Mencicipi Nasi Kropokhan, Kuliner Khas Raja-Raja Demak yang Kini Mulai Langka

Merdeka.com - Pada masa jayanya, Demak merupakan kerajaan yang besar. Raja-rajanya terkenal pemberani. Di era ini penyebaran Islam di tanah Jawa dilakukan secara gencar oleh para Wali Songo di wilayah yang menjadi bagian dari kerajaan ini.

Di balik besarnya nama Kerajaan Demak, ternyata para rajanya punya makanan favorit. Makanan itu bernama nasi kropokhan. Kini kuliner itu mulai langka dan sulit ditemui bahkan di daerah asalnya.

Lalu seperti apa bentuk dari makanan itu? Bagaimana pula rasanya? Berikut selengkapnya:

Makanan Raja Demak

©2022 Merdeka.com

Dilansir dari Wikipedia, Nasi Kropokhan merupakan makanan kesukaan Raja Demak. Makanan ini merupakan olahan dari daging kerbau dan labu putih. Kuahnya terbuat dari santan warna kuning. Makanan ini biasanya disantap dengan nasi putih.

Selain menggunakan bumbu-bumbu rempah, rasa nasi kropokhan menjadi lebih sedap dengan disertai beberapa helai daun kedondong. Tak hanya menimbulkan rasa asam, daun kedondong juga dipercaya bisa menggerus kolesterol dari daging dan santan. Cabai yang digunakan pada kuliner ini juga masih utuh.

Rasa Nasi Kropokhan

©YouTube/Liputan6 SCTV

Cita rasa gurih, pedas, dan asam yang berpadu jadi satu di makanan nasi kropokhan terasa segar di lidah. Tak hanya itu, olahan daging kerbaunya juga terasa empuk.

“Enak banget, yang saya tahu ini kan makanan khas Demak ya. Dulunya makanan ini disukai raja-raja Demak. Makanya saya penasaran, terus saya coba deh,” kata Nadia Qurotta’yun, salah seorang penikmat makanan nasi kropokhan dikutip dari kanal YouTube Fokus Indosiar yang tayang pada 19 Maret 2022.

Nasi Kropokhan di Era Kerajaan Demak

©YouTube/Liputan6 SCTV

Dipilihnya daging kerbau tidak terlepas dari sejarah Demak masa lalu yang melekat dengan budaya Hindu yang pantang mengonsumsi daging sapi. Pada masa itu, raja Demak hanya memakan bagian daging pada hidangan itu. Sementara untuk jeroan dan bagian lainnya disisakan untuk bawahan-bawahan raja.

“Kita berkesempatan untuk mencari tahu dari warga Demak yang masih melestarikan nasi kropokhan. Jadi kita juga mengadopsi dari budaya yang ada di sini, kemudian kita kombinasikan dengan menu di sini untuk bisa disajikan di sini,” kata Ayatulloh, juru masak nasi kropokhan pada salah satu restoran di Demak, dikutip dari YouTube Liputan6 pada Selasa (12/4).

Makin Langka

©YouTube/BETA TV

Di Demak, keberadaan makanan nasi kropokhan sendiri sudah terbilang langka. Hanya beberapa warung makan saja yang menjual kuliner itu di pinggiran jalan.

Salah satunya adalah warung makan milik Sutomo Yunita. Ia mengaku mendapatkan resep nasi kropokhan dari kakek-nenek pendahulunya.

“Kan kalau di sini kalau ada manten, ada acara sunatan, mereka pasti mengeluarkan menu nasi kropokhan ini. Kalau di desa-desa namanya sego mbecek. Kalau zaman dulu malah dikasih alas daun jati,” kata Sutomo dikutip dari kanal YouTube BETA TV.