," kata dia.
"Apakah cukup dengan vaksin dua kali plus booster atau apa ketentuannya. Kemudian, itu diperjelas sehingga melihat di media-media baik media nasional maupun media internasional banyak sekali Thailand reopening untuk tanggal 1 November tanpa karantina. Dan ini, menjadi bombastis untuk ke seluruh dunia yang mana mungkin mereka mau ke Bali dan mungkin mengalihkan perjalanan ke Thailand," ujar dia.
Selain itu, menurutnya promosi Thailand yang begitu besar dan menyampaikan tanpa karantina dan sebagainya menjadi pukulan telak buat pariwisata di Indonesia. "Karena Thailand menjadi pesaing berat buat Bali khususnya Indonesia dalam hal wisatawan mancanegara untuk di masing-masing negara," tandasnya.
Baca juga:
PKS Sebut Pengusaha Lab Sudah Untung, Harga Tes PCR Bisa Lebih Murah
Komisi IX Minta Aparat Tindak Tegas Pihak yang Memainkan Harga Tes PCR
Bandara Soedirman di Purbalingga Tetap Beroperasi Meski Terkendala Aturan Tes PCR
Tes Usap PCR Akan Turun Rp300 Ribu
Hasil Tes PCR di Bandara Soetta Bisa Keluar 3 Jam, Ini Syaratnya
Sandiaga Uno: Kewajiban Tes PCR saat Terbang Sebagai Upaya Persiapan G-20 di Bali
Pendaki Puncak Sagara Meninggal Dunia
Sekitar 37 Menit yang laluKemenkes Ungkap Korelasi Demam Berdarah dengan Fenomena El Nino
Sekitar 1 Jam yang laluPolisi Buka Peluang Tersangka Baru Kasus Dukun Aki Cs
Sekitar 1 Jam yang laluPemuda Tewas Ditembak saat Penangkapan Narkoba, Massa Geruduk Polres Malinau
Sekitar 2 Jam yang laluGanjar Berencana Naikan Nominal Bantuan KJS Lagi
Sekitar 2 Jam yang laluYeni Selamat dari Dua Kali Percobaan Pembunuhan oleh Dukun Aki Cs
Sekitar 3 Jam yang laluDatang ke JIS, Anies-AHY Tak Temui Prabowo di Konser Dewa 19
Sekitar 3 Jam yang laluKIB Ogah Buru-Buru Deklarasi Capres, Tak Ingin Seperti Anies Baswedan
Sekitar 4 Jam yang laluVideo: Gaya Santai Anies-AHY di Tengah Kerumunan Massa Konser Dewa 19
Sekitar 4 Jam yang laluVIDEO: Imbas Bripka Madih Ngamuk Dipalak Penyidik, Adik Jenderal Andika Tegur Keras
Sekitar 2 Jam yang laluVIDEO: Identitas Penyidik Polda Diduga Palak Anggota Provost Bripka Madih Rp100 Juta
Sekitar 2 Jam yang laluKetua RW di Jaksel Curhat Mau Lapor Kantor Polisi Kosong, Ini Reaksi Tegas Kapolda
Sekitar 6 Jam yang laluFakta Lain Terungkap! Bripka Madih Suka Teror Warga, Pasang Tiang dengan Setrum
Sekitar 6 Jam yang laluJerit Mantan Anak Buah Jenderal: Tak Didukung Ungkap Fakta, Tertekan & Terancam
Sekitar 16 Jam yang laluVIDEO: Hendra & Agus Bongkar Para Pihak yang Seharusnya Bersalah Rintangi Penyidikan
Sekitar 2 Hari yang laluAgus Nurpatria Minta Dibebaskan dari Segala Tuntutan & Dipulihkan Nama Baik
Sekitar 2 Hari yang laluPleidoi, Hendra Kurniawan Minta Dibebaskan & Nama Baik Dipulihkan
Sekitar 2 Hari yang laluJerit Mantan Anak Buah Jenderal: Tak Didukung Ungkap Fakta, Tertekan & Terancam
Sekitar 16 Jam yang laluVIDEO: Hendra & Agus Bongkar Para Pihak yang Seharusnya Bersalah Rintangi Penyidikan
Sekitar 2 Hari yang laluVIDEO: Cerita Pengalaman Irfan Tak Patuhi Perintah Atasan Dipukuli Hingga Tak Berdaya
Sekitar 2 Hari yang laluAgus Nurpatria Minta Dibebaskan dari Segala Tuntutan & Dipulihkan Nama Baik
Sekitar 2 Hari yang laluVIDEO: Arif Terisak Sampaikan Pembelaan Beri Pesan Cinta ke Istri, Ibu Hingga Hakim
Sekitar 2 Hari yang laluVIDEO: Serangan Balik Bharada E, Sindir Jaksa Ngotot 12 Tahun Penjara
Sekitar 2 Hari yang laluVIDE0: Eliezer Minta Maaf Usik Jaksa soal 'Kejujuran Dibayar 12 Tahun Penjara'
Sekitar 2 Hari yang laluApakah Boleh Memperoleh Vaksin Campak Bersamaan dengan Booster COVID-19?
Sekitar 6 Hari yang laluAntisipasi Penyakit Ngorok, Dinas Pertanian Madina Maksimalkan Penyuntikan Vaksin
Sekitar 1 Minggu yang laluAdvertisement
Advertisement
AM Hendropriyono
Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami