Skenario Cawapres Ganjar: Munculnya Sosok dari NU

Merdeka.com - Lima ketum parpol berjalan bersama keluar dari Istana. Penuh canda dan tawa. Mereka baru saja menghadiri undangan Presiden Jokowi, Selasa (2/5) malam.
Keluar lebih dulu, Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. Langsung diantar oleh Presiden Jokowi menuju mobilnya. Megawati tak bersama dengan ketum parpol pro pemerintah lainnya.
Menyusul berjalan beriringan, Ketum Golkar, Airlangga Hartarto, Ketum Gerindra, Prabowo Subianto, Ketum PKB Muhaimin Iskandar, Ketum PAN Zulkifli Hasan, dan Plt Ketum PPP Muhammad Mardiono.
Lihat juga berita tentang Ganjar Pranowo di Liputan6.com
Pertemuan malam itu adalah tindak lanjut inisiasi awal pembentukan Koalisi Besar. Pada bulan Ramadan lalu, Jokowi juga sempat kumpul bareng dengan para ketua umum parpol pro pemerintah tersebut di Markas PAN. Minus Megawati yang tengah berada di luar negeri.
Di Markas PAN, menjadi cikal bakal gagasan Koalisi Besar, antara Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) terbentuk.
Ketua Majelis Pertimbangan DPP PPP Muhammad Romahurmuziy membocorkan skenario presiden upaya menjodohkan Capres-Cawapres Koalisi Besar. Nama Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto masuk top list Capres-Cawapres Koalisi Besar.
"Skenario koalisi besar dengan menyatukan Ganjar-Prabowo atau Prabowo-Ganjar adalah yang paling optimal," kata Romy kepada merdeka.com, Rabu (10/5).
Sejak lama, Jokowi ingin menduetkan Ganjar dan Prabowo di Pemilu 2024. Bahkan, sejak dua tahun lalu. Saat itu, Jokowi sempat bertanya kepada Prabowo soal Pemilu 2024.
Di depan Jokowi, Prabowo menyatakan siap menerima tugas apapun yang diamanatkan Presiden. Termasuk jika harus mendampingi Ganjar Pranowo.
Prabowo ditawari menjadi calon wakil presiden. Prabowo menyatakan kesediaannya. Namun, ketika kembali ke rumah, Prabowo dikabarkan marah dengan tawaran sebagai cawapres.
Sekjen Gerindra Ahmad Muzani tidak menyangkal. Prabowo memang pernah ditawari menjadi cawapres Ganjar.
"Pernah ada omongan seperti itu, kami tidak menampik. Pernah ada omongan tentang Pak Prabowo menjadi (calon) wakil presiden yang ditawarkan, kami tidak menampik, omongan ya," kata Muzani di Jalan Denpasar, Kuningan, Jakarta, Minggu (23/4).
Romy juga mendengar, Gerindra lebih mengutamakan Prabowo maju Capres ketimbang menjadi cawapres Ganjar. Sehingga, misi Jokowi menduetkan Ganjar-Prabowo tergantung sikap dari elite-elite Gerindra.
"Khusus Pak Prabowo, sangat bergantung kepada ada tidaknya perubahan sikap. Karena Pak Prabowo oleh partainya kan disiapkan jadi Capres," ungkap Romy.
Eks Ketum PPP ini bercerita, pertimbangan menduetkan Ganjar dan Prabowo utamanya terkait kelanjutan pembangunan, soliditas antar partai hingga minimalisasi potensi benturan antar pendukung. Jokowi belajar betul dari pengalaman Pilpres 2019 ketika melawan Prabowo.
"Politik itu multi skenario, mengikuti pilihan rakyat yang dinamis," kata Romy.
Opsi Selain Prabowo
Selain Prabowo, koalisi bentukan Jokowi juga punya pilihan sendiri soal duet koalisi besar. Dua nama cawapres Ganjar diusulkan, yakni Sandiaga Uno dan Erick Thohir. PAN mengusulkan duet Ganjar-Erick, sementara Ganjar-Sandiaga diusulkan oleh PPP.
"Tapi setiap parpol yang memiliki jagoan kan punya target menjadi Capres semua. Maka harus ada plan B, plan C bahkan plan D. Ganjar-Erick atau Ganjar-Sandi," ujar Romy.
"Bahkan Ganjar dengan siapapun tokoh NU lainnya adalah salah satu plan," ungkap Romy.
Waketum PPP, Arsul Sani pun mengakui, ada skenario lain. Yakni perjodohan Ganjar dengan para tokoh NU.
Sederet nama telah disiapkan. Bahkan Arsul mengungkap lagi, ada 10 nama kandidat Cawapres di kantong Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Bagi PPP, katanya, proses penjaringan Cawapres dari bawah. Nama seperti Mahfud MD, Erick Thohir, Khofifah Indar Parawansa, termasuk Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas pun masuk.
Dia memprediksi, Cawapres Ganjar mulai mengerucut pada Agustus 2023.
"Mungkin mulai mengerucut di bulan Agustus, daftarnya masih Oktober kok," ujar Arsul.
Sumber lain di internal Koalisi Besar mengungkapkan, beda dengan yang lain, Ketum PAN Zulkifli Hasan masih ingin mengendorse Erick Thohir masuk sebagai Cawapres.
Zulkifli memang sudah terang-terangan mendukung Ganjar dan Erick Thohir. Misalnya, lewat sebuah pantun di depan Jokowi saat pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Partai Amanat Nasional (PAN) di Hotel Padma Semarang, Jawa Tengah.
"Jalan-jalan ke Simpang Lima, jangan lupa beli lumpia. Kalau Pak Ganjar dan Pak Erick sudah bersama, Insya Allah Indonesia tambah jaya," ucap Zulhas.
Jokowi tampak tertawa lebar dan bertepuk tangan saat mendengar pantun Zulhas yang menduetkan Ganjar dan Erick Thohir di Pilpres 2024.
Namun teranyar, sosok Erick tak diterima oleh parpol lainnya di Koalisi Besar. Khususnya dari PDIP.
Ketua Koordinator Relawan Ganjar Pranowo, Ahmad Basarah mengakui, sejumlah tokoh NU tengah dipertimbangkan Megawati dan Presiden Jokowi sebagai Cawapres.
Basarah menegaskan, perihal cawapres saat ini masih dipertimbangkan oleh Mgeawati bersama Jokowi.
"Kita tunggu saja bagaimana keputusan hasil musyawarah bersama di antara beliau-beliau itu," ujar Basarah.
Reporter: Raynaldo Ghiffari, Genantan Kusuma, Ahda Bayhaqi, Alma Fikhasari
Ikuti perkembangan terkini seputar berita Pemilu 2024 hanya di merdeka.com
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Tolak Mentah-mentah Tawaran Kerja, Ilmuwan ini Malah Digugat Thomas Edison
Ilmuwan berkulit hitam asal AS ini pernah digugat Thomas Edison. Apa sebabnya?
Baca Selengkapnya

Gunung Marapi Erupsi, Kenapa Masih Banyak Pendaki?
Dia menyebutkan tidak ada peningkatan level saat Marapi mengalami erupsi. Karena saat itu Gunung Marapi mengalami erupsi freatik.
Baca Selengkapnya

VIDEO: Panas Rapat DPR, PDIP Marah Tagih Utang Rp112 Miliar, "Enak Benar Pemerintah"
Evita yang mengaku juga sebagai pengusaha menagih utang tersebut terkait gelaran PON Papua 2021.
Baca Selengkapnya

Penyebab Kanker Mulut dan Gejalanya, Waspadai Kebiasaan Pemicunya
Kanker mulut adalah gangguan kesehatan berbahaya yang perlu diwaspadai.
Baca Selengkapnya

PDIP Harap Debat Capres-Cawapres Sesuai PKPU: Kalau Diubah Terkesan KPU Tak Independen
Dia pun menilai, jika KPU mengubah format debat capres-cawapres yang terutang dalam PKPU akan menimbulkan respons negatif di masyarakat.
Baca Selengkapnya

Nenek Asal Polandia Temukan Batu Unik di Ladang, 50 Tahun Kemudian Baru Terungkap Asal Usulnya
Perempuan asal Polandia menemukan batu ini 50 tahun lalu saat masih muda dan kemudian menyimpannya.
Baca Selengkapnya

Demokrat Sebut Mantan Kader Dukung AMIN Orang Tidak Jelas
Padahal bukan kader, bukti bahwa Partai Demokrat memang sangat berpengaruh di Pilpres 2024.
Baca Selengkapnya

VIDEO: Anies Kampanye Ke Nelayan Tebar Janji, Rakyat Teriak Minta Duit Pak!
Calon presiden (capres) nomor urut 1, Anies Baswedan melakukan
Baca Selengkapnya

Bagikan 500 Sertifikat Tanah di Bangkalan, Wamen Raja Juli Antoni: Bisa Meningkatkan Taraf Hidup
Raja Juli juga meminta partisipasi masyarakat untuk dapat membantu pemasangan patok
Baca Selengkapnya

Viral Kader PDIP Deklarasi Dukung Prabowo-Gibran, Hasto: Itu Dibayar
Hasto mengaku telah menelusuri acara deklarasi dukungan kader PDIP kepada Prabowo-Gibran.
Baca Selengkapnya

Sudah Belasan Tahun Pegang Jabatan Sipil, Jenderal ini Kaget Tiba-Tiba Dipilih Jadi Panglima TNI
Memakai seragam militer saja nyaris sudah tidak pernah. Tapi kenapa Jenderal ini yang dipilih?
Baca Selengkapnya

Pembelaan TKN soal Gibran Absen Dialog di TvOne
Tidak ada keharusan untuk Gibran hadir dalam debat tersebut.
Baca Selengkapnya