Kisah Hidup Sofia WD, Artis Legendaris yang Pernah jadi Pejuang Kemerdekaan
Kariernya sebagai pemain film dan sutradara begitu cemerlang.
Kariernya sebagai pemain film dan sutradara begitu cemerlang.
Kemerdekaan Indonesia diperjuangkan dengan cucuran darah para pejuang. Mereka memiliki tugas masing-masing, salah satunya sebagai pasukan mata-mata atau yang dikenal dengan intelijen.
Salah satu pejuang itu adalah Sofia. Saat perang revolusi, ia berjuang bersama sang suami, Eddy Endang. Namun di tengah perjuangan itu, sang suami diculik dan dibunuh oleh kelompok DI/TII.
Sofia sangat terpukul atas kematian suaminya. Kemudian dengan menyamar sebagai istri seorang tukang minyak tanah, ia masuk ke Kota Bandung bersama anak-anaknya. Di sana membuka warung nasi kecil-kecilan.
Setelah kematian sang suami, Sofia keluar dari dinas kemiliteran dan fokus pada bisnis warung makan. Saat itu Sofia sempat dekat dengan seorang perwira angkatan udara bernama Wagino Dachrin Mochtar atau dikenal WD Mochtar.
Namun kedekatan itu tak berlanjut karena ia masih terbayang atas kematian suaminya. Belum lagi kondisi revolusi yang serba tak menentu pada saat itu.
Suatu hari warung nasi Sofia didatangi oleh kru rombongan kelompok pementasan sandiwara Fifi Young. Setelah makan di warung tersebut, para kru ternyata merasa cocok dan makan di situ selama pentas di Bandung. Tak disangka, suami Fifi Young, Njoo Cheong Seng, mengajak Sofia untuk ikut berakting bersama perusahaannya. Sofia menerima tawaran tersebut dan berangkat ke Jakarta. Selama tinggal di Jakarta, Sofia dua kali ikut menjadi pemain sandiwara. Dari sinilah kariernya melejit. Ia banyak dilirik untuk membintangi film. Ia kemudian membintangi film pertamanya yang berjudul “Air Mata Mengalir di Citarum”.
Saat film ini tayang, banyak teman Sofia yang bangga sekaligus terharu. Apalagi jalan cerita film tersebut mirip sekali dengan kisah hidup Sofia dan suaminya dulu, Eddy Endang. Sejak saat itu nama Sofia makin berkibar di dunia perfilman. Namanya semakin melejit setelah ia diperistri oleh Eswaldi, lelaki Indo-Jerman yang berprofesi sebagai sutradara sekaligus pelawak.
Karier Sofia di dunia perfilman begitu moncer. Ia sukses membintangi ratusan judul film. Bahkan ia juga kemudian menjadi sutradara dan pimpinan produksi.
Film pertama yang ia sutradarai berjudul “Badai Selatan” pada tahun 1960. Film ini mendapat penghargaan khusus pada ajang Festival Film Berlin tahun 1963. Selain itu, film ini juga mempertemukan kembali Sofia dengan WD Mochtar. Namun saat itu hubungan keduanya tak lebih dari sekedar sahabat dan mitra kerja saja.
Tahun 1962 Eswaldi meninggal dunia. Setahun kemudian WD Mochtar melamar Sofia sebagai istri. Sejak saat itu Sofia menambah nama “WD” di belakang nama aslinya.
Bersama WD Mochtar, Sofia memproduksi film-film laga seperti “Si Bego dari Muara Condet”, “Singa Betina dari Marunda”, dan “Si Bego Menumpas Kucing Hitam”.
Kiprah Sofia WD sebagai sutradara semakin bersinar. Banyak filmnya yang mendapat penghargaan. Salah satunya film “Mutiara dalam Lumpur”. Sofia WD juga ikut berperan dalam film G30S PKI” sebagai pemeran pendukung. Sofia WD meninggal dunia pada 23 Juli 1986 di Rumah Sakit Cikini, Jakarta. Saat itu usianya 62 tahun. Sebagai veteran perang, ia dimakamkan secara militer di TMP Kalibata.
Pemain legendaris Timnas Indonesia yang berposisi sebagai sayap ini dikenal dengan kelincahannya mengolah si kulit bundar saat berada di lapangan hijau.
Baca SelengkapnyaSalah satu pemain yang dijuluki 'Si Kancil' ini digadang-gadang menjadi sosok penting dalam sejarah sepak bola di Indonesia.
Baca SelengkapnyaMeski hanya berpostur 168 cm, sebagai gelandang ia begitu andal dalam menjaga ritme permainan tim di lapangan.
Baca SelengkapnyaTak ada yang tahu pasti kapan ia meninggal atau sebenarnya ia masih hidup sampai sekarang.
Baca SelengkapnyaSoto ini sudah diwariskan secara turun-temurun sejak zaman mbah buyut dari generasi saat ini
Baca SelengkapnyaSopyan Dado mulai bekerja di dunia hiburan sejak tahun 1986.
Baca SelengkapnyaSenin (8/8) kemarin, Sophia Latjuba genap berusia 53 tahun. Potretnya yang awet muda selalu mencuri perhatian.
Baca SelengkapnyaAtlet catur legendaris Indonesia yang satu ini memiliki gaya bermain yang taktis dan sudah menyabet beberapa gelar skala internasional.
Baca SelengkapnyaTak sedikit dari penggemar yang menanti akting gadis 17 tahunini di dunia perfilman Indonesia.
Baca Selengkapnya