Menengok Dampak Kenaikan Suku Bunga ke Bank Syariah
Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) mengumumkan kenaikan suku bunga acuan dari yang sebelumnya 3,72 persen menjadi 4,25 persen. Keputusan kenaikan tersebut karena untuk menurunkan laju inflasi imbas kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi maupun komoditas pangan.
Tentu keputusan tersebut akan memberikan dampak ke sektor yang lain, terutama dalam dunia perbankan syariah. Direktur Indonesia Development and Islamic Studies (IDEAS) Yusuf Wibisono mengatakan, kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia tentu akan berdampak juga pada perbankan syariah.
Dia menjelaskan secara empiris tingkat margin pembiayaan di perbankan syariah juga banyak dipengaruhi BI rate.
"Dengan kenaikan bi rate ini, cost of fund di perbankan syariah akan ikut naik sehingga tingkat margin pembiayaan semakin mahal dan pembiayaan perbankan syariah berpotensi terkena," ujar Yusuf kepada Merdeka.com, Minggu (25/9).
Sementara, Pengamat Perbankan Syariah, Paul Sutaryono mengatakan semua bank tentu akan terkena dampak dari kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia. Kenaikan suku bunga acuan akan mendorong pada kenaikan suku bunga simpanan karena biaya dana yang mahal. Tak hanya itu suku bunga simpanan yang tinggi akan membuat suku bunga pembiayaan akan naik.
"Tentu saja semua bank terkena dampaknya (suku bunga). Kenaikan suku bunga acuan akan mendorong kenaikan suku bunga simpanan karena cost of fund mahal" ujar Paul Sutaryono, kepada Merdeka.com, Jumat (23/9).
Di sisi lain, perbandingan bunga bank syariah dan bunga bank konvensional, menurut statistik perbankan syariah per Mei 2022 yang terbit pada 5 September 2022, tingkat margin rata-rata pembiayaan dalam Rupiah bank umum syariah yakni modal kerja 12,20 persen, investasi, 9,55 persen, dan konsumsi 9,35 persen.
Sedangkan suku bunga rata-rata kredit dalam rupiah bank umum cfm statistik perbankan Indonesia yakni modal kerja 8,48 persen, investasi 8,25 persen dan konsumsi 10,31 persen.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mengungkap Alasan Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Februari 2024
Keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia Putuskan Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen
kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan, Ternyata Ini Alasannya
Perry mengatakan, keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sri Mulyani Dapat Bisikian soal The Fed Bakal Turunkan Suku Bunga Acuan
Saat ini, The Fed selalu Bank Sentral Amerika Serikat (AS) masih melakukan kajian terkait potensi penurunan tingkat suku bunga.
Baca SelengkapnyaSembilan Bank Langgar Aturan Penyaluran KUR karena Minta Agunan Tambahan, Subsidi Bunga Bakal Dicabut
KemenKopUKM pun telah memanggil total 12 perbankan yang terbukti tidak menaati pedoman pelaksanaan KUR.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia Siapkan Uang Tunai Rp197 Triliun untuk Kebutuhan Ramadan dan Lebaran 2024
Rencananya pada lebaran tahun ini pengedaran uang akan dilakukan di 4.675 titik penukaran.
Baca SelengkapnyaCukai Rokok Naik 10 Persen Mulai 1 Januari 2024, BPS: Bakal Berdampak ke Inflasi
Meski demikian, Amalia tidak menyebutkan besaran andil inflasi kenaikan cukai rokok hingga 10 persen di tahun ini.
Baca SelengkapnyaOJK Buka-bukaan Soal Ancaman yang Pengaruhi Kinerja Sektor Keuangan 2024
Salah satunya kondisi suku bunga yang masih di level tinggi, walaupun di proyeksikan tidak akan naik lagi.
Baca SelengkapnyaBSI Siapkan Uang Tunai Rp45 Triliun untuk Penukaran Uang Baru
Bank Syariah Indonesia menyiapkan dana Rp45 triliun untuk kebutuhan nasabah selama bulan Ramadan hingga lebaran.
Baca Selengkapnya