
Mitsubishi Motors Menyerah di Negera Ini
Mobil listrik Mitsubishi tidal laku dibandingkan Tesla dan BYD
Mobil listrik Mitsubishi tidal laku dibandingkan Tesla dan BYD
Mitsubishi Motors berencana menghentikan operasi pabriknya di China. Akibat kesulitan bersaing dengan penjualan mobil listrik (EV) di Negeri Tirai Bambu ini.
Dikutip japantimes.co.jp, merek otomotif asal Jepang yang sudah stop produksi di China sejak Maret lalu, berencana untuk fokuskan sumber dayanya ke pasar Asia Tenggara (ASEAN), kata sumber tersebut.
Sementara menurut Nikkei Asia, Mitsubishi sedang merampungkan perjanjian final bersama mitranya, Guangzhou Automobile Group (GAC).
GAC Mitsubishi Motors memiliki pabrik di Hunan, China Selatan.
Dikabarkan Mitsubishi Motors menghentikan bisnisnya di China tanpa batas waktu.
Memo perusahaan tertanggal 12 Juli yang beredar di media sosial menyebutkan penjualan turun jauh di bawah ekspektasi di tengah pasar yang cepat beralih ke mobil listrik (EV).
dikutip japantimes.co.jp.
japantimes.co.jp.
Mobil listrik Mitsubishi Airtrek kalah bersaing dengan model Tesla dan BYD, kemudian Nio dan Xpeng.
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Mitsubishi Motors Corp (MMC) hadiri world premiere Mitsubishi XForce di GIIAS 2023, Kamis (10/8).
Baca SelengkapnyaMitsubishi Motors Corp segera produksi Xpander Hybrid.
Baca SelengkapnyaMitsubishi Fuso pamerkan perjalanan truk Canter yang berulang tahun ke-60 di GIIAS 2023.
Baca SelengkapnyaSeorang pria dengan luka di bibirnya berlutut meminta maaf usai menabrak mobil Mitsubishi Pajero.
Baca SelengkapnyaMitsubishi Motors Corporation mengumumkan generasi pertama Mitsubishi Pajero 1, yangdiluncurkan pada 1982, dipilih oleh Japan Automotive Hall of Fame (JAHFA).
Baca SelengkapnyaMitsubishi akhirnya merilis harga mobil SUV teranyarnya, XFORCE. Terhitung sejak diluncurkan pada world premiere di GIIAS 2023, Kamis (10/8).
Baca SelengkapnyaWuling Air ev jadi official car partner KTT ASEAN Jakarta 2023. Mobil listrik mini ini akan membawa delegasi dari 22 negara peserta.
Baca Selengkapnya