Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sejarah kawasan elit di Jakarta

Sejarah kawasan elit di Jakarta Pantai indah kapuk. www.flickr.com

Merdeka.com - Keberadaan pemukiman elit di Jakarta memang berdampak bagi kawasan di sekitarnya. Apalagi, pembangunan pemukiman itu juga dilengkapi dengan fasilitas penunjang seperti pusat perbelanjaan hingga saat ini berdekatan dengan pusat perkantoran. Paling berdampak dari pengembangan kawasan itu ialah harga tanah di sekitar kawasan perumahan.

Seperti misalnya harga tanah berdekatan dengan kawasan, Pondok Indah,Kelapa Gading dan Pantai Indah Kapuk (PIK). Harga tanah dekat dengan pemukiman elit itu juga ikut naik dengan cepat. Di balik perkembangan perumahan itu, lalu bagaimana sejarah awal mulanya kawasan-kawasan perumahan elit itu bisa berkembang hingga semahal saat ini?.

Pengamat Tata Kota dari Universitas Trisakti, Yayat Supriatna menjelaskan, salah satu wilayah yang sedari awal memang dikhususkan pengembangannya sebagai wilayah pemukiman mewah, adalah kawasan perumahan Pondok Indah, Jakarta Selatan. Di kawasan itu, PT Metropolitan Kentjana (Grup Ciputra) mulai mengembangkan Pondok Indah sejak era 1970-an hingga era 1980-an. Pembangunannya pun ditujukan untuk kelas menengah ke atas. Hal ini terbukti dari awal perumahan itu mulai efektif dijadikan sebagai pemukiman, tipe penghuni yang rata-rata menempati rumah-rumah mewah di Pondok Indah itu merupakan para ekspatriat dan sejumlah pengusaha.

"Karena memang wilayahnya dibangun sebagai kawasan elit. Artinya, dari dulu memang sudah ditetapkan untuk perumahan," ujar Yayat saat berbincang dengan merdeka.com melalui sambungan seluler, Senin kemarin.

Sebelum dibangun sebagai kawasan perumahan menurut Yayat, Pondok Indah merupakan perkampungan warga biasa. Saat masih menjadi pemukiman warga, kawasan ini merupakan wilayah yang kaya dengan aspek vegetasi serta perkebunan. Namun, ketika kawasan itu akhirnya dibebaskan oleh PT Metropolitan Kentjana dan dikembangkan menjadi perumahan Pondok Indah, mulailah terjadi peningkatan harga tanah seiring dengan pengembangannya dalam bisnis properti di ibu kota.

Bahkan, hingga kini diketahui jika harga tanah di wilayah komplek Pondok Indah itu bisa mencapai kisaran Rp 35-40 juta per-meternya. Belum lagi, besaran luas tanah untuk harga per-meter yang dinilai sangat mahal untuk ukuran Jakarta itu, biasanya hanya berlaku bagi kavling yang luasannya antara 270-300 m2, dan berada di dalam kawasan kompleks perumahannya.

Sementara, untuk harga tanah di perumahan Pondok Indah yang posisinya berada di pinggir jalan raya atau jalan utama, kisaran harga per-meternya saat ini bisa mencapai angka Rp 55-60 juta, dengan rata-rata luas tanah yang dijual sebesar 400-500 m2. Hal inilah yang membuat harga satu rumah di kawasan tersebut berkisar antara Rp 20 milyar (harga terendah), hingga puluhan atau bahkan ratusan milyar untuk ukuran rumah dan tanah yang lebih besar.

Contoh lain dari kawasan pemukiman elit yang berkebalikan dengan Pondok Indah, adalah kawasan pemukiman elit di wilayah Kelapa Gading. Jika Pondok Indah sebelumnya memang merupakan kawasan perumahan warga (Pondok Pinang), wilayah Kelapa Gading sebelumnya justru merupakan wilayah rawa-rawa dan persawahan yang diubah peruntukan-nya.

Bahkan, sebagian warga Jakarta tempo dulu menyebut kawasan Kelapa Gading sebagai kawasan 'Rumah Air', karena model datarannya itu mirip dengan wilayah sejenisnya seperti Rawa Belong, (Menteng) Rawa Panjang, Rawa Sari, Rawa Jati, dan sebagainya.

"Dulu di sana itu cuma ada rawa, kemudian diuruk dengan tata ruang yang kurang lengkap," ujar Yayat.

Menurut sejarah, nama Kelapa Gading itu sendiri sebagai sebuah nama kawasan, diambil dari nama pohon-pohon kelapa yang tumbuh di daerah rawa dan persawahan itu. Jenis tanaman kelapa yang tumbuh di wilayah ini diketahui merupakan varietas kelapa dengan nama Latin 'cocos nudfera var ebunea'. Ciri-ciri pohon kelapa ini antara lain adalah pohonnya yang tidak terlalu tinggi, besar batangnya sedang, buahnya relatif kecil, dan warnanya kuning gading. Maka dari itulah kawasan ini akhirnya dinamakan dengan nama Kelapa Gading.

Bahkan hingga saat ini, jenis pohon kelapa yang sama dengan yang tumbuh di rawa-rawa dan sawah warga itu, ternyata masih dilestarikan dengan ditanam kembali di sepanjang pinggir jalan, yang menuju Mal Kepala Gading. "Karena memang dari dulu banyak pohon kelapa gadingnya," ujar Yayat.

Hampir serupa dengan kawasan Kelapa Gading yang sebelumnya merupakan kawasan rawa dan persawahan, kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK). Kawasan yang saat ini menjadi salah satu pemukiman mewah di utara Jakarta itu dulunya merupakan konservasi hutan bakau. Selain itu, kawasan tersebut juga ditetapkan sebagai Lapangan Dengan Tujuan Istimewa (LDTI) di bawah Direktorat jenderal Kehutanan.

Beberapa literasi menyebutkan jika tahun 1982 merupakan awal mula pengembangan kawasan ini. Sejak saat itu lah, mulai dibangun pemukiman, kondominium, pusat bisnis, rekreasi dan lapangan golf. Sejak saat itu, pengembangan kawasan PIK ini kemudian terus digenjot oleh para pengembang. Apalagi pada tahun 1985, wilayah dekat dengan daerah itu juga sedang dibangun Bandara International Soekarno-Hatta. Hal inilah yang dalam dunia bisnis properti dipahami sebagai bentuk penerawangan sebuah kawasan, terkait aspek pembangunan infrastruktur di sekitarnya.

(mdk/arb)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Warga Jakarta Mulai Padati Kawasan Bundaran HI jelang Perayaan Tahun Baru

Warga Jakarta Mulai Padati Kawasan Bundaran HI jelang Perayaan Tahun Baru

Pemprov DKI Jakarta bakal menggelar perayaan malam tahun baru menuju 2024 di kawasan Bundaran HI

Baca Selengkapnya
Begini Sejarah Lengkap Pemindahan Ibu Kota Negara dari Jakarta, Digagas Era Soekarno dan Soeharto

Begini Sejarah Lengkap Pemindahan Ibu Kota Negara dari Jakarta, Digagas Era Soekarno dan Soeharto

Rencana untuk memindahkan ibu kota negara dari Jakarta tersebut urung terwujud di era Presiden Soekarno.

Baca Selengkapnya
Fakta Menarik Cakung, Wilayah Bersejarah di Jakarta Timur yang Kini Jadi Kawasan Industri

Fakta Menarik Cakung, Wilayah Bersejarah di Jakarta Timur yang Kini Jadi Kawasan Industri

Di balik hingar bingarnya, Cakung menyimpan banyak kisah unik yang jarang diketahui.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Sejarah Padang Mangateh, Peternakan Tertua dan Terbesar di Sumatra Barat Warisan Kolonial

Sejarah Padang Mangateh, Peternakan Tertua dan Terbesar di Sumatra Barat Warisan Kolonial

Sebuah daerah khusus peternakan ini dikenal mirip seperti padang rumput yang berada di Selandia Baru dan didirikan langsung oleh Pemerintah Hinda Belanda.

Baca Selengkapnya
Ridwan Kamil Sebut Jakarta Tak Pernah Didesain untuk Jadi Ibu Kota Negara, Dipilih karena Terpaksa

Ridwan Kamil Sebut Jakarta Tak Pernah Didesain untuk Jadi Ibu Kota Negara, Dipilih karena Terpaksa

Kebijakan untuk memindahkan ibu kota negara dari Jakarta sudah ada sejak zaman kolonial Belanda.

Baca Selengkapnya
10 Kota Tertua di Indonesia Menurut Sejarah, Ada yang Usianya Ribuan Tahun

10 Kota Tertua di Indonesia Menurut Sejarah, Ada yang Usianya Ribuan Tahun

Menurut buku Badan Pusat Statistik (2010) Indonesia memiliki sejarah panjang yang mencakup periode sebelum kemerdekaan. Terutama beberapa kota tertua.

Baca Selengkapnya
Kota Semarang Dulunya adalah Lautan, Begini Sejarahnya

Kota Semarang Dulunya adalah Lautan, Begini Sejarahnya

Wilayah Kelenteng Sam Poo Kong dulunya berada di pinggir laut. Kini jaraknya sekitar 7 km dari bibir pantai

Baca Selengkapnya
Sektor Perdagangan Jadi Tumpuan Warga Bertahan Hidup di Jakarta, Begini Penjelasannya

Sektor Perdagangan Jadi Tumpuan Warga Bertahan Hidup di Jakarta, Begini Penjelasannya

Sektor perdagangan besar dan eceran mampu menyerap hampir seperempat masyarakat Jakarta bekerja.

Baca Selengkapnya
Wali Kota Balikpapan Anggap Membangun IKN Lebih Realistis daripada Buat 40 Kota Setara Jakarta

Wali Kota Balikpapan Anggap Membangun IKN Lebih Realistis daripada Buat 40 Kota Setara Jakarta

Dia juga menyoroti keberanian Gibran sebagai sosok pemuda yang ingin menghadirkan perubahan di Indonesia.

Baca Selengkapnya