Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Dokter kewalahan layani 800-1.000 pasien kanker dalam sehari

Dokter kewalahan layani 800-1.000 pasien kanker dalam sehari Ilustrasi Dokter dan Pasien. ©2014 Merdeka.com

Merdeka.com - Jumlah penderita penyakit kanker di Indonesia terus bertambah. Dengan adanya asuransi BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) jumlah penderita yang melakukan perawatan ke rumah sakit naik 100 persen.

Pernyataan itu disampaikan Pengurus Pusat Perhompedin (Perhimpunan Hematologi dan Onkologi Medik Penyakit Dalam Indonesia), Dr dr Doddy Ranuhardy, Sp PD, KHOM, FINASIM, kepada wartawan disela Pertemuan Ilmiah Nasional Perhompedin, di Hotel Alila Solo, Kamis (16/2).

"Sekarang ini, dalam satu hari jumlah pasien kanker yang berobat di rumah sakit dengan BPJS bisa mencapai 800 hingga 1.000 pasien. Padahal dulu dengan Jamkesmas jumlah pasien perhari hanya 400-an. Akibatnya, banyak dokter yang kewalahan," ujar Doddy.

Doddy tidak menampik, banyaknya jumlah pasien kanker yang berobat membuat para dokter kelelahan. Dia menilai seharusnya asuransi BPJS sama dengan Jamkesmas dulu. Harus lebih selektif, karena kondisi yang ada di semua rumah sakit hampir sama.

Yang lebih memprihatinkan, saat ini banyak pasien kanker yang sebelumnya berobat ke luar negeri, karena kehabisan uang, kembali berobat ke Indonesia dengan menggunakan BPJS. "Ini pasti akan membebani keuangan negara," ucapnya.

Doddy yang juga dokter onkologi di RS Darmais, Jakarta ini mengemukakan biaya pengobatan kanker saat ini sangat mahal. Semua tergantung jenis serta stadium kanker yang diderita.

"Kanker Leukimia misalnya, biayanya bisa Rp 50 juta hingga Rp 60 juta, dengan BPJS peserta kelas 1 dibiayai negara hanya sekitar Rp 32 juta. Sisanya ditanggung rumah sakit, sehingga banyak rumah sakit yang menolak," jelasnya.

Jika kondisi dibiarkan, dia yakin banyak rumah sakit yang akan bangkrut. Terkait penanganan kanker, Doddy mengatakan kedepan dalam penanganan kanker semua rumah sakit harus memiliki MDT (Multi Dicipliner Team).

Penanganan penyakit kanker seharusnya dilakukan oleh tim yang terdiri dari dokter ahli bedah kanker, ahli radiologi kanker, ahli penyakit dalam kanker, serta spesialis penyakit anak. Hal tersebut untuk mengurangi salah diagnosa.

"Tim ini yang akan menentukan jenis pengobatan yang bisa dilakukan. Termasuk jika ternyata kondisi pasien sudah parah dan tidak memiliki harapan hidup lagi," tandasnya.

Jika sudah demikian, lanjut dia, tim bisa memutuskan untuk menghentikan pengobatan dan melakukan home care. Dia menyebut, rata-rata penderita kanker baru datang berobat saat stadium 3 atau 4.

"Ada yang mencoba pengobatan alternatif terlebih dahulu. Selain itu juga karena beberapa jenis kanker tidak bisa dideteksi secara dini," katanya.

Pendapat senada fisampaikan Dr dr Suradi Maryono, Sp PD, KHOM, FINASIM, yang juga pengurus Perhompedin Solo. Menurut dia, pengobatan kanker tidak bisa berdiri sendiri.

"Penyakit kanker juga disebabkan oleh gen, selain lingkungan, faktor stres, makanan serta gaya hidup," tuturnya.

Pertemuan ilmiah nasional Perhompedin di Kota Solo, yang berlangsung hingga 17 Februari 2017 tersebut merupakan yang pertama kali. Dalam pertemuan tersebut dibahas mengenai pentingnya MDT dalam penanganan pasien kanker.

(mdk/noe)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Dikabarkan Meninggal, Ini Kondisi Dokter Lo Sebenarnya

Dikabarkan Meninggal, Ini Kondisi Dokter Lo Sebenarnya

Ia membenarkan jika dokter Lo Siauw Ging MARS saat ini sedang mendapat perawatan di Rumah Sakit Kasih Ibu (RSKI) Solo.

Baca Selengkapnya
Bayi Batuk Tak Perlu Langsung Dibawa ke Dokter, Mengapa?

Bayi Batuk Tak Perlu Langsung Dibawa ke Dokter, Mengapa?

Sejumlah kondisi batuk pada bayi tidak perlu terlalu dikhawatirkan orangtua dan tidak selalu harus diobati.

Baca Selengkapnya
Perjuangan Dokter Kandungan Diungkap Istri, Tetap Layani Pasien di Bandara Padahal Mau Liburan

Perjuangan Dokter Kandungan Diungkap Istri, Tetap Layani Pasien di Bandara Padahal Mau Liburan

Diungkap sang istri, dokter tersebut kedapatan tetap melayani kendati tengah berlibur.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Sering Berkeringat di Malam Hari? Waspada, Bisa Jadi Tanda 5 Masalah Kesehatan Ini!

Sering Berkeringat di Malam Hari? Waspada, Bisa Jadi Tanda 5 Masalah Kesehatan Ini!

Nggak hanya karena keringat berlebih, ini beberapa masalah kesehatan yang bisa jadi penyebabnya.

Baca Selengkapnya
Bisa Berujung Kanker Pankreas di Usia Muda, Hindari Gaya Hidup Kurang Gerak

Bisa Berujung Kanker Pankreas di Usia Muda, Hindari Gaya Hidup Kurang Gerak

Gaya hidup kurang gerak atau sedentari bisa berujung berbagai masalah kesehatan termasuk munculnya kanker pankreas di usia muda.

Baca Selengkapnya
Mengenal Berbagai Gejala Kanker Serviks dan Langkah Pertama yang Penting Dilakukan Jika Mendeteksinya

Mengenal Berbagai Gejala Kanker Serviks dan Langkah Pertama yang Penting Dilakukan Jika Mendeteksinya

Semakin dini mengetahui dan menangani berbagai gejala kanker serviks, maka tingkat kesembuhannya pun juga bisa lebih meningkat.

Baca Selengkapnya
Jenazah Lo Siaw Ging, Dokter Dermawan asal Solo Dimakamkan di Delingan Karanganyar Besok

Jenazah Lo Siaw Ging, Dokter Dermawan asal Solo Dimakamkan di Delingan Karanganyar Besok

Jenazah Lo Siaw Ging, Dokter Dermawan asal Solo Dimakamkan di Delingan Karanganyar Besok

Baca Selengkapnya
Jenis Kanker yang Umum Menyerang Anak, Ketahui Penyebab dan Gejalanya

Jenis Kanker yang Umum Menyerang Anak, Ketahui Penyebab dan Gejalanya

Kanker adalah penyakit yang ditakuti oleh banyak orang, terutama orang tua yang memiliki anak. Ya, kanker bisa menyerang siapa saja, termasuk anak-anak.

Baca Selengkapnya
OPINI: Kanker di Indonesia: Pemahaman yang Salah, Data Amburadul, Kebijakan Sekadar Beli Alat Mahal

OPINI: Kanker di Indonesia: Pemahaman yang Salah, Data Amburadul, Kebijakan Sekadar Beli Alat Mahal

Kanker di Indonesia: Pemahaman yang Salah, Data Amburadul, Kebijakan Sekadar Beli Alat Mahal

Baca Selengkapnya