Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Diduga palsu, pabrik obat kuat di Tangerang diobok-obok BBPOM

Diduga palsu, pabrik obat kuat di Tangerang diobok-obok BBPOM Toko obat kuat. merdeka.com/Muhammad Taufik

Merdeka.com - Sebuah pabrik obat kuat yang diduga palsu digerebek oleh Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Pusat. Adanya dugaan tersebut lantaran ada warga yang merasa janggal dengan obat kuat yang dikonsumsinya. Pasca penggerebekan, sejumlah pekerja pabrik yang khawatir tentang masa depannya kecewa dengan sikap pengusaha pemilik pabrik yang bungkam.

"Kami tidak mengetahui usaha pembuatan obat itu palsu atau resmi karena tidak ada keterangan dari pimpinan perusahaan, sebab yang penting dapat kerjaan," kata Kar (27) seorang pekerja pabrik obat kuat di Tangerang, seperti dikutip dari Antara, Selasa (19/8).

Pernyataan tersebut terkait petugas BBPOM dan Mabes Polri menggrebek sebuah pabrik obat kuat di jalan Raya Serang, No.27, KM 26 Kecamatan Balaraja, Kabupaten Tangerang, Senin (18/8).

Petugas menyita sebanyak 20 truk obat kuat palsu itu dan pemilik hingga kini masih dalam pencarian petugas. Kar mengatakan seharusnya pemilik memberikan keterangan kepada pekerja dan petugas dan jangan lepas tanggung jawab maka timbul kesan menutupi tempat usaha.

Pendapat serupa juga disampaikan pekerja pabrik lainnya, Yu (28), Ma (31) dan Si (26) yang meminta agar nama mereka ditulis menggunakan inisial demi untuk alasan tertentu.

"Jika sudah digrebek petugas seperti ini, tentu berdampak terhadap ekonomi keluarga yang mengandalkan pemasukan dari bekerja di pabrik," kata Si, yang mengaku asal Kabupaten Bogor, Jabar itu.

Namun mayoritas pekerja wanita itu tidak mengetahui bahwa pabrik obat kuat yang diproduksi itu merupakan palsu mengandung zat kimia berbahaya serta dapat membahayakan kesehatan.

Dia menambahkan bahwa untuk bekerja di pabrik tersebut tidak perlu ijazah resmi sebagai salah satu persyaratan, bila ada teman yang membawa langsung dapat bekerja.

Sementara itu, Kepala Penyidikan BBPOM Pusat, Hendri Siswadi mengatakan pemilik pabrik terancam hukuman penjara 15 tahun kurungan.

Hendri mengatakan pemilik dapat dijerat pasal 197 UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan, apalagi obat kuat jenis tersebut sudah dilarang beredar sejak tahun 2008.

Sedangkan pihaknya akan berkoordinasi dengan petugas Mabes Polri untuk mengusut kasus tersebut karena dapat membahayakan kesehatan manusia bila dikonsumsi.

(mdk/hhw)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pabrik Obat Berusia 2.800 Tahun Ditemukan di Dalam Kuil Kuno, Canggih Pada Masanya

Pabrik Obat Berusia 2.800 Tahun Ditemukan di Dalam Kuil Kuno, Canggih Pada Masanya

Pabrik ini ditemukan di dalam kompleks kuil di kota kuno Trakia, Turki.

Baca Selengkapnya
Obat Penyakit ini Dicoba Dibuat di Luar Angkasa, Bagaimana Hasilnya?

Obat Penyakit ini Dicoba Dibuat di Luar Angkasa, Bagaimana Hasilnya?

Ini merupakan kali pertama sebuah perusahaan sukses membuat obat di ruang hampa udara.

Baca Selengkapnya
Gudang Penyimpanan Pil Koplo di Semarang Digerebek, 110 Juta Tablet Senilai Triliunan Disita

Gudang Penyimpanan Pil Koplo di Semarang Digerebek, 110 Juta Tablet Senilai Triliunan Disita

Keberadaan gudang ini diketahui setelah sebelumnya dilakukan penggerebeken terkait produksi pil koplo di Bekasi.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
2 Pemuda Ditangkap Usai Simpan 1.435 Butir Obat Keras Jenis Triheksifenidil, Ngaku untuk Konsumsi Pribadi

2 Pemuda Ditangkap Usai Simpan 1.435 Butir Obat Keras Jenis Triheksifenidil, Ngaku untuk Konsumsi Pribadi

Kedua pelaku saat ini sudah diamankan di rutan polda Papua dan telah ditetapkan sebagai tersangka

Baca Selengkapnya
5 Petugas KPPS di Kabupaten Tangerang Meninggal, Diduga Kelelahan

5 Petugas KPPS di Kabupaten Tangerang Meninggal, Diduga Kelelahan

Lima petugas KPPS di Kabupaten Tangerang, Banten, meninggal dunia seusai mengawal pelaksanaan Pemilu 2024. Mereka diduga kelelahan.

Baca Selengkapnya
Dirut Bulog Bongkar Penyebab Masih Mahalnya Harga Beras

Dirut Bulog Bongkar Penyebab Masih Mahalnya Harga Beras

Sesuai data dari Badan Pusat Statistik (BPS) bulan Januari hingga Februari terjadi defisit ketersediaan beras dari petani sebesar 2,7 juta beras.

Baca Selengkapnya
Diduga Dapat Tekanan dari Pemantau, Petugas KPPS di Garut Masuk Rumah Sakit Jiwa

Diduga Dapat Tekanan dari Pemantau, Petugas KPPS di Garut Masuk Rumah Sakit Jiwa

Petugas KPPS yang harus mendapatkan perawatan di rumah sakit jiwa itu berjenis kelamin laki-laki dan usianya masih muda.

Baca Selengkapnya
Mendagri Minta Dukcapil Kebut Urus Surat Kematian Petugas Pemilu Meninggal Dunia

Mendagri Minta Dukcapil Kebut Urus Surat Kematian Petugas Pemilu Meninggal Dunia

Data KPU per Senin 19 Februari 2024 mencatat jumlah petugas Pemilu meninggal dunia mencapai 71 orang.

Baca Selengkapnya
Bulog Gandeng Pelindo Tingkatkan Pelayanan Bongkar Muat Komoditas Pangan

Bulog Gandeng Pelindo Tingkatkan Pelayanan Bongkar Muat Komoditas Pangan

Perum Bulog menjalin kerjasama kemitraan strategis bersama Pelindo.

Baca Selengkapnya