Serunya Kegiatan Siswa Berkebutuhan Khusus di Banyumas Membuat Karya Seni, Asah Kemandirian Demi Masa Depan Cerah
Kegiatan diadakan guna mengasah keterampilan mereka yang akan berguna untuk terjun di dunia kerja.
Kegiatan diadakan guna mengasah keterampilan mereka yang akan berguna untuk terjun di dunia kerja.
Anak Berkebutuhan Khusus merupakan kelompok rentan yang butuh metode pendidikan yang berbeda untuk mendorong mereka berkembang. Walau banyak kekurangan, bukan berarti mereka tidak bisa mengembangkan potensi yang mereka miliki.
Di GOR Satria Banyumas, ratusan anak berkebutuhan khusus dari Kabupaten Banyumas dan Cilacap mengikuti lomba karya seni. Ragam karya seni mulai dari lukisan hingga pernak-pernik mereka hasilkan.
Tak memandang keterbatasan fisik, ternyata mereka bisa menghasilkan karya bernilai seni tinggi.
“Persiapannya sebenarnya cukup sebentar, tapi prosesnya butuh waktu lama. Tapi anak langsung paham, sehingga mereka bisa menghasilkan karya-karya sesuai dengan yang saya harapkan,” kata Endaryanti, salah seorang guru Sekolah Luar Biasa (SLB) yang siswa-siswanya mengikuti lomba karya seni itu, dikutip dari kanal YouTube Liputan6 pada Senin (6/5).
Festival karya seni itu sendiri diselenggarakan pada Selasa (30/4). Dalam festival itu, para siswa difabel diberikan kebebasan untuk memilih jenis dan seperti apa karya seni yang mereka hasilkan. Lalu dengan tangan terampil mereka menghasilkan sebuah karya seni yang indah dan cantik.
kata Ari Nugroho, salah seorang juri lomba, dikutip dari kanal YouTube Liputan6 pada Senin (6/5).
Dilansir dari kanal YouTube Liputan6 pada Senin (6/5), kegiatan lomba itu diadakan untuk menggali bakat dan potensi anak berkebutuhan khusus dengan harapan mereka mampu mandiri dan terampil hingga bisa berkembang dengan bakat yang mereka miliki.
“Kegiatan ini pada dasarnya diarahkan menuju kemandirian siswa. Pada akhirnya mereka bisa mandiri dan diterima kembali di masyarakat. Tentunya kita berharap mereka bisa mendapatkan lapangan kerja sesuai dengan potensi yang dimiliki masing-masing,” terang Netti Lestari selaku koordinator lomba.
Ada 120 siswa berkebutuhan khusus yang turut serta dalam festival kesenian ini. pemenang lomba akan mewakili wilayah kabupaten masing-masing untuk berlomba di tingkat Provinsi Jawa Tengah.
Mereka tampil begitu memukau bak seorang petugas Paskibraka.
Baca SelengkapnyaPerguruan tinggi dinilai mampu mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dihasilkan dari penelitian untuk memberikan manfaat langsung.
Baca SelengkapnyaKurikulum baru nantinya akan membuat siswa lebih sibuk melakukan kegiatan kemanusiaan.
Baca SelengkapnyaKetujuh pelajar itu dibariskan kepala sekolah lantaran mereka membuat masalah saat magang di kantor camat.
Baca SelengkapnyaDosen memiliki caranya sendiri untuk melatih mahasiswanya agar bisa berpidato dengan lancar.
Baca SelengkapnyaSetiap hari anak-anak di kampung ini harus bertaruh nyawa untuk menuju sekolah menggunakan rakit, lantaran tak ada akses jembatan.
Baca SelengkapnyaSelama menjalani kehidupan yang keras di Jakarta, Pak Beno belajar arti penting dari pantang menyerah.
Baca SelengkapnyaPendidikan budi pekertimerupakan suatu hal yang penting untuk disampaikan dan diajarkan kepada anak.
Baca SelengkapnyaKonsistensi Pemkab Banyuwangi dalam pelestarian bahasa daerah, yakni Bahasa Using mendapat apresiasi positif.
Baca Selengkapnya